Wednesday, January 31, 2007

Birthday Ibu Ida Sjaiful


Yth. Ibu Ida Sjaiful

Hari ini tepatnya tgl 31 Januari, ada yang Ulang Tahun, menutup buku di ujung bulan Januari.
tentunya tak lupa pula kami mengucapkan Selamat Ulang Tahun untuk Ibu Ida yang ke 5o, perjalanan waktu yang cukup lama, tapi masih tetap segar dan selalu ceria.
Kami juga mengucapkan Semoga Panjang Umur, sehat selalu, Riang selalu, sehingga kita yang berada di dekatnya ikut merasakan kegembiraan itu, dan tentunya selalu ada dalam Lindungan Allah Subhanahu Wataala Amiiiin Ya Robal Alamin.




Salam Kami
DWP KBRI Buenos Aires dan Masyarakat Indonesia

Tuesday, January 23, 2007

Penyerahan Credential dan Vin d' Honor

S E L A M A T

BUAT DUBES LBBP RI, BAPAK SUNTEN Z. MANURUNG

( mengenang detik-detik penyerahan Surat Kepercayaan )

Tanggal 19 Januari 2007, Pkl 11.30 :
Tepatnya di sudut jalan Ramon Castilla 3000 , yang lebih dikenal dengan sebutan “Wisma Duta Indonesia” yang saat ini sedang ditempati oleh Keluarga Duta Besar LBBP RI, Bapak Sunten Z. Manurung, terlihat ada kesibukan yang tidak seperti biasanya. Beberapa staf KBRI yang terdiri dari pejabat Protkons, Dokumentasi dan Pengemudi serta Kepala Rumah Tangga Wisma berdiri bergerombol di depan halaman wisma, terlihat ada sesuatu yang ditunggu dan terkesan ada peristiwa istimewa yang dinanti-nanti.

Demikian pula dengan situasi didalam wisma, ibu-ibu Dharma Wanita dan beberapa staf wanita KBRI yang semua terlihat cantik dengan pakaian nasionalnya tetap berusaha untuk tampil prima dengan berbagai kesibukannya, bantu sana - bantu sini, atur sana – atur sini, sehingga ruang VIP wisma tersebut terlihat rapih, indah dan asri dihiasi oleh dekorasi bunga-bunga yang indah nan menawan hati, terkesan bersahabat.

Bapak-bapak staf KBRI pun tak kalah gayanya, dengan stelan jas keren yang dimilikinya ditambah kopiah (peci nasional) dikepalanya, mereka terlihat ganteng , wibawa dan membuat terkesima bagi yang memandangnya, karena terkesan penampilan mereka yang nasionalisme.

Bagaimana dengan Tuan Rumah ?

Wow……surprise ! Bapak Dubes Sunten Z. Manurung dengan pakaian “Teluk Belanga”, terlihat sangat lain dari yang lain, yang jelas lebih gagah, lebih ganteng dan lebih wibawa dibading dengan yang lainnya.

Demikian halnya dengan Ibu Herawaty Sunten Z. Manurung, dengan pakaian kebaya nasional pilihannya yang rapih menambah keayuan dan kecantikan seorang ibu.

Apalagi ditambah dengan putra-putrinya yang berpenampilan necis menambah kelengkapan kebahagiaan dan keserasian keluarga besar bapak Sunten Z. Manurung pada saat itu.

Time is coming ! ( Pkl. 12.05 )
Tiba-tiba pejabat protokol KBRI sambil membawa señorita jelita yaitu sra. Melina (pejabat protokol Kementerian Luar Negeri Argentina) langsung diperkenalkan kepada bapak Dubes dan mereka langsung saling
berbincang-bincang memberikan informasi penting dan seolah sedang menyusun strategi yang akan dihadapi nantinya.

Pkl. 12.15 : señorita Melina membawa Dubes RI Sunten Z. Manurung dengan kendaraan sedan khusus yang sudah dipersiapkan oleh pemerintah Argentina. Sedangkan anggota keluarga dan staf lainnya turut mengantarkan kepergian mereka sambil berharap dan berdoa semoga semua berjalan sukses dan lancar.

