Saturday, June 23, 2007

Wanita dalam Kehidupan Juan Domingo Perón.

Juan Domingo Perón (8 Oktober 1895 – 1 Juli 1974) adalah seorang soldier dan politisi Argentina yang terpilih untuk tiga kali masa jabatan sebagai Presiden Argentina (1946-1955 dan 1973-1974). Perón dan istrinya, Eva begitu populer di kalangan rakyat Argentina. Ia adalah tokoh Amerika Latin yang terkemuka pada abad ke-20, dan telah membawa banyak perubahan penting dalam arena politik negaranya.

Aurelia Tizón (1908 - 10 September 1938) adalah istri pertama Presiden Argentina Juan Perón . Mereka bertemu pada tahun 1925, saat itu Aurelia seorang guru dan mereka menikah pada 5 Januari 1929. dia meninggal setelah 9 tahun usia pernikahannya karna Cancer Uterine.

Aurelia adalah seorang wanita dengan berbagai bakat, dia bisa menggambar, melukis dan berbahasa Inggris, Aurelia menerjemahkan beberapa buku militer Inggris untuk Peron. Walaupun tak ada bukti pasti, dicurigakan bahwa pasangan ini mengadopsi seorang putri.

María Eva Duarte de Perón (lebih dikenal dengan nama Evita (7 Mei 1919 – 26 Juli 1952) adalah istri kedua Presiden Argentina Juan Domingo Perón(1895–1974) dan Ibu Negara Argentina sejak 1946 hingga wafatnya pada 1952.

Eva Duarte bertemu Kolonel Juan Perón pada acara amal pengumpulan dana untuk korban gempa bumi di daerah San Juan. Mereka menikah pada 21 October 1945.

Meskipun ia tidak pernah secara resmi terpilih menjadi tokoh politik, sebagai Ibu Negara ia akhirnya memiliki lebih banyak kekuasaan dan pengaruh dalam pemerintahan daripada siapapun, kecuali suaminya. Di antara kaum miskin dan kelas pekerja Argentia, ia mempunyai kharisma yang tidak banyak tandingannya di luar monarkhi

Evita membentuk Yayasan Eva Perón, yayasan amal yang membangun ribuan rumah dan sekolah untuk kaum perempuan dan kaum miskin dan untuk pertama kalinya dalam sejarah Argentina menjamin tidak ada ketimpangan dalam pemeliharaan kesehatan untuk warganya. . Evita juga memimpin pembentukan Partai Peronis Perempuan, yang merupakan partai politik perempuan pertama di negaranya.

Pada masa hidupnya itulah untuk pertama kalinya ia menganjurkan rakyat Argentina untuk memanggilnya bukan sebagai "Eva Perón" namun sekadar "Evita", yaitu bentuk (kesayangan) dalam bahasa Spanyol ("Eva Kecil")

Pada 1951, ia mengadakan kampanye agar dimungkinkan mencalonkan diri menjadi Wakil Persiden Argentina. Hal ini ditentang oleh militer Argentina, kaum elit, dan akhirnya suaminya sendiri. Andaikan Evita terpilih, ia akan menjadi wakil presiden perempuan pertama di dunia. Pada 1952 Evita mendapat gelar resmi "Pemimpin Rohani Bangsa".

Evita juga tokoh yang sangat kontroversial pada masa hidupnya, bahkan sampai hari ini. Meskipun hanya enam tahun lebih ia berkiprah dalam politik Argentina, di masa itu ia menjadi pusat gosip dan kabar burung. Dalam bukunya "Evita: The Real Life of Eva Perón", Marysa Navarro dan Nicholas Fraser mengklaim bahwa mitos dan distorsi tentang Eva Perón adalah yang paling rumit dari tokoh politik modern manapun.

Semasa hidupnya, Evita adalah perempuan paling berkuasa di negerinya. Kebanyakan sejarahwan setuju bahwa ia tetap yang paling berpengaruh dalam sejarah bangsanya dan di seluruh Amerika Selatan. Pada saat kematiannya, ia adalah perempuan paling berpengaruh di seluruh dunia

María Estela Martínez de Perón (lahir 4 Februari 1931) yang dikenal sebagai Isabel Martínez de Perón adalah istri ketiga Presiden Juan Perón dan Presiden Argentina. Ia menjadi presiden wanita pertama di negaranya yang memerintah pada 1 Juli 1974 - 24 Maret 1976.

Pertemuan itu bermula ketika Juan Peron meninggalkan negaranya dan tiba di Panama. Ketika dalam pembuangan, Peron berjumpa dengan penari (dancer) klub malam di Paraguay bernama Isabel. Perón amat tertarik dengan kecantikannya dan percaya bahwa Isabel mampu mengisi kekosongan hidupnya setelah kematian isteri kedunya, Eva Perón.

