Friday, May 08, 2009

Meneruskan Cita-cita Pahlawan Pendidikan

Setiap kali memperingati Hari Pendidikan Nasional, akan selalu dikenang seorang tokoh nasional yang sangat berjasa dalam pembangunan pendidikan nasional, yaitu Ki Hadjar Dewantara. Beliau adalah pelopor pendidikan bagi bangsa Indonesia yang telah berjuang dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia.

Seiring dengan tuntutan kebutuhan masyarakat serta kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni (ipteks) maka terjadi persaingan antarbangsa yang sangat ketat dalam era globalisasi ini. Kehidupan terus berubah dengan cepat, bangsa Indonesia berpacu dalam upaya meningkatkan kemampuan anak bangsa. Pendidikan merupakan kunci utama dalam menghasilkan sumber daya manusia unggul, yang mampu menguasai ipteks dalam mewujudkan masyarakat yang maju dan beradab berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.


Demikian antara lain diutarakan oleh Bapak Dubes SZ Manurung yang membacakan Sambutan Menteri Pendidikan Nasional Prof. Dr. Bambang Sudibyo MBA. di hadapan seluruh hadirin yaitu seluruh Staf KBRI dan Keluarga pada Upacara Hari Pendidikan Nasional di KBRI Buenos Aires tanggal 2 Mei 2009 yang lalu. Ke depan, kita semua diajak untuk terus meningkatkan pembangunan pendidikan nasional sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan tuntutan zaman.

Sejalan dengan pesan bahwa Bahasa Indonesia harus tetap menjadi Bahasa Pengantar Pendidikan Nasional, maka saat ini hadir di Buenos Aires 2 (dua) orang Guru yang akan mengajar Bahasa Indonesia di UCA (Universidad Catolica Argentina). Bapak Minto Hardjono dan Bapak Waridin, dikirim oleh Depdiknas untuk merealisasikan hubungan kerja sama dalam bidang pendidikan antara Indonesia dan Argentina.

Akhirnya marilah kita jadikan peringatan Hardiknas tahun 2009 ini sebagai semangat untuk terus membangun peradaban bangsa Indonesia sehingga menjadi bangsa yang berbudaya, cerdas, bermutu dan mampu bersaing dalam kancah pergaulan internasional. Mari kita teruskan cita-cita para pahlawan pendidikan untuk menyongsong masa depan bangsa yang gemilang.