Tuesday, October 18, 2011

MATE: Bukan Penawar Dahaga Biasa

Minum mate (baca: mah-tay) lebih menjadi sebuah ritual sosial, dan bukan sekedar untuk menawar dahaga saja. Masyarakat Argentina sudah menganggap budaya minum mate ini sebagai bagian dari kehidupan mereka. Hidup, tak lengkap, tanpa mate. Walau berbeda karakter, namun mate ini bisa mengalahkan popularitas softdrink bahkan kopi.

Minuman tradisional khas Argentina ini dikenal sebagai minuman untuk berbagi atau minuman persahabatan. Diminum secara bareng-bareng dan bisa dilakukan hampir dimana saja. Apabila Anda sedang berkunjung ke Buenos Aires, Anda akan melihat orang-orang membawa termos berisi air panas untuk minum mate, mulai dari pinggir jalan, di kios-kios, di mobil, dibawah pohon, sampai di meja-meja kerja di perkantoran. Mate dikonsumsi hampir semua orang, semua kelas sosial, dari remaja sampai orang tua.

Mate adalah minuman herbal yang diseduh dari daun kering ‘yerba mate’ yang diambil dari tanaman llex paraguariensis. Meminum mate memiliki ritual dan prosedur yang cukup kompleks, yang diyakini banyak orang, jika menyimpang dari ritual dan prosedur itu, selain akan mengurangi cita rasa dan khasiat mate, juga dianggap tidak menghormati persahabatan.

Untuk mendapatkan rasa terbaik dari sebuah mate, sebaiknya diminum dari sebuah cawan yang terbuat dari kayu, perak atau buah labu (calabash gourd) dan dengan menggunakan sedotan (bombilla) yang terbuat dari aluminum atau perak. Sedotan ini juga berfungsi sebagai penyaring. Sebelum dipakai, cawan ini sebaiknya direndam dulu dengan yerba mate dan air panas, lalu didiamkan selama 24 jam. Tujuannya adalah agar aroma yerba mate terserap kedalam material cawan tersebut. Cawan ini semakin sering dipakai semakin baik karena akan mempengaruhi rasa, dan aroma mate menjadi semakin sedap. Setelah cawan siap dipakai, untuk memulai membuat mate, si peracik (cebador) akan mengisi cawan dengan yerba mate sampai ¾ penuh, lalu perlahan-lahan dituangi air panas (tidak boleh sampai mendidih). Walau masyarakat Argentina menyukai mate yang pahit, tapi mate bisa juga ditambahkan gula pasir, madu atau perasan lemon.

Setelah mate selesai diracik, selanjutnya si peracik ini meminum terlebih dahulu mate tersebut. Tindakan itu memperlihatkan tanggung jawabnya atas hasil racikannya, dan kawan-kawannya menaruh hormat yang besar atas tindakan tersebut karena biasanya sruputan pertama adalah yang paling pahit dan panas. Setelah itu, barulah mate diedarkan ke kawan-kawannya searah jarum jam. Si penerima tidak boleh memegang minuman tersebut lama-lama, dan harus langsung diberikan ke kawan yang lain. Konon, apabila ada yang menolak mate yang ditawarkan, berarti orang itu dianggap menolak persahabatan yang ditawarkan.

Hal yang unik tentang berbagi mate adalah larangan untuk mengatakan ‘terima kasih’, karena hal itu dianggap seakan-akan tidak mau minum lagi dan menyudahi persahabatan. Selain itu kita juga dilarang untuk mengaduk yerba mate didalam cawan tersebut karena dianggap menghina si peracik karena tidak meracik dengan benar.

Khasiat dari mate ini bisa dibilang sangat banyak. Kandungan antioksidan polyphenol-nya lebih tinggi dari teh hijau sehingga lebih berpeluang mencegah penyakit kanker. Mate juga meningkatkan aktifitas enzim produsen kolesterol HDL dan menurunkan kolesterol LDL , selain itu berfungsi juga sebagai alat pengontrol berat badan karena mampu menekan rasa lapar, kandungan kafeinnya juga paling rendah dibanding teh biasa dan kopi.

Nah, kalau berkesempatan jalan-jalan ke Argentina, jangan lewatkan pengalaman minum mate ini, atau setidaknya, pesan oleh-oleh mate dari kawan yang sedang berkunjung kesana. (-MY-)