Monday, April 28, 2014

¨ASEAN Bowling Competition ¨

Sabtu sore yang cerah, 8 Maret 2014 keluarga besar KBRI Buenos Aires terlihat bersemangat. Pukul tiga sore waktu setempat, rombongan KBRI Buenos Aires tiba di Palomo, Cabildo. Lengkap dengan kostum andalan berwarna biru dongker bertuliskan INDONESIA kami siap bertanding. Hari itu adalah pertandingan persahabatan bowling keluarga besar ASEAN di Buenos Aires.

Sabtu itu merupakan hari keberuntungan bagi kami, keluarga besar KBRI Buenos Aires. Hari itu kami berhasil memboyong 3 buah piala. Dimana juara I dan II Pria dimenangkan oleh local staff kami , Santiago Gaston Vivas Urrejola, Juara II oleh Yehudan Yemual Sembiring, dan Juara I Wanita dimenangkan oleh home staff kami, Ibu Novi Dewi Amellya.

Tiga dari empat piala yang diperebutkan jatuh ketangan kami. Rasa haru dan bangga mewarnai seluruh ruangan saat itu. Sorak sorai pemberi semangat rasanya terbayar sudah. Ya, kami lah sang juara. Semoga di tahun mendatang piala itu dapat kami pertahankan. (SF)

Beberapa Duta Besar ASEAN untuk Argentina

Penyerahan Piala oleh Duta Besar Thailand kepada Yehudan Yemuel Sembiring

Penyerahan Piala oleh Duta Besar Vietnam kepada Ibu Novi Dewi Amellya


Penyerahan Piala oleh Ibu Duta Besar Nurmala Kartini Pandjaitan Sjahrir kepada Santiago Gaston


Para Pemenang Berfoto Bersama Duta Besar

Ibu Duta Besar Nurmala Kartini Pandjaitan Sjahrir memberikan sambutan

Keluarga Besar KBRI Buenos Aires bersuka cita


Sang Juara

Wajah penuh ketegangan terbayar sudah. We are the winner!

Tuesday, April 22, 2014

Sosialisasi PKPU Lembaga Kemanusiaan dan Arisan Bulanan Dharma Wanita Persatuan

Pada hari kamis, tanggal 10 April yang lalu, bersamaan dengan jadwal arisan bulanan Dharma Wanita Persatuan, KBRI Buenos Aires mendapatkan kunjungan dari PKPU Lembaga Kemanusiaan Nasional, yaitu Bpk. Djafar Husein. Pada kesempatan ini Bpk. Djafar husein selaku Foreign Affair dari PKPU memberikan gambaran umum mengenai sejarah dan aktivitas utama PKPU kepada seluruh jajaran karyawan KBRI Buenos Aires beserta warga masyarakat yang hadir pada siang hari yang cerah itu. 

PKPU berdiri pada 10 desember 1999 sebagai lembaga sosial dengan nama pos keadilan peduli ummat, didirikan oleh sejumlah anak-anak muda yang enerjik melakukan aksi sosial disebagian wilayah Indonesia, dimana mereka menggagas kepedulian publik yang bisa bergerak secara sistematis.

Aktivitas utama PKPU terdiri dari 3 pokok cabang yaitu: 
1. Misi penyelamatan kemanusiaan (daerah bencana alam dan kemanusiaan, serta daerah kritis dan minus); 
2. Rehabilitasi kemanusiaan (rehabilitasi fasilitas kesehatan dan air bersih, rehabilitasi fasilitas pendidikan, rehabilitasi fasilitas ibadah dan rehabilitasi fasilitas ekonomi); serta
3. Pembangunan masyarakat (pemberdayaan ekonomi umat, pendidikan alternatif, pembangunan pelayanan kesehatan mandiri, dan distribusi hewan kurban). 

Selain 3 aktivitas utamanya tersebut, pkpu juga merupakan lembaga pengumpul zakat nasional, sebagaimana telah dikukuhkan oleh menteri Agama pada 8 Oktober 2001. Sehingga semenjak tahun 2001 itu PKPU telah aktif sebagai lembaga pengumpul dana dan bantuan masyarakat seperti Zakat Infak Sedekah (ZIS). Selain ZIS, PKPU juga aktif dalam menyalurkan wakaf serta dana CSR (Corporate Social Responsability) Perusahaan, dana khusus bencana kemanusiaan, pakaian sembako dan obat-obatan serta dana hewan kurban.