Pkl. 12.25 : ternyata Dubes RI Sunten Z. Manurung dibawa dan tiba di Istana Negara ( Casa Gobierno ) dan didalam istana langsung melakukan pemeriksaan barisan kehormatan dan memperoleh penghormatan militer oleh Resimen Pengawal Presiden, tanpa diperdengarkan lagu kebangsaan kedua negara berhubung pekarangan dan bagian luar istana sedang dalam masa renovasi.

Pkl. 12.30 : Detik-detik yang dinantikan telah datang dan menjadi kenyataan. Bapak Dubes diperkenalkan dan sekaligus menyerahkan “Surat Kepercayaan” kepada Wakil Presiden Republik Argentina, Yang Mulia Daniel Scioli yang bertindak sebagai acting Presiden Republik Argentina (berhubung Presiden Rep. Argentina, Nestor Krichner sedang mengikuti Summit MERCOSUR di Brazil pada tanggal 18-19 januari 2007), kemudian dilanjuti dengan pertemuan singkat dan hangat antara kedua pejabat negara tersebut untuk saling menyampaikan salam Presiden masing-masing, dengan menyampaikan penuh harapan untuk saling bekerja sama dalam meningkatkan hubungan bilateral kedua negara di masa sekarang dan akan datang.

Pkl. 12. 50 : untuk memenuhi tradisi pemerintah setempat, Dubes RI melakukan peletakan karangan bunga di Monumen Pahlawan yang bertempat di Plaza San Martin dengan acara militer oleh resimen Grenadiers Argentina. Kemudian dilanjutkan dengan foto bersama dengan keluarga + staf KBRI yang sudah terlebih dahulu menunggu penuh antusias sejak pkl. 12.20

Pkl. 13.10 : Bapak Dubes RI dan Rombongan kembali ke wisma duta dengan wajah penuh suka cita,. Kelegaan hati menyelimuti wajah-wajah mereka. Ucapan selamat berdatangan dari keluarga dan staff KBRI. Sepertinya detik-detik tahap pertama telah terlampaui dengan lancar dan selamat.

Pkl 14.00 : detik-detik tahap kedua dimulai yaitu dimulainya acara resepsi Vin d’ Honor untuk kalangan Kemlu, dubes-dubes negara sahabat asia Oceanía, timur tengah, eropa dan amerika. Mereka semua datang untuk memberikan ucapan selamat dan sekaligus saling berkenalan dengan dubes LBBP RI yang baru , bapak Sunten Z. Manurung. Acara berjalan lancar dan penuh keakraban.

Pkl. 15.00 : tamu undangan satu per satu kembali pulang, kelihatan acara detik-detik bersejarah akan usai, namun entah siapa yg mulai terdengar serentak nyanyian : “happy birthday to you 2x….happy birthday 2x…happy birthday to ibu dubes….”. Wow…! Ternyata Ibu Herawaty S.Z Manurung tanggal 18 januari berulang tahun. Kami semua yang hadir serentak pula memberikan ucapan special : Selamat Ulang Tahun..Ibu…, semoga panjang umur dan bahagia selalu…

Suasana tambah meriah, suka cita dan gembira ria melengkapi kebahagian keluarga besar bapak dubes Sunten Z.Manurung.

Detik-detik bersejarah telah usai, namun pekerjaan belum selesai.

Kami hanya dapat mengucap :

“ S E L A M A T “

kepada Dubes LBBP RI, Bapak Sunten Z. Manurung

atas penyerahan surat kepercayaan kepada pemerintah Argentina

semoga Tuhan Y.M.E senantiasa melimpahkan Ramat, Lindungan dan Karunia-NYA

kepada Bapak dan Keluarga dalam menjalankan tugas negara

yang dipercayakan oleh Pemerintah dan Rakyat Indonesia .

Salam dan doa kami buat kesuksesan bapak Dubes.

