Friday, April 20, 2007

ISTANA SANS SOUCI



Pernah lihat film Evita yang menceritakan tokoh simpatik Evita Peron dari Argentina? Beliau wafat dalam usia muda, 33 tahun, namun dalam hidupnya sempat memperjuangkan hak-hak perempuan dan memperhatikan anak - anak agar mereka menjadi lebih maju. Tokoh Evita Peron di tayangkan dalam film dan salah satu tempat pengambilan film adalah Istana Sans Souci. Yang paling mudah dikenang adalah ketika penampilan Presiden Juan Domingo Peron menggendong isterinya yang sudah lemah, naik ke tangga menuju balkon.

Sekarang bisa dilihat dengan nyata karena tempat itu adalah bagian dalam dari Istana Sans Souci. Dengan ijin Keluarga Durini jika beruntung orang dapat melihat seluruh bagian dalamnya. Kesempatan itu diterima oleh keluarga besar KBRI ketika mereka mengundang dalam rangka perpisahan untuk Bapak Rahmadi Utomo dan keluarga yang sudah dikenalnya sejak tahun 1994 ketika salah satu anak, Maria Sol, dan menantunya, Miguel Nougues keduanya bertugas sebagai diplomat di Kedutaan Besar Argentina di Jakarta. Undangan hari Minggu tanggal 15 April 2007 itu terutama juga dalam rangka menyambut kedatangan Duta Besar R.I. , Bapak Sunten Z. Manurung beserta Ibu Herawaty. Bapak Duta Besar juga telah saling mengenal Maria Sol Durini de Nougues ketika mereka di Jakarta.

Putri dan menantu keluarga Durini adalah dua diplomat suami isteri Argentina, Maria Sol dan Miguel Nougues yang bertugas di Jakarta tahun 1994 yang menangani bidang politik dan bidang pensosbud. Dalam masa tahun 1994 – 1998 orangtuanya dan keluarga mereka berkunjung setiap tahun ke Indonesia dan diantaranya sudah ke pulau Jawa, Bali, Sumatera dan Sulawesi dan sekitarnya.

Karena mencintai Indonesia mereka membawa pulang berbagai koleksi cinderamata, perabotan serta “furniture” Indonesia. Kini, dalam kegiatan di Istana Sans Souci, kadang-kadang mereka memakai “alat musik gong” untuk membuka acara yang seringkali dilakukan disana. Memang Istana Sans Souci juga dapat disewa untuk kegiatan “hajatan” misalnya pernikahan, atau memamerkan suatu karya seni.

Di Buenos Aires hanya ada 3 Istana yang serupa. Pertama adalah “Museo de Arte Decorativo”, sebuah museum yang dimiliki oleh pemerintah Argentina yang menyimpan benda seni klasik terletak di Capital Federal Buenos Aires. Kedua, adalah Wisma Duta Besar Amerika Serikat di Argentina juga terletak di pusat kota Capital Federal. Sedangkan Istana Sans Souci terletak di pinggir kota (dekat Tigre dimana juga terletak Complejo/Rumah Minahasa) sehingga mempunyai cukup taman dan pepohonan yang sesuai dengan kemegahan istana tersebut.

Setelah Bapak Durini wafat maka isteri dan anak-anaknya membentuk sebuah Yayasan yang bergerak di bidang sosial dan ilmu pengetahuan. Seluruh anggota keluarga menjadi pengurus bersama teman dekat mereka. Peluncuran Yayasan Durini bulan Desember 2003 dengan pertunjukan Orkes Simfoni serta promosi minuman anggur, kebanggaan Argentina, dan yang berikutnya tahun 2006 dengan pameran alat minum tradisional “Mate” yang dikumpulkan dari Argentina hingga Checko dan Slovakia. Rencana berikutnya mereka berniat untuk menggelar koleksi benda seni budaya dan diantaranya bermaksud untuk bekerjasama dengan KBRI Buenos Aires serta Dharma Wanita Persatuan. Kita beruntung bahwa dari 190 negara di dunia ternyata Indonesia menjadi salah satu pilihan yang mendapat tempat yang khusus di Istana Sans Souci.