Walaupun PKPU merupakan lembaga pengumpul ZIS dan kurban, akan tetapi aktivitas / program kerja PKPU tidak serta merta hanya menitikberatkan pada suatu agama tertentu. PKPU merupakan lembaga kemanusiaan yang netral, dimana tenaga relawannya berasal dari bermacam latar belakang suku, agama, ras dan penyaluran bantuannya tidak hanya ke kelompok agama tertentu. Sebagai contoh antara lain pembangunan rumah/barak dan sekolah para pengungsi Rohingya di Myanmar, dimana PKPU merupakan satu-satunya lembaga yang diizinkan ´masuk´ dan membantu kedua belah pihak yang bertikai sehingga banyak lembaga internasional yang menitipkan bantuannya melalui PKPU untuk disalurkan ke para korban rohingya, papar Bpk. Djafar Husein. 

Setelah selesai memberikan paparan dan tanya jawab dengan beberapa peserta, acara pun dilanjutkan dengan penyerahan buah tangan/ goody bag dari PKPU kepada Ibu Duta Besar KBRI Buenos Aires - Nurmala Kartini Pandjaitan, dan ketika melihat atribut topi PKPU, Ibu Duta Besar secara spontan langsung mengenakan topi tersebut dan moment tersebut sempat diabadikan dalam gambar. Acara pun dilanjutkan dengan ramah-tamah dan santap siang bersama di Aula KBRI Buenos Aires. (FYF)

