Tuesday, March 25, 2014

Ungkapan Cinta Untuk Anak-Anak “Arnoldo Janssen”

Tepat di hari Jumat, 14 Maret 2014, Penasehat DWP/Dubes LBBP bersama DWP KBRI serta beberapa staff KBRI Buenos Aires melakukan kunjungan rutin tahunan ke Escuela de Educación Especial ¨Arnoldo Janssen¨ yang terletak di Coronel Flores, Rafael Calzada, Propinsi Buenos Aires. Sekolah khusus untuk anak-anak berkebutuhan khusus ini menampung setidaknya 74 anak yang berumur mulai dari 6 hingga 17 tahun, berada dibawah Yayasan Arnoldus Janssen yang berdiri sejak tahun 1977. Kegiatan operasional sekolah ini sebagian besar dibiayai dari sumbangan yang diberikan oleh donatur-donatur tetap dan asuransi setiap murid, sedangkan gaji untuk seluruh tenaga pengajar disubsidi oleh pemerintah daerah.

Setelah kurang lebih satu setengah jam perjalanan menuju ke tempat istimewa ini, kami pun akhirnya tiba tepat pada pukul 11.00 waktu setempat. Sambutan hangat dari para suster yang menjadi pengurus Yayasan seketika menghilangkan penat yang dirasakan sepanjang perjalanan. Sejumlah suster terlihat akrab satu sama lain dengan anggota rombongan,

Memasuki lobi utama, semilir angin sejuk turut menyambut kedatangan rombongan. Tak berapa lama hujanpun turun menambah kesejukan cuaca pada hari itu.  Rimbunnya pepohonan menyatu dengan keindahan desain bangunan sekolah.  Luasnya ruangan ikut menambah kenyamanan setiap insan yang  hadir pada saat itu. Dari sela-sela terali jendela, nampak terlihat taman bermain anak yang hijau dan cukup luas. Pengalaman yang sulit dilupakan sejak mula kaki melangkah ditempat yang indah ini. Namun, hati kecil kami mulai bertanya, dimanakah gerangan anak-anak yang akan kami kunjungi itu berada? Pertanyaan tersebut terpaksa disimpan dulu. 

Para suster membawa kami ke lobby belakang gedung, dan detik itu pula ketika kaki kami melangkah memasuki ruangan, pertanyaan yang semula tertahan akhirnya terjawab. Speechless rasanya…melihat anak-anak kecil yang terlihat begitu istimewa karena keadaannya tersebut duduk rapi mengenakan baju berwarna merah dan biru menyambut kedatangan kami dengan rona muka yang begitu bahagia. Disampingnya, terlihat beberapa guru duduk mendampingi. Binar mata mereka jelas menunjukkan kebahagiaan. Acara dimulai dengan persembahan lagu dari para murid. Suasana semakin hangat seiring dengan keasyikan kami bertepuk tangan bersama para murid dan pengurus yayasan. Tak cukup hanya sampai disitu, kejutan dari para murid dan pengurus Yayasan kembali datang dengan pemberian hasil karya dan buah tangan para murid Arnoldo Janssen kepada Penasehat  DWP/ Duta Besar LBBP RI Buenos Aires, Ibu Nurmala Kartini Sjahrir. Sebuah karya portofolio yang berisikan prakarya tempel dan gambar hasil kerja seluruh anak-anak Arnoldo Janssen menambah keharuan kami yang melihatnya, terlebih lagi Ibu Penasehat yang nampak begitu tersentuh dengan pemberian tersebut. Hmmm…. karya sederhana namun memiliki makna yang demikian indah. Begitu kira-kira yang ada dalam pikiran kami semua.  Kekaguman kami ini rasanya wajar.  Meskipun dalam kondisi yang kurang beruntung, para murid sekolah Arnoldo Janssen tetap mampu menghasilkan sesuatu yang memiliki nilai apresiasi yang tinggi dan menyentuh hati kami semua. 

