Tepat di hari
Jumat, 14 Maret 2014, Penasehat DWP/Dubes LBBP bersama DWP KBRI serta beberapa staff KBRI Buenos Aires melakukan
kunjungan rutin tahunan ke Escuela de
Educación Especial ¨Arnoldo Janssen¨
yang terletak di Coronel Flores, Rafael Calzada, Propinsi Buenos Aires. Sekolah
khusus untuk anak-anak berkebutuhan khusus ini menampung setidaknya 74 anak
yang berumur mulai dari 6 hingga 17 tahun, berada dibawah Yayasan Arnoldus
Janssen yang berdiri sejak tahun 1977. Kegiatan operasional sekolah ini
sebagian besar dibiayai dari sumbangan yang diberikan oleh donatur-donatur
tetap dan asuransi setiap murid, sedangkan gaji untuk seluruh tenaga pengajar
disubsidi oleh pemerintah daerah.
Setelah kurang lebih
satu setengah jam perjalanan menuju ke tempat istimewa ini, kami pun akhirnya tiba
tepat pada pukul 11.00 waktu setempat. Sambutan hangat dari para suster yang
menjadi pengurus Yayasan seketika menghilangkan penat yang dirasakan sepanjang
perjalanan. Sejumlah suster terlihat akrab satu sama lain dengan anggota
rombongan,
Memasuki lobi
utama, semilir angin sejuk turut menyambut kedatangan rombongan. Tak berapa
lama hujanpun turun menambah kesejukan cuaca pada hari itu. Rimbunnya pepohonan menyatu dengan keindahan
desain bangunan sekolah. Luasnya ruangan
ikut menambah kenyamanan setiap insan yang hadir pada saat itu. Dari sela-sela terali
jendela, nampak terlihat taman bermain anak yang hijau dan cukup luas. Pengalaman
yang sulit dilupakan sejak mula kaki melangkah ditempat yang indah ini. Namun,
hati kecil kami mulai bertanya, dimanakah gerangan anak-anak yang akan kami
kunjungi itu berada? Pertanyaan tersebut terpaksa disimpan dulu.
Para suster membawa
kami ke lobby belakang gedung, dan
detik itu pula ketika kaki kami melangkah memasuki ruangan, pertanyaan yang
semula tertahan akhirnya terjawab. Speechless rasanya…melihat anak-anak kecil yang terlihat begitu
istimewa karena keadaannya tersebut duduk rapi mengenakan baju berwarna merah dan
biru menyambut kedatangan kami dengan rona muka yang begitu bahagia.
Disampingnya, terlihat beberapa guru duduk mendampingi. Binar mata mereka jelas
menunjukkan kebahagiaan. Acara dimulai dengan persembahan lagu dari para
murid. Suasana semakin hangat seiring dengan keasyikan kami
bertepuk tangan bersama para murid dan pengurus yayasan. Tak cukup hanya
sampai disitu, kejutan dari para murid dan pengurus Yayasan kembali datang
dengan pemberian hasil karya dan buah tangan para murid Arnoldo Janssen kepada Penasehat
DWP/ Duta Besar LBBP RI Buenos Aires, Ibu Nurmala Kartini Sjahrir. Sebuah karya portofolio yang berisikan prakarya tempel dan gambar hasil
kerja seluruh anak-anak Arnoldo Janssen
menambah keharuan kami yang melihatnya, terlebih lagi Ibu Penasehat yang nampak
begitu tersentuh dengan pemberian tersebut. Hmmm…. karya sederhana namun
memiliki makna yang demikian indah. Begitu kira-kira yang ada dalam pikiran
kami semua. Kekaguman kami ini rasanya
wajar. Meskipun dalam kondisi yang
kurang beruntung, para murid sekolah Arnoldo Janssen tetap mampu menghasilkan
sesuatu yang memiliki nilai apresiasi yang tinggi dan menyentuh hati kami
semua.
Dan acara inti pun
dimulai yaitu dengan penyerahan tas ransel batik berisi alat sekolah dan goodybag oleh Ibu Penasehat dan DWP KBRI
kepada para murid di sekolah itu. Para guru membimbing mereka dengan penuh
kesabaran. Mereka berbaris rapi menunggu giliran untuk menerima bingkisan yang
diberikan langsung oleh Ibu Penasehat. Satu per satu anak-anak menerima bingkisan yang telah
kami siapkan. Pelukan dan Ciuman hangat bertubi tubi di terima Ibu Penasehat. Rasa haru
menyelimuti seluruh ruangan. Semua mata tertuju pada anak-anak lucu itu. Hanya
Pelukan dan kalimat ¨Muchas Gracias¨yang terdengar saat itu. Tangan-tangan
kecil mereka menggapai pelukan hangat yang diberikan oleh Ibu Penasehat. Bukan
kali pertama mereka mendapatkan pelukan itu. Pelukan hangat oleh seorang Duta
Besar yang memiliki perhatian besar terhadap nilai-nilai sosial dan
kemanusiaan. Kunjungan ini merupakan yang ketiga sejak beliau menjabat sebagai
Duta Besar LBBP RI di Buenos Aires. Setiap tahun, kunjungan sosial ini masuk ke
dalam agenda Pensosbud KBRI bekerja sama dengan DWP KBRI Buenos Aires. Sungguh
suatu kebahagiaan tersendiri melihat ekspresi wajah mereka yang bahagia ketika
menerima bingkisan-bingkisan tersebut. Setelah semua anak mendapatkan
bingkisan, kami sempat berfoto bersama dengan para pengurus Yayasan dan para
suster juga beberapa murid sekolah tersebut. Kemudian para guru membimbing mereka satu
persatu untuk masuk ke ruang kelas masing-masing. Tidak lupa mereka melambaikan
tangan sebagai salam perpisahan kepada kami semua.