= By YTM =

Thursday, January 18, 2007

Birthday Ibu Herawaty S. Manurung


Yth. Ibu Herawaty S. Manurung

Bahagia rasanya apabila Hari yang di tunggu tunggu kini sudah datang.... Semoga Di Hari Ulang Tahun ini Ibu ada dalam keadaan Sehat, Bahagia, panjang Umur dan senantiasa ada dalam Lindungan Tuhan Yang Maha Esa, Amiiin.





Salam Sayang Kami.
DWP KBRI Buenos Aires dan
Masyarakat Indonesia.

Wednesday, January 10, 2007

Hikayat Bunga Kemuning

Dahulu kala, ada seorang raja yang memiliki tujuh orang puteri yang cantik-cantik. Sang raja dikenal sebagai raja yang bijaksana. Tetapi ia terlalu sibuk dengan kepemimpinannya, karena itu ia tidak mampu untuk mendidik anak-anaknya. Istri sang raja sudah meninggal dunia ketika melahirkan anaknya yang bungsu, sehingga anak sang raja diasuh oleh inang pengasuh. Puteri-puteri Raja menjadi manja dan nakal. Mereka hanya suka bermain di danau. Mereka tak mau belajar dan juga tak mau membantu ayah mereka. Pertengkaran sering terjadi diantara mereka.

Había una vez un Rey que tenía siete hijas bonitas. El Rey fue conocido como un Rey muy prudente. Como el Rey siempre estaba muy ocupado no era posible para educar a sus hijas. Su esposa había fallecido cuando trajo al mundo a su última hija y por eso las hijas fueron educadas por una ayudante en el palacio. Las hijas eran muy mimadas, a ellas siempre les gustaba jugar en un lago y no querían estudiar ni ayudar a su papá. Muchas veces se peleaban entre ellas.

Ketujuh puteri itu dinamai dengan nama-nama warna. Puteri Sulung bernama Puteri Jambon. Adik-adiknya dinamai Puteri Jingga, Puteri Nila, Puteri Hijau, Puteri Kelabu, Puteri Oranye, Puteri Merah Merona dan Puteri Kuning, Baju yang mereka pun berwarna sama dengan nama mereka. Dengan begitu, sang raja yang sudah tua dapat mengenali mereka dari jauh. Meskipun kecantikan mereka hampir sama, si bungsu Puteri Kuning sedikit berbeda, Ia tak terlihat manja dan nakal. Sebaliknya ia selalu riang dan dan tersenyum ramah kepada siapapun. Ia lebih suka bepergian dengan inang pengasuh daripada dengan kakak-kakaknya.

El Rey a sus hijas les dio nombres de colores. La más grande de ellas se llamaba Princesa Rosa. Las siguientes de sus hijas se llamaban Princesa Violeta, Princesa Verde, Princesa Gris, Princesa Naranja, Princesa Roja y Princesa Amarilla. Los vestidos que ellas usaban iban acorde con sus nombres. Si bien el Rey era un poco viejo pudo conocerlas desde lejos. Aunque todas ellas eran muy bellas, la Princesa Amarilla tenía especiales características. Ella no se veía mimada pero siempre se portaba bien y también estaba siempre feliz. A todas las personas que ella encontraba siempre les sonreía. Por otro lado, ella prefería salir con su ayudante más que sus hermanas.

Pada suatu hari, raja hendak pergi jauh. Ia mengumpulkan semua puteri-puterinya. "Aku hendak pergi jauh dan lama. Oleh-oleh apakah yang kalian inginkan?" tanya raja. "Aku ingin perhiasan yang mahal," kata Puteri Jambon. "Aku mau kain sutra yang berkilau-kilau," kata Puteri Jingga. 6 anak raja meminta hadiah yang mahal-mahal pada ayahanda mereka. Tetapi lain halnya dengan Puteri Kuning. Ia berpikir sejenak, lalu memegang lengan ayahnya. "Ayah, aku hanya ingin ayah kembali dengan selamat," katanya. Kakak-kakaknya tertawa dan mencemoohkannya. "Anakku, sungguh baik perkataanmu. Tentu saja aku akan kembali dengan selamat dan kubawakan hadiah indah buatmu," kata sang raja. Tak lama kemudian, raja pun pergi.

