Monday, February 05, 2007

10 Taktik Cara Berkomunikasi Dengan Anak


Berikut 10 cara sederhana yang dapat Anda terapkan untuk memulai obrolan, membuat anak mau mendengar perkataan Anda, dan menceritakan pengalamannya.



1. Jadi pendengar yang baik

Bila anak ingin menceritakan sesuatu hal, hentikan kegiatan yang sedang Anda lakukan saat itu. Jika tidak, anak akan merasa tak dipedulikan dan mengangggap Anda tak punya waktu untuknya. Hindari pula memotong pembicaraannya. Biarkan anak mengungkapkan perasaan marah, ketakutan, kegembiraannya, atau sekadar berkomentar. Di lain waktu, giliran anak yang mendengarkan perkataan Anda dan tidak ada salahnya Anda curhat tentang topik yang sesuai untuk usianya. Menjadi pendengar yang baik serta perhatian yang Anda berikan merupakan pemberian yang terbaik bagi anak-anak.

Berikut ini contoh kata-kata yang memperlihatkan pad anak betapa Anda serius mendengarkan apa yang dikatakan atau diceritakannya:
* Oya, lalu?
* Mama mengerti.
* Wow!
* Wah, hebat sekali!
* Ya, Mama mengerti perasaan kamu.
* Teruskan uneg-uneg kamu, keluarkan apa yang kamu pendam.

2. Dua arah
Bila berbicara pada anak, beri mereka pilihan, bila memungkinkan. Biarkan mereka merasa sedang mengobrol dengan Anda, bukan sedang diatur. Ciptakan komunikasi dua arah, bukan komunikasi satu arah, dan bukan sikap mendikte.

3. Tenang, jujur
Hindari mengucapkan kata-kata yang tidak pantas sebagai ungkapan rasa marah dan frustrasi. Anak akan belajar menjadi pendengar yang baik dan percaya pada apa yang Anda katakan bila Anda berbicara dengan benar, jujur, dan tenang. Rasa percaya dan menghormati datang dari kejujuran dan ketulusan. Bila Anda tidak bersungguh-sungguh, jangan katakan hal yang tidak perlu Anda katakan.

4. Beri dukungan
Bila anak mempercayakan ceritanya pada Anda, mereka harus merasa lega, terinspirasi, merasakan dukungan Anda, dan bersemangat. Jangan buat mereka merasa bersalah atau kecewa. Bila anak datang kepada Anda dan menceritakan masalah yang dihadapinya, dengarkan dengan penuh perhatian dan beri dukungan melalui kata-kata semisal:
* Mama yakin kamu dapat mengatasinya.
* Setiap masalah pasti ada jalan keluarnya, termasuk masalah yang kamu hadapi.
* Pikirkan lagi matang-matang. Kamu harus betul-betul memahaminya.
* Mama ada di sini untuk membantumu.
* Mama pun dulu pernah mengalaminya waktu Mama seusia kamu.

5. Tempatkan diri
Usahakan untuk melepaskan atribut sebagai orangtua saat mendengarkan curhat anak dan cobalah menempatkan diri pada posisi anak. Pikir dan rasakan betapa sulitnya bagi anak untuk mengutarakan masalah yang dihadapinya dan pikirkan matang-matang sebelum memberi reaksi atau komentar.

6. Hindari hujanan pertanyaan
Usahakan agar tidak menguasai pembicaraan. Bila anak curhat dan merasa Anda terlalu cerewet atau kecewa dengan ceritanya, kemungkinan di lain waktu bila dia memiliki masalah, anak kapok menceritakannya ke Anda. Sebagai orangtua, tentu ada saatnya di mana harus membahas permasalahan yang dihadapi anak. Pastikan Anda membahas masalahnya dan tidak kmelenceng dari itu.

7. Tindaklanjuti
Usai ia curhat, tindaklanjuti. Hal ini akan membuat anak yakin, Anda peduli akan kesulitannya, mau membantu, sekaligus memberi kesempatan pada Anda untuk masuk ke dalam dunianya.

8. Luangkan waktu
Orangtua yang sibuk tidak selalu merupakan orangtua yang buruk. Lakukan segala sesuatu secara spontan, seperti pergi menonton bioskop ataupun berolahraga bersama. Tetap luangkan waktu, sedikit apa pun, untuk buah hati tercinta.

9. Minta maaf bila salah
Bila Anda mengatakan atau melakukan sesuatu yang mungkin tidak seharusnya dikatakan/dilakukan, jangan ragu atau malu meminta maaf pada anak. Akui bahwa Anda pun hanya manusia biasa yang bisa melakukan kesalahan.

10. Cintai buah hati
Katakan pada anak (tanpa pernah merasa bosan), betapa Anda mencintainya dan tunjukkan lewat perlakuan yang penuh kasih. Beri ia perhatian, persis seperti saat ia masih bayi yang belum bisa apa-apa. Perlihatkan padanya, bagi Anda tidak ada yang lebih penting selain berada bersamanya.


Sumber Tabloid Nova