Pembukaan oleh Fungsi Pensosbud KBRI Buenos Aires

Ibu-ibu Dharma Wanita Persatuan

Warga dan karyawan di lingkungan KBRI Buenos Aires

Contact PKPU

Sesi tanya jawab oleh salah satu Warga Masyarakat

Penyerahan buah tangan dari PKPU

Sambutan oleh Ibu Duta Besar KBRI Buenos Aires

Santap siang yang disediakan oleh peserta arisan

Ramah tamah sambil bersantap siang 

Ramah tamah sambil bersantap siang 

Monday, April 07, 2014

Field Visit to Club Atlético River Plate

Menetap untuk beberapa tahun lamanya di negara yang tersohor dengan dunia sepak bola rasanya sangatlah disayangkan jika melewatkan kesempatan berkunjung ke stadion klub sepak bola yang ada di Buenos Aires. Sebut saja Diego Maradona dan Lionel Messi adalah dua pentolan Argentina yang sudah tidak asing lagi di dunia persepakbolaan Internasional. Maka pada hari Sabtu tanggal 22 Maret 2014 yang lalu, beberapa staff dan keluarga KBRI Buenos Aires melakukan field visit ke salah satu stadion klub bergengsi di Argentina bernama Estadio Antonio V. Liberti bersama dengan komunitas ASEAN. 
Acara field visit ini dikemas dalam program yang diselenggarakan oleh komunitas ASEAN di Buenos Aires, yang dikoordinir oleh Kedubes Thailand. Sehingga acara ini menjadi  cukup spesial karena diikuti oleh beberapa Dubes ASEAN beserta semua staff dan keluarganya. Tidak hanya sekedar berkunjung tetapi juga menjalin silaturahmi diantara sesama warga ASEAN. Pagi yang cerah tepat pukul 11 waktu setempat kami memulai tour keliling dipandu oleh seorang tour guide lokal. Hadir pada kesempatan itu adalah Dubes Thailand, Dubes Myanmar, perwakilan dari Malaysia, Filipina dan juga Indonesia. Sehubungan pada saat itu Dubes RI, Ibu Nurmala Kartini Pandjaitan Sjahrir berhalangan hadir, maka dari pihak Indonesia diwakilkan oleh Bapak Budhi Prihantoro (Sekretaris Pertama KBRI). Sebelum memulai tour kami berkumpul di aula depan museum untuk pemberian plakat dari direktur stadion kepada Dubes Thailand, dan juga pemberian cinderamata kepada masing-masing perwakilan negara ASEAN dilanjutkan foto bersama.  Kemudian tour dimulai. Pertama-tama, rombongan seolah-olah dibawa ke dalam suatu lorong waktu dimana terdapat beberapa ruang kecil yang merepresentasikan sejarah dari tahun ke tahun klub River Plate mengikuti kejuaraan. Dalam ruang-ruang tersebut terdapat banyak foto para pemain  River Plate dan agenda pertandingan dari masa ke masa. Selanjutnya kami di bawa ke ruang penonton VVIP, Salon de Honor DR. Leopoldo Bard. Ruang penonton VVIP tersebut diperuntukkan oleh para pejabat atau tamu penting yang ingin hadir menyaksikan pertandingan sepak bola. Di ruang lainnya kami diajak melihat-lihat semua piala dan trophy kejuaraan yang pernah diraih oleh klub ini. Tour dilanjutkan, kami diajak oleh sang tour guide untuk turun ke lapangan melihat langsung megahnya lapangan dengan rumput hijau yang segar. Memasuki lapangan sepak bola berukuran seluas 105 x 68 m2 itu, imajinasi kami membayangkan suasana membahana dan gegap gempita penonton yang menyaksikan pertandingan. Apalagi stadion ini pernah digunakan sebagai ajang Piala Dunia FIFA 1978.
Stadion yang dahulu biasa disebut Estadio El Monumental adalah stadion terbesar di Argentina dan terbesar ke sembilan di benua Amerika, berkapasitas maksimum 74.624 penonton, dibangun di atas tanah reklamasi dari sungai Rio de la Plata. Stadion ini merupakan stadion milik salah satu klub bergengsi Argentina, River Plate, yang beralamat di Av. Pres. Figueroa Alcorta 7597, Buenos Aires dan resmi dibuka pada tahun 1938di bawah arahan arsitek José Aslan dan Héctor Ezcurra. Selain stadion sepak bola, bangunan ini memiliki museum yang berisi berbagai informasi, piagam, patung dan diorama terkait dengan sepak terjang klub River Plate hingga saat ini. Bahkan ada juga toko yang menjual merchandise bernuansa klub River Plate seperti kaos sepak bola, topi, sepatu dan berbagai souvenir lainnya.
Mengulas sedikit tentang Club Atlético River Plate  umumnya dikenal sebagai  River Plate atau hanya disebut  River. Club ini didirikan pada 25 Mei 1901 di lingkungan La Boca dan merupakan merger dari klub Santa Rosa dan La Rosales , yang kemudian memutuskan untuk merubah namanya menjadi  River Plate, ketika bermain di Divisi Primera Argentina. Selama bertahun-tahun klub tumbuh dalam popularitas dan harus pindah pada tahun 1938 ke lingkungan Belgrano, utara kota Buenos Aires, meskipun lokasi klub bermarkas di Nuñez. Klub ini merupakan klub olah raga yang mempunyai disiplin yang paling menonjol. Sebagai tandingan dari tetangganya, club Boca Juniors yang kemudian menjadi rival abadi hingga sekarang. Duel mereka biasa disebut Superclasico. Setiap kali mereka bertemu suasana kerusuhan selalu menyelimuti , nyaris tidak ada perdamaian diantara kedua tim ini. River mulai terkenal pada era 1940-an. Antara 1952 - 1957, River menjuarai lima dari enam liga sebelum berhenti menyandang gelar selama 18 tahun berikutnya dan kembali mengalami puncak kejayaan pada tahun 1975. Tahun 1986, River menjuarai Copa Libertadors untuk pertama kali kemudian pada tahun 1999, River dinobatkan sebagai salah satu klub terbaik Argentina abad ke-20 oleh FIFA, karena lebih banyak menjuarai gelar liga Argentina ketimbang  club Boca Juniors dan club Independiente (sumber: wikipedia).
Acara field visit berakhir sekitar pukul 14 waktu setempat. Sebelum kembali ke rumah masing-masing, kami berkesempatan berfoto bersama dengan para Dubes dan komunitas ASEAN. Sungguh suatu hari yang menyenangkan bisa berkunjung ke salah satu tempat yang cukup bergengsi bersama-sama keluarga besar ASEAN di Buenos Aires. (IL)

Berfoto sejenak di depan Museum River Plate
Para pemain andalan River Plate dari masa ke masa
Lawan-lawan River Plate thn 1979
Merchandise River Plate

Berfoto di depan piala dan trophy yang pernah diraih River Plate
Dubes Thailand, Dubes Myanmar berfoto bersama komunitas ASEAN 
Perubahan kostum River Plate dari masa ke masa
Salon de Honor DR. Leopoldo Bard (ruang penonton VVIP)
Berfoto bersama di lapangan 
Direktur Club menyerahkan plakat kepada Dubes Thailand



Friday, April 04, 2014

Belajar Membuat Bakpia Pathuk Kacang Hijau

Berawal dari rasa rindu dengan salah satu jajanan pasar tradisional bernama bakpia pathuk dan juga keingintahuan yang tinggi mendorong niat kami untuk belajar membuat penganan kecil yang berbentuk mini namun memiliki rasa yang sangat nikmat ini. Maka pada awal Maret yang lalu DWP KBRI berkesempatan untuk ber'guru' dengan salah satu sahabat kami, ibu Warana Tripurasasi atau yang biasa kami panggil bu Sasi, yang bersedia dengan senang hati berbagi ilmunya.
 