Dan acara inti pun dimulai yaitu dengan penyerahan tas ransel batik berisi alat sekolah dan goodybag oleh Ibu Penasehat dan DWP KBRI kepada para murid di sekolah itu. Para guru membimbing mereka dengan penuh kesabaran. Mereka berbaris rapi menunggu giliran untuk menerima bingkisan yang diberikan langsung oleh Ibu Penasehat. Satu per satu anak-anak menerima bingkisan yang telah kami siapkan. Pelukan dan Ciuman hangat bertubi tubi di terima Ibu Penasehat. Rasa haru menyelimuti seluruh ruangan. Semua mata tertuju pada anak-anak lucu itu. Hanya Pelukan dan kalimat ¨Muchas Gracias¨yang terdengar saat itu. Tangan-tangan kecil mereka menggapai pelukan hangat yang diberikan oleh Ibu Penasehat. Bukan kali pertama mereka mendapatkan pelukan itu. Pelukan hangat oleh seorang Duta Besar yang memiliki perhatian besar terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan. Kunjungan ini merupakan yang ketiga sejak beliau menjabat sebagai Duta Besar LBBP RI di Buenos Aires. Setiap tahun, kunjungan sosial ini masuk ke dalam agenda Pensosbud KBRI bekerja sama dengan DWP KBRI Buenos Aires. Sungguh suatu kebahagiaan tersendiri melihat ekspresi wajah mereka yang bahagia ketika menerima bingkisan-bingkisan tersebut. Setelah semua anak mendapatkan bingkisan, kami sempat berfoto bersama dengan para pengurus Yayasan dan para suster juga beberapa murid sekolah tersebut. Kemudian para guru membimbing mereka satu persatu untuk masuk ke ruang kelas masing-masing. Tidak lupa mereka melambaikan tangan sebagai salam perpisahan kepada kami semua.

Waktu menunjukkan pukul 12.30 waktu setempat. Rombongan mulai memasuki ruang makan untuk beramah-tamah sembari menikmati santap siang yang sudah tertata rapi dan disiapkan oleh pihak KBRI. Aneka menú masakan Indonesia seperti nasi goreng, telor mata sapi, sop salmon, bihun goreng, bakwan goreng, banana cake, lapis Surabaya dan es krim memanjakan lidah kami semua. Makan siang diakhiri dengan pemberian cendera mata oleh Duta Besar kepada Ketua Yayasan Suster Mariana Barbara Weingartt dan Kepala Sekolah Arnoldo Janssen, señora Mirta fernandez.  Kemudian disusul dengan pemberian bingkisan berupa satu set gelas teh tradisional Argentina yakni maté dan vandel bergambar logo Yayasan Arnoldo Janssen yang diberikan langsung oleh Ketua Yayasan kepada Ibu Penasehat. Dalam kesempatan tersebut, Ibu Penasehat mengucapkan terima kasih atas souvenir yang telah diberikan dari pihak Yayasan dan beliau sekaligus menyampaikan bahwa kegiatan sosial rutin ini akan dilanjutkan oleh DWP KBRI jika beliau kembali ke Indonesia sehubungan dengan akhir masa tugasnya. Dan secara simbolik Ibu Penasehat menyerahkan vandel Arnoldo Janssen kepada Ibu Ira Prihantoro selaku Ketua DWP KBRI sembari berpesan agar kegiatan yang mulia ini dapat diteruskan meskipun beliau tidak lagi berada di Argentina.

Diiringi derai rintik hujan kami diajak untuk mengunjungi biara yang tak jauh jaraknya dari sekolah tersebut. Di biara, kami disambut kembali oleh beberapa suster  dan membawa kami ke ruang makan yang cukup besar di bagian belakang gedung. Kami dipersilahkan untuk duduk di ruang makan dan para suster itu menawarkan secangkir teh atau kopi sebagai merienda sore itu dengan menyuguhkan sekeranjang kecil galletitas sebagai makanan pendamping. Sungguh suatu keramahtamahan yang sangat menyentuh hati bagi kami. Suasana yang cukup dingin diluar karena hujan terasa hangat di dalam ruangan tersebut. Dan waktu pun terus bergulir, tanpa terasa waktunya kami harus kembali ke Capital Federal. Rombongan bergegas meninggalkan biara. Meski langkah kaki terasa berat, tapi kami semua harus melanjutkan aktivitas kami yang lain. Pelukan hangat tanda perpisahan disampaikan. Lambaian tangan dikembangkan seiring perjalanan pulang. Namun kami semua yakin, perpisahan merupakan awal dari pertemuan berikutnya. Semoga tahun depan kegiatan serupa dapat kembali terlaksana dengan lebih baik dan meriah karena jauh didalam lubuk sanubari dan ingatan akan selalu terbayang keindahan tangan-tangan kecil nan mungil yang penuh harap untuk kembali bertemu melepas kerinduan dan berbagi suka cita di Arnoldo Janssen. Semoga…… (SF)
Ucapan Selamat Datang