Un día el Rey tenía que ir muy lejos, esto significaba un largo viaje. El hizo una reunión familiar y les pregunto a sus hijas que querían de regalo para cuando volviera. Una de ellas quería joyas caras, la otra quiso telas brillantes. En general las sies hijas prefirieron cosas especiales, mientras que la Princesa Amarilla solamente quiso que su papá regresara con buena salud. Esto provocó mucha risa de sus hermanas. Pero el Rey apreció mucho lo que dijo y aseguró que iba a regresar con un regalo bonito para ella.

Selama sang raja pergi, para puteri semakin nakal dan malas. Mereka sering membentak inang pengasuh dan menyuruh pelayan agar menuruti mereka. Karena sibuk menuruti permintaan para puteri yang rewel itu, pelayan tak sempat membersihkan taman istana. Puteri Kuning sangat sedih melihatnya karena taman adalah tempat kesayangan ayahnya. Tanpa ragu, Puteri Kuning mengambil sapu dan mulai membersihkan taman itu. Daun-daun kering dirontokkannya, rumput liar dicabutnya, dan dahan-dahan pohon dipangkasnya hingga rapi. Semula inang pengasuh melarangnya, namun Puteri Kuning tetap berkeras mengerjakannya.

Durante la salida del Rey, las princesas tuvieron problemas de conducta. Por ejemplo no ayudaban a ordenar las cosas del palacio, decían malas palabras a la ayudante y hacían que ésta haga lo que ellas quisieran. Por esta razón la ayudante no pudo limpiar el jardín del palacio. La Princesa Amarilla estaba muy triste porque el jardín era un lugar muy querido de su papa, el Rey. Sin duda, y aunque la ayudante no le permitía ayudar, a la Princesa Amarilla sin importarle tomaba la escoba y empezaba a limpiar las hojas secas que había en el jardín.

Kakak-kakak Puteri Kuning yang melihat adiknya menyapu, tertawa keras-keras. "Lihat tampaknya kita punya pelayan baru,"kata seorang diantaranya. "Hai pelayan! Masih ada kotoran nih!" ujar seorang yang lain sambil melemparkan sampah. Taman istana yang sudah rapi, kembali acak-acakan. Puteri Kuning diam saja dan menyapu sampah-sampah itu. Kejadian tersebut terjadi berulang-ulang sampai Puteri Kuning kelelahan. Dalam hati ia bisa merasakan penderitaan para pelayan yang dipaksa mematuhi berbagai perintah kakak-kakaknya.

Las hermanas al verla barrer a la Princesa Amarilla, se reían fuertemente y decían que ya tenían una nueva ayudante. “Ayudante, acá hay muchas cosas para limpiar”, dijo una de sus hermanas tirando un trozo de basura. De esta forma, el jardín nunca podía estar limpio. La Princesa Amarilla, al escuchar las palabras que decían sus Hermanas, mantuvo la calma y continuó con su tarea.

Esto paso muchas veces hasta que la Princesa Amarilla pudo comprender lo que sentia la ayudante cuando sus hermanas se burlaban de ella.

"Kalian ini sungguh keterlaluan. Mestinya ayah tak perlu membawakan apa-apa untuk kalian. Bisanya hanya mengganggu saja!" Kata Puteri Kuning dengan marah. "Sudah ah, aku bosan. Kita mandi di danau saja!" ajak Puteri Nila. Mereka meninggalkan Puteri Kuning seorang diri. Begitulah yang terjadi setiap hari, sampai ayah mereka pulang. Ketika sang raja tiba di istana, kesembilan puteri nya masih bermain di danau, sementara Puteri Kuning sedang merangkai bunga di teras istana. Mengetahui hal itu, raja menjadi sangat sedih. "Anakku yang rajin dan baik budi! Ayahmu tak mampu memberi apa-apa selain kalung batu hijau ini, bukannya warna kuning kesayanganmu!" kata sang raja.