Ternyata meskipun bentuknya sederhana, membuat bakpia memiliki keunikan dan trick tersendiri. Ingredients yang dibutuhkan semua tersedia di sini sehingga kami semakin bersemangat untuk segera mencoba resepnya. Kudapan ini sangat cocok untuk di suguhkan pada saat arisan dan pada acara-acara lainnya sebagai pelengkap mirienda atau acara coffe morning dan high tea.

Hari Rabu yang cerah tepat pukul 10.30 pagi kami memulai demo membuat bakpia, bertempat di kediaman ibu Sasi di Espora 901, San Isidro. Sayangnya ketika itu formasi ibu-ibu tidak lengkap dan banyak yang berhalangan untuk hadir karena kesibukan masing-masing dan salah satu Pengurus juga sedang cuti ke Indonesia. Sembari menunggu bakpia dipanggang dalam oven, kami pun makan siang bersama, dengan menu potluck yang kami bawa dari rumah masing-masing. Tak berapa lama kemudian bakpia pun matang karena kami tidak sabar ingin segera mencicipi maka bakpia fresh from the oven langsung disantap. Hmmmm....Que rico!! Itulah kesan kami atas rasa bakpia tersebut. Benar-benar mirip aslinya!!

Demo berakhir pada pukul 14.00 siang. Sebelum acara usai secara simbolis DWP menyerahkan souvenir tanda terima kasih kepada Ibu Sasi. Meski beliau tidak mengharapkan bingkisan tapi bagi kami DWP,  merasa  beruntung mendapat 'ilmu' baru, dan souvenir tersebut sebagai apresiasi tanda terima kasih kami kepada beliau. Dan sebelum beranjak pulang kami masing-masing mambawa bakpia hasil buatan kami. Alhamdulillah kami tidak penasaran lagi cara membuat bakpia. Meskipun jauh di rantau, kudapan sederhana sebagai tombo kangen akhirnya dapat kami buat sendiri. (IL)

Resep Bakpia Pathuk Kacang Hijau

Bahan Isi :
400 gram kacang hijau kupas (direndam 2 jam atau lebih dengan air hangat)
400 gram gula putih
1 sdt garam
1 sdt vanili
1 sdm butter

Bahan Lapisan 1 :
150 gram terigu
50 cc minyak sayur atau minyak kelapa
1 sdm butter

Bahan Lapisan 2 :
500 gram tepung terigu
150 ml air hangat
2 sdm gula pasir
1/2 sdt garam
100 cc minyak sayur

Minyak untuk olesan :
50 cc minyak sayur untuk olesan atau rendaman adonan (taruh di piring besar)

Cara membuat isi : 
1. Tiriskan kacang hijau yang sudah direndam kemudian kukus 20 menit atau sampai empuk
2. Setelah empuk angkat dari api dan sisihkan
3. Siapkan wajan atau wok diatas api sedang tuangkan kacang hijau dan gula putih aduk perlahan-lahan hingga kacang hijau dan gula tercampur rata lalu tambahkan butter aduk sampai rata dan kalis, kemudian angkat, sisihkan
4. Setelah adonan kacang hijau dingin, ambil satu sendok makan penuh dan bentuk menjadi bulat pipih, lakukan hingga adonan kacang hijau habis (buat menjadi 40 bulatan)

Cara membuat lapisan 1 : 
Campur tepung terigu, minyak sayur dan butter aduk hingga lembut, sisihkan.

Cara membuat lapisan 2 :
Campur terigu dan garam, aduk gula dengan air hangat sampai larut kemudian campur dengan tepung sambil diuleni kemudian masukkan minyak dan terus diuleni lebih kurang 10 - 15 menit. Pulung adonan sebesar dua kali kelereng dan pipihkan, ambil satu sendok teh adonan lapisan 1 lalu oleskan diatas adonan 2 sampai merata, bentuk menjadi bulatan sampai adonan habis (kurang lebih 40 bulatan). Kemudian digulung-gulung diatas minyak sayur yang telah disiapkan diatas piring biarkan minyak meresap ke dalam adonan selama 20 menit.

Ambil satu biji adonan lapisan 2, pipihkan hingga agak lebar, isi dengan adonan isi kacang hijau lalu tutup dan lakukan hingga semua adonan habis. Panaskan oven dengan suhu 200 derajat C.

Setelah oven panas, masukkan bakpia dan panggang selama 20 menit. Agar dua sisi berwarna kuning, balik bakpia pada 10 menit pertama. Setelah matang angkat bakpia dari oven, dinginkan. Dan bakpia pathuk siap dihidangkan bersama secangkir teh manis :)