Kisah Perempuan Merah Putih & Wali Pohon
Awal tahun 2013, empat
pendaki perempuan Indonesia yang tergabung dalam tim "Perempuan Merah
Putih" mencoba mencapai puncak tertinggi di Amerika Latin setelah
sebelumnya pada waktu yang hampir sama, tim Srikandi Airlangga dari Universitas
Airlangga juga belum berhasil mencapai puncak gunung Aconcagua -
Argentina. Sementara pendakian Tim “Perempuan Merah Putih” setelah
mencapai puncak gunung Bonete, 5.100 meter diatas permukaan laut (mdpl) pada 4
hari berikutnya mencoba mendaki puncak Aconcagua, namun akibat cuaca dan
kondisi yang kurang bersahabat pendakian terhenti pada ketinggian 6.500
mdpl dari puncak 6.962 mdpl.
Tim "Perempuan Merah Putih" merupakan tim pendaki yang kesemua anggotanya terdiri dari perempuan, yang dipimpin oleh Ibu Nungky Irma Nurmala Pratikto. Suatu hal yang membuat tim ini terkesan berbeda dan unik adalah karena tergabung dari berbagai profesi dan bahkan dari ibu-ibu yang sudah berusia diatas 50 tahun namun jiwa dan semangat mereka tidak kalah dengan mereka yang masih muda belia. Tim ini sebelumnya telah berkunjung ke 3 negara, yaitu Rusia untuk mendaki puncak gunung Elbrus (gunung tertinggi di benua Eropa), ke Jepang untuk mendaki puncak gunung Fujiyama dan ke Australia untuk mendaki puncak gunung Kosciuszko (gunung tertinggi di benua Australia). Argentina merupakan negara ke-empat yang dikunjungi dalam rangka mendaki puncak Bonete dan puncak Aconcagua. Tim "Perempuan Merah Putih" mendapat dukungan dari Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dan Kementerian Pemuda dan Olah Raga, selain itu sebagai anggota Perhimpunan Penempuh Rimba dan Pendaki Gunung Wanadri, ibu Nungky juga mendapat support dari rekan-rekannya.
Mereka berkunjung ke beberapa negara tersebut tentunya dengan tujuan tidak hanya berwisata layaknya turis asing, namun membawa misi dan pesan khusus yang ingin disampaikan khususnya kepada kaum perempuan bahwa kegiatan apapun dapat dilakukan oleh kaum perempuan, termasuk kegiatan olahraga di alam terbuka yaitu mendaki gunung. Kegiatan mendaki gunung merupakan cerminan perjuangan demi tercapainya suatu tujuan meskipun untuk mencapainya sangatlah sulit namun apabila disertai doa kepada Yang Maha Pencipta dan semangat yang pantang menyerah, insya Allah tujuan tersebut bisa tercapai.
Dalam kesempatan acara
tatap muka tim "Perempuan Merah Putih" dan masyarakat Indonesia di
KBRI, Ibu Nungky menceritakan kepada kami secara langsung pengalamannya
bersama 3 anggotanya, yaitu Ibu Tatty Djachrab, Ratih Adriansyah dan Nisa
Fadilatul Rohmah (pendaki termuda diantara mereka) tentang perjalanan pendakian
mereka. Ibu Nungky juga menjelaskan salah satu program penghijauan yang
bertujuan sangat mulia bernama "Wali Pohon", dimana kita dapat ikut
mensukseskan program penghijauan dan turut terlibat langsung dalam usaha
perbaikan hutan di Indonesia dengan donasi sebesar Rp 50.000 dan kelipatannya.
Donasi tersebut digunakan untuk penanaman dan pemeliharan pohon selama 3 tahun.
Uniknya, pendonasi yang disebut sebagai "Wali Pohon" akan menerima
nomor sertifikat yang dapat digunakan untuk memantau pohon yang sudah diadopsi
melalui website. Karena ditanam di kawasan konservasi, maka pohon tersebut
dilindungi oleh undang-undang dan tidak boleh ditebang. Dalam kesempatan yang
baik ini, DWP KBRI telah turut berpartisipasi dalam program ini sebagai
"Wali Pohon Masigit Kareumbi". Memang hasilnya tidak secara langsung
dapat dirasakan oleh kita saat ini, namun akan dirasakan manfaatnya oleh anak
cucu kita kelak di masa yang akan datang.
Ibu Nungky telah mengemas
kisah tentang pendakiannya dalam bentuk buku dan puisi dimana bukunya sudah
terbit di Indonesia. Dalam buku karya beliau yang berjudul
"Perempuan Merah Putih", ada suatu harapan yang patut kita renungkan: "Sejajarkanlah semangat dan
cita-cita kita kaum perempuan dengan semangat dan cita-cita pendamping kita
yaitu kaum laki-laki, melalui pendidikan, olahraga dan pekerjaan dalam berbagai
profesi, serta berbagai kegiatan positif dan bersinergi dalam mewujudkan
cita-cita keluarga, yang selanjutnya akan menuju kepada pencapaian cita-cita
bangsa, mewujudkan tujuan Pembangunan Millenium".
Kedatangan tim ekspedisi
ini tentunya menambah inspirasi dan motivasi bagi kaum perempuan khususnya
kami, istri pendamping suami yang sedang bertugas di luar negeri, untuk terus
berkarya dan belajar dari mereka tentang keteguhan sikap dan tidak kenal lelah
dalam berusaha dan berjuang demi mencapai suatu tujuan yang mulia. Dan juga
membuktikan bahwa perempuan dengan segala keterbatasannya bisa melakukan suatu
hal yang luar biasa. Jayalah selalu perempuan Indonesia dimanapun kau berada ! (IL)