“Ustedes están yendo muy lejos… Papá no debería traerles nada porque siempre están molestando a la ayudante” dijo la Princesa Amarilla enojada. La Princesa Violeta sin interés respondió.….”Listo, nos vamos al bañar en el lago” dejándola sola a la Princesa Amarilla. Asi pasaron los días hasta que llego el Rey. Cuando llego el Rey, las nueve princesas estaban bañándose en el lago mientras que la Princesa Amarilla estaba arreglando las flores. El Rey le dijo a la Princesa Amarilla…. “Querida hija, no pude traerte un collar con piedra de color amarillo como a ti te gusta pero pude traerte una de color verde….espero que te guste.”

Raja memang sudah mencari-cari kalung batu kuning di berbagai negeri, namun benda itu tak pernah ditemukannya. "Sudahlah Ayah, tak mengapa. Batu hijau pun cantik! Lihat, serasi benar dengan bajuku yang berwarna kuning," kata Puteri Kuning dengan lemah lembut. "Yang penting, ayah sudah kembali. Akan kubuatkan teh hangat untuk ayah," ucapnya lagi. Ketika Puteri Kuning sedang membuat the, kakak-kakaknya berdatangan. Mereka ribut mencari hadiah dan saling memamerkannya. Tak ada yang ingat pada Puteri Kuning, apalagi menanyakan hadiahnya. Keesokan hari, Puteri Hijau melihat Puteri Kuning memakai kalung barunya. "Wahai adikku, bagus benar kalungmu! Seharusnya kalung itu menjadi milikku, karena aku adalah Puteri Hijau!" katanya dengan perasaan iri.

El Rey estuvo buscando un collar con piedra de color amarillo en todo el país, pero no lo encontró. La Princesa Amarilla dijo a su papá que no se preocupara, porque la piedra verde es también bonita y aclaró ”Mira, esto queda muy bonito con mi vestido amarillo. Además, lo más importante para mi era que tú regresaras. Yo voy a hacer el té caliente como a ti te gusta. Mientras la Princesa Amarilla estaba haciendo el té las hermanas llegaron. De pronto ellas buscaban sus regalos sin importar el regalo de la Princesa Amarilla. Al día siguiente la Princesa Verde encontró a la Princesa Amarilla y le dijo celosamente ”querida hermanita que lindo collar tienes! Pero esto quedaría mejor en mi vestido verde“.

Ayah memberikannya padaku, bukan kepadamu," sahut Puteri Kuning. Mendengarnya, Puteri Hijau menjadi marah. Ia segera mencari saudara-saudaranya dan menghasut mereka. "Kalung itu milikku, namun ia mengambilnya dari saku ayah. Kita harus mengajarnya berbuat baik!" kata Puteri Hijau. Mereka lalu sepakat untuk merampas kalung itu. Tak lama kemudian, Puteri Kuning muncul. Kakak-kakaknya menangkapnya dan memukul kepalanya. Tak disangka, pukulan tersebut menyebabkan Puteri Kuning meninggal. "Astaga! Kita harus menguburnya!" seru Puteri Jingga. Mereka beramai-ramai mengusung Puteri Kuning, lalu menguburnya di taman istana. Puteri Hijau ikut mengubur kalung batu hijau, karena ia tak menginginkannya lagi.

Papá me lo dio a mi, no a ti” respondió la Princesa Amarilla. Al escuchar esto, la Princesa Verde se enojó y se dirigió directamente a buscar a sus hermanas para hablar mal de ella y dijo que la Princesa Amarilla sacó el collar que tenía piedra verde del saco del papá. Vamos a enseñar a ella para que se porte bien. Entonces ellas tenían pensado sacarle el collar. Un rato después, cuando apareció la Princesa Amarilla sus hermanas le dieron un golpe fuerte, que sin intención de lastimarla, mató a la Princesa. ….Inmediatamente las hermanas tuvieron que pensar como eliminar su cuerpo sin dejar rastros, es por ello que decidieron enterrarla, junto con el collar verde, en el jardín favorito de su papá.