Waktu menunjukkan
pukul 12.30 waktu setempat. Rombongan mulai memasuki ruang makan untuk beramah-tamah
sembari menikmati santap siang yang sudah tertata rapi dan disiapkan oleh pihak
KBRI. Aneka menú masakan Indonesia seperti nasi goreng, telor mata
sapi, sop salmon, bihun goreng, bakwan goreng, banana cake, lapis Surabaya dan
es krim memanjakan lidah kami semua. Makan siang diakhiri dengan pemberian
cendera mata oleh Duta Besar kepada Ketua Yayasan Suster Mariana Barbara
Weingartt dan Kepala Sekolah Arnoldo
Janssen, señora Mirta fernandez. Kemudian
disusul dengan pemberian bingkisan berupa satu set gelas teh tradisional
Argentina yakni maté dan vandel bergambar logo Yayasan Arnoldo Janssen yang diberikan langsung
oleh Ketua Yayasan kepada Ibu Penasehat. Dalam kesempatan tersebut, Ibu
Penasehat mengucapkan terima kasih atas souvenir
yang telah diberikan dari pihak Yayasan dan beliau sekaligus menyampaikan
bahwa kegiatan sosial rutin ini akan dilanjutkan oleh DWP KBRI jika beliau
kembali ke Indonesia sehubungan dengan akhir masa tugasnya. Dan secara simbolik
Ibu Penasehat menyerahkan vandel Arnoldo
Janssen kepada Ibu Ira Prihantoro selaku Ketua DWP KBRI sembari berpesan agar
kegiatan yang mulia ini dapat diteruskan meskipun beliau tidak lagi berada di
Argentina.
Diiringi derai
rintik hujan kami diajak untuk mengunjungi biara yang tak jauh jaraknya dari
sekolah tersebut. Di biara, kami disambut kembali oleh beberapa suster dan
membawa kami ke ruang makan yang cukup besar di bagian belakang gedung. Kami
dipersilahkan untuk duduk di ruang makan dan para suster itu menawarkan
secangkir teh atau kopi sebagai merienda
sore itu dengan menyuguhkan sekeranjang kecil galletitas sebagai makanan pendamping. Sungguh suatu keramahtamahan
yang sangat menyentuh hati bagi kami. Suasana yang cukup dingin diluar karena
hujan terasa hangat di dalam ruangan tersebut. Dan waktu pun terus bergulir, tanpa
terasa waktunya kami harus kembali ke Capital
Federal. Rombongan bergegas meninggalkan biara. Meski langkah kaki terasa
berat, tapi kami semua harus melanjutkan aktivitas kami yang lain. Pelukan
hangat tanda perpisahan disampaikan. Lambaian tangan dikembangkan seiring
perjalanan pulang. Namun kami semua yakin, perpisahan merupakan awal dari
pertemuan berikutnya. Semoga tahun depan kegiatan serupa dapat kembali
terlaksana dengan lebih baik dan meriah karena jauh didalam lubuk sanubari dan
ingatan akan selalu terbayang keindahan tangan-tangan kecil nan mungil yang
penuh harap untuk kembali bertemu melepas kerinduan dan berbagi suka cita di Arnoldo Janssen. Semoga…… (SF)
|
Ucapan Selamat Datang |
|
Bernyanyi bersama anak-anak Arnoldo Janssen |
|
Prakarya tempel karya anak-anak Arnoldo Janssen |
|
Pelukan hangat dari Duta Besar, Ibu Kartini Nurmala Sjahrir |
|
ANak-anak berbaris rapi |
|
Kebahagiaan tergambar jelas dari wajah mereka |
|
Ibu Kartini Nurmala Sjahrir bermain dengan salah satu anak |
|
Pelukan hangat tanda kasih |
|
Jamuan santap siang |
|
Ibu Duta Besar menerima hadiah dari Ketua Yayasan Arnoldo Janssen |
|
Penyerahan Vendel Arnoldo Janssen kepada Ketua DWP KBRI Buenos Aires |