Monday, November 12, 2007

“ Peringatan Hari Pahlawan ke 62“

Bangsa yang besar adalah bangsa yang mau menghargai jasa dan pengorbanan para pahlawannya “ . ungkapan tersebut mengandung makna yang dalam bagi suatu bangsa yang pernah mengalami masa-masa pahit, sulit dan pengorbanan dalam merebut suatu kemerdekaan. Tak terkecuali bagi bangsa dan warga negara indonesia yang berada di belahan selatan benua amerika, Buenos Aires – Argentina yang pada tanggal 12 Nopember 2007 turut ikut mengambil peran dalam pelaksanaan upacara Bendera memperingati Hari Pahlawan 10 November 2007, sebagai salah satu bentuk penghargaan atas jasa dan pengorbanan para pahlawan/pejuang pendahulu kita.

Dubes LBBP RI, Sunten Z. Manurung selaku pembina upacara membacakan sambutan Menteri Sosial RI yang pada intinya adalah : “Peristiwa 10 November 1945 di Surabaya adalah suatu peristiwa heroik yang melibatkan seluruh elemen masyarakat dan menimbulkan banyak korban jiwa berjatuhan di kalangan rakyat, baik tua, muda, pria-wanita, pejuang terlatih maupun rakyat biasa yang dengan tekad kuat dan semangat membara maju ke medan perang dengan pantang menyerah, tampa pamrih, percaya kepada kemampuan sendiri untuk menghadapi gempuran bangsa asing yang ingin mengembalikan kekuasaannya di Indonesia. Semangat dan wawasan kepahlawanan tersebut, wajib kita hayati dan dapat menjadi inspirasi memacu dan memicu bagi kita di dalam mengisi kemerdekaan ini demi mewujudkan masyarakat sejahtera.

Ada seribu, mungkin sejuta pesan dari para pahlawan yang belum terungkap oleh kita. Namun ada sekelumit beberapa contoh pesan pahlawan yang bermakna untuk generasi bangsa Indonesia yang sudah merdeka ini sbb :

Untuk keamanan dan kasantausaan jiwa, kita harus mendekatkan diri kepada Tuhan Y.ME. Orang yang mendekatkan diri lepada Tuhan tidak akan terperosok hidupnya, dan tidak akan takut menghadapi cobaan hidup, karena Tuhan selalu menuntun dan melimpahkan anugerah yang tidak ternilai harganya”. (Pahlawan Nasional Nyi Ageng Serang).

Kita yang berjuang jangan sekali-kali mengharapkan pangkat, kedudukan ataupun gaji yang tinggi”. (Pahlawan Nasional Supriyadi).

Cita-cita persatuan Indonesia itu bukan omong kosong, tetapi benar-benar didukung oleh kekuatan-kekuatan yang timbul pada akar sejarah bangsa kita sendiri ”. (Pahlawan Nasional Prof. Moh. Yamin, SH).

Jika orang lain bisa, saya juga bisa, mengapa pemuda pemuda kita tidak bisa, jika memang mau berjuang ”. (Pahlawan Nasional Abdul Muis).

Dengan rasa ikhlas dari lubuk hati yang dalam, kami memohon kehadirat-Mu Ya Tuhan, semoga Engkau berkenan mengampuni dosa-dosa para pahlawan pendahulu kami dan berkenan pula menerima dharma bhakti mereka sebagai pengabdian yang tertinggi dan Engkau masukkan mereka sebagai syuhada bangsa yang ikhlas berkorban. Amin.-

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home