Sewaktu raja mencari Puteri Kuning, tak ada yang tahu kemana puteri itu pergi. Kakak-kakaknya pun diam seribu bahasa. Raja sangat marah. "Hai para pengawal! Cari dan temukanlah Puteri Kuning!" teriaknya. Tentu saja tak ada yang bisa menemukannya. Berhari-hari, berminggu-minggu, berbulan-bulan, tak ada yang berhasil mencarinya. Raja sangat sedih. "Aku ini ayah yang buruk," katanya." Biarlah anak-anakku kukirim ke tempat jauh untuk belajar dan mengasah budi pekerti!" Maka ia pun mengirimkan puteri-puterinya untuk bersekolah di negeri yang jauh. Raja sendiri sering termenung-menung di taman istana, sedih memikirkan Puteri Kuning yang hilang tak berbekas.

Cuando el Rey buscaba a la Princesa Amarilla, nadie pudo decir en donde estaba. Las hermanas estaban calladas y el Rey muy enojado dijo “Busquen a los soldados y que la encuentren!” Pasaron días, semanas, meses y nadie pudo encontrarla. El trabajo de los soldados no dio resultado. El Rey estaba muy triste y dijo asimismo que era un padre muy malo…y por eso que mandó a sus hijas a otro lugar, fuera del palacio, para aprender más sobre la vida. El Rey al estar solo en el palacio y sin su hija la Princesa Amarilla se sentía solo y muy triste.

Suatu hari, tumbuhlah sebuah tanaman di atas kubur Puteri Kuning. Sang raja heran melihatnya. "Tanaman apakah ini? Batangnya bagaikan jubah puteri, daunnya bulat berkilau bagai kalung batu hijau, bunganya putih kekuningan dan sangat wangi! Tanaman ini mengingatkanku pada Puteri Kuning. Baiklah, kuberi nama ia Kemuning.!" kata raja dengan senang. Sejak itulah bunga kemuning mendapatkan namanya. Bahkan, bunga-bunga kemuning bisa digunakan untuk mengharumkan rambut. Batangnya dipakai untuk membuat kotak-kotak yang indah, sedangkan kulit kayunya dibuat orang menjadi bedak. Setelah mati pun, Puteri Kuning masih memberikan kebaikan.

Un día en el jardín del palacio una planta muy atractiva creció. Tanta era su belleza que hizo que el Rey se acercara a verla. Al hacerlo pudo ver que sus ramitas como la capa de su hija la Princesa Amarilla tenían la misma forma, a su vez las hojas eran redondas tal como la piedra verde del collar que su padre le regaló. Tambien las flores de color blanco y amarillo eran muy aromáticas. Esta planta le trajo recuerdos al Rey de su hija. Por esta razon, el Rey decidió llamarla “KEMUNING”, que quiere decir en idioma indonesia pintado de color amarillo.

Luego de observar la planta el Rey se sintió aliviado y feliz, porque esta planta no solo traía buenos recuerdos sino que su flor podía servir como perfume para el pelo, con sus ramas se podía hacer bonitas cajas y con la piel del mismo se usaba para hacer polvo de maquillaje. Esta flor hoy en día es muy conocida por su gran utilidad. Aunque la Princesa Amarilla ya no esté, su buena imagen siempre vive en la vida de su padre y de nosotros.

Moralidad : Cuando una semilla es buena y crece ante cualquier obstaculo la fruta siempre sera muy util.

Copyright© PT Bangun Satya Wacana (Gramacom) 2005
dan di terjemahkan ke bahasa Spanyol Oleh Ibu Nindarsari Utomo dan Sdr Santiago

Sunday, January 07, 2007

Bowling Bersama


Saptu pagi yang cuacanya begitu hangat di Kota Buenos Aires, ahirnya di putuskan untuk bermain Bowling bersama keluarga.
Tentunya ajakan Bapak Duta Besar di sambut baik oleh semuanya, terutama untuk anak-anak yang masih dalam libur sekolah.

Dengan gaya pemain amatir sampai pemain juara Asean menunjukan kebolehannya pada pagi itu, semua merasa merendah dan bilang aduuuh gak bisa niiiih, tapi tetap semangat dan berusaha untuk menampilkan yang terbaik.

Berhubung kita masih berlatih, agar otot otot kita gak kaku, untuk sementara ini tidak ada perebutan Juara, hanya kebersamaan dan kita anggap pemanasan, tapi suatu waktu kita akan serius dan mencari siapa juaranya. Kita tunggu saja... siapa takuuuut.