Bernyanyi bersama anak-anak Arnoldo Janssen


Prakarya tempel karya anak-anak Arnoldo Janssen

Pelukan hangat dari Duta Besar, Ibu Kartini Nurmala Sjahrir



ANak-anak berbaris rapi 

Kebahagiaan tergambar jelas dari wajah mereka

Ibu Kartini Nurmala Sjahrir bermain dengan salah satu anak

Pelukan hangat tanda kasih



Jamuan santap siang


Ibu Duta Besar menerima hadiah dari Ketua Yayasan Arnoldo Janssen

Penyerahan Vendel Arnoldo Janssen kepada Ketua DWP KBRI Buenos Aires

Friday, March 14, 2014

Misión Cultural de Indonesia en Uruguay

Merupakan suatu kebanggaan tersendiri bahwa pada tanggal 25 Februari 2014 yang lalu Fungsi Pensosbud KBRI Buenos Aires telah berhasil menyelenggarakan misi kebudayaan Indonesia di salah satu negara akreditasi Uruguay. Acara diselenggarakan di suatu teater kebanggaan masyarakat setempat bernama Teatro Solis di ibu kota MontevideoMisi ini tidak hanya menampilkan kegiatan seni dan budaya semata tetapi juga memperkenalkan kelezatan dan keanekaragaman kuliner Nusantara. Rangkaian kegiatan ini merupakan yang perdana diselenggarakan di Uruguay oleh KBRI Buenos Aires dalam rangka memperkenalkan kebudayaan dan kuliner Indonesia di negara tersebut.

Rangkaian pertunjukan diawali dengan penampilan tarian “Condong” dilanjutkan oleh persembahan musik tradisional gamelan yang berkolaborasi dengan alat musik tabuh dari tim kesenian “Sang Bagaskara” KBRI.  Sebagai acara puncak  juga menampilkan pagelaran wayang kulit dari grup “Cakraningrat” yang telah didatangkan langsung dari Indonesia atas kerjasama Pensosbud KBRI dengan Direktorat Internalisasi Nilai dan Diplomasi Budaya, Direktorat Jendral Kebudayaan-Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Pagelaran wayang kulit berdurasi 60 menit tersebut mengetengahkan epik Ramayana episode Brubuh Ngalengka (Rahwana gugur). Pentas seni Indonesia di teater megah milik pemerintah kota Montevideo tersebut dibuka untuk umum. Seluruh pertunjukan pada malam itu berjalan  cukup meriah dan mendapat sambutan hangat dari sejumlah penonton yang hampir padat memenuhi salon Teatro Solis yang berkapastias 1100 pengunjung tersebut.

Sebagai bagian dari kegiatan terpadu ini, secara paralel pada jam yang bersamaan juga telah diadakan malam kuliner Indonesia di restaurant Rara Avis yang merupakan bagian dari Teatro Solis itu sendiri. Persembahan kuliner Indonesia ini telah berlangsung cukup menarik atas kerjasama antara Chef dari kedua belah pihak. Dua orang Chef yaitu Chef Rudi Henryadi dan Chef Taofiq Ismail merupakan Chef andalan KBRI yang sudah tidak diragukan lagi kehandalannya. Adapun menu yang dihidangkan adalah risoles, martabak asin, sate ayam plus ketupat, soto ayam, rendang, gado-gado, oseng tempe, nasi goreng, ayam panggang dan pisang goreng.

DWP KBRI turut berperan aktif dalam mensukseskan kegiatan ini, diantaranya dalam persiapan penyediaan bumbu-bumbu masakan dalam rangka acara kuliner, mendekorasi ruangan untuk menampilkan nuansa Indonesia di restaurant Rara Avis serta menyiapkan food carving dari sayur dan buah-buahan. Dan sebagai bagian dari misi promosi kuliner, DWP KBRI juga mendistribusikan buku resep “Sabores de Indonesia” kepada para tamu yang menikmati hidangan Indonesia pada malam itu.

Dengan terselenggaranya acara ini diharapkan seni budaya Indonesia semakin dikenal oleh masyarakat Uruguay sehingga meningkatkan ketertarikan para wisatawan berkunjung ke Indonesia guna menjembatani hubungan antar masyarakat kedua negara dalam rangka mendobrak pasar non-tradisional Amerika Latin.

Puji syukur kami panjatkan akhirnya rangkaian kegiatan seni, budaya dan kuliner Indonesia di kota Montevideo - Uruguay dapat berjalan lancar dan sukses. Hasil jerih payah dan kerja keras telah membuahkan hasil yang menggembirakan. Semua tidak terlepas dari kerjasama yang baik dari semua pihak. Bravo Indonesia ! (IL)