Thursday, January 04, 2007

Ayam Kuah Santan


Bahan:
1 ekor ayam, potong-potong
200 ml santan encer
400 ml santan kental
2 btg serai, ambil bagian putihnya, memarkan
3 cm lengkuas, memarkan
3 sdm asam
1 sdm gula pasir
1/2 sdt garam

Bumbu halus:
5 bh cabai merah
6 bh bawang merah
6 siung bawang putih
4 bh kemiri
1 cm kunyit
3 sdm gula merah
2 sdt garam

Cara Membuat:
  1. Tumis bumbu halus bersama serai dan lengkuas hingga harum, masukkan ayam, aduk-aduk.
  2. Tambahkan asam, gula merah, garam, aduk rata, tuang santan encer, masak hingga ayam meresap ke bumbunya, lalu masukan santan kental, aduk rata agar santan tidak pecah. Setelah matang siap di hidangkan

Tuesday, January 02, 2007

Galeri Tahun Baru 2007

Malam pergantian tahun 2006 menuju Tahun Baru 2007 yang di adakan di KBRI Buenos Aires beserta Masyarakat Indonesia.

untuk memperbesar gambar klik photo.











(kiri) Bapak Dubes Sunten Manurung memberikan sambutan










Perlombaan meniup balon dan Lomba Berebutan Kursi.










dari group Remaja, sdr Sol memperagakan permainan Tebak kata.










Ultah Pak Sjaeful Amran mengahiri tahun 2006










Ada yang nyanyi ada juga yang joget.










Hidangan Makan Malam yang di siapkan DWP.










Pilih-pilih lagu










Aneka gaya pada perlombaan Karouke

Monday, January 01, 2007

Do'a Tahun Baru 2007

Asian Tsunami Indonesia photos by Phoenix Rising  1

Ya Allah,
Tuhan Yang Maha Kuasa,…

Tahun 2006 ini telah berlalu, tahun dimana bangsa kami banyak menghadapi berbagai macam ujian dan cobaan.

Kami menyadari sepenuhnya, itu adalah teguran-MU atas segala kesalahan dan kekhilafan bangsa kami selama ini.

Namun, tetap berikanlah kami petunjuk-MU, agar kami dapat memperbaiki diri dan selalu tabah dalam menerima cobaan ini.

Janganlah Engkau berikan kepada kami beban yang berat yang sekiranya kami tidak mampu memikulnya dan berikanlah pertolongan kepada kami disaat kami mengalami kesulitan.


Ya Allah, Yang Maha Perkasa ,……

Tahun 2007 segra kami jelang,…tahun dimana kami menyimpan sejuta harapan ……dan dengan Hidayah dan Kekuasaan-MU, berikanlah pertolongan dan keteguhan hati serta tanamkanlah kekuatan iman lahir-bathin, agar di ahun 2007 nanti kami bisa bangkit dan membangun kembali kehidupan berbangsa dan bernegara yang damai, harmonis dan sejahtera dalam naungan dan Ridho-Mu Ya Allah…..


Ya Allah,.Yang Maha Bijaksana,…..

Luaskanlah kesabaran kami, kokohkan kesungguhan kami, bersihkan hati kami agar kami mampu keluar dari lilitan persoalan yang sulit kami pecahkan, agar kami bijak bersikap atas kekurangan, kesedihan, harapan dan perjuangan bangsa kami yang belum selesai.


Ya Allah, Yang Maha Pengasih dan Penyayang,…

Ampunilah kesalahan dan dosa kami dan kabulkanlah Doa Kami,..


TIADA TUHAN SELAIN ALLAH, DAN TIADA SEKUTU BAGI-NYA. UNTUK-NYA LAH SEGALA KERAJAAN DAN PUJIAN, YANG MENGHIDUPKAN DAN MEMATIKAN. DITANGAN-NYA SEGALA KEBAIKAN DAN DIA-LAH YANG MAHA KUASA ATAS SEGALANYA “.


=== oo ====