Perón kemudian mengajak Isabel bersamanya ke Madrid, Spanyol pada tahun 1960. Negara ini menganut ajaran Katolik Roma yang kuat dan melarang seorang hidup bukan dengan istrinya yang sah. Atas desakan pihak agama, Perón menikah untuk ketiga kalinya pada 15 November 1961. Sebuah pernikahan antara mantan presiden dan penari klub malam yang terpaut umur tiga dekade.

Di Madrid, Perón aktif kembali dalam kancah politik Argentina dan menggunakan Isabel sebagai perantara dari Spanyol ke Amerika Selatan.

Pada 19 September 1955, Peron diberhentikan dan diasingkan setelah militer melakukan kudeta pemerintahannya. Pengasingan selama 18 tahun tidak melunturkan pengaruhnya di kalangan rakyat. Pada tahun 1973, yaitu pada usia lebih 70 tahun, Perón terpilih kembali sebagai Presiden Argentina untuk periode yang ketiga kalinya. Dalam satu strategi politik, ia menamakan isterinya, Isabel Martínez de Perón, sebagai deputi presiden. Ia meninggal di kantornya pada 1 Juni 1974 dan posisinya kemudian digantikan Isabel (istrinya).


diambil dari berbagai sumber

Wednesday, June 13, 2007

Sekilas tentang Kanker

1. Setiap orang mempunyai sel kanker di dalam tubuh. Sel-sel kanker ini tidak terlihat dalam tes standar hingga mereka berkembang biak menjadi bermilyar milyar. ketika dokter mengatakan kepada pasien kanker bahwa tidak ada lagi sel kanker di tubuh mereka setelah perawatan, itu berarti bahwa tes yang dilakukan tidak mampu mendeteksi sel kanker karena sel kanker tersebut tidak sampai pada jumlah yang dapat diprediksi.

2. Kanker sel terjadi antara 6 sampai 10 kali di dalam hidup manusia.

3. Ketika kekebalan tubuh manusia kuat, sel-sel kanker akan rusak dan dicegah dari pembiakan dan pembentukan tumor.

4. Ketika seseorang mengidap kanker, diindikasikan orang tersebut mempunyai beragam gangguan nutrisi. Hal ini bisa disebabkan oleh faktor genetik, lingkungan, makanan dan gaya hidup.

5. Untuk menanggulangi beragam gangguan nutrisi, mengubah diet dan termasuk suplemen akan menguatkan kekebalan imun.

6. Kemoterapi melibatkan sel kanker beracun yang tumbuh dengan cepat dan juga merusak sel sehat yang tumbuh dengan cepat di sumsum tulang, organ bagian dalam dan dapat menyebabkan kerusakan organ seperti hati, ginjal, jantung, paru-paru, dsb.

7. Radiasi ketika menghancurkan sel kanker, juga membakar dan merusak sel sehat, jaringan dan organ.

8. Perawatan awal dengan kemoterapi dan radiasi akan sering mengurangi ukuran tumor. Akan tetapi penggunaan kemoterapi dan radiasi yang berkepanjangan tidak menghasilkan kehancuran tumor.

9. Ketika tubuh telah banyak mempunyai racun yang terbakar akibat kemoterapi dan radiasi, sistem imun yang dibinasakan karenanya akan lemah dari berbagai macam infeksi dan komplikasi.

10. Kemoterapi dan radiasi bisa mengakibatkan sel kanker bermutasi dan menjadi bersifat menentang serta sulit dihancurkan. Pembedahan juga dapat mengakibatkan sel kanker menyebar ke bagian lain.

11. Sebuah cara yang efektif adalah membuat sel kanker lapar dengan cara tidak memberinya makanan yang dapat menyebabkannya berkembang biak.

12. Protein hewani sulit untuk dicerna dan membutuhkan banyak enzim pencernaan. Daging yang tidak dicerna secara sempurna, sisanya di dalam isi perut menjadi antaran untuk membangun racun.

13. Dinding kanker dialasi oleh protein yang tangguh. Mempertahankan diri dengan memakan sedikit daging dapat membebaskan enzim untuk melawan dinding protein sel kanker dan membiarkan sel pembunuh dalam tubuh menghancurkan sel kanker.

14. Beberapa suplemen membangun kekebalan imun (IP6, Flor-ssence, Essiac, anti oksidan, vitamin, mineral, EFA, dll) dan memungkin kan sel pembunuh dalam tubuh menghancurkan sel kanker. Suplemen-suplemen lain seperti vitamin E diketahui menyebabkan apoptosis, atau pemrograman kematian sel, metode tubuh normal dari penempatan sel yang rusak, tidak
diinginkan atau tidak dibutuhkan.

15. Kanker adalah penyakit pikiran, tubuh dan jiwa. Semangat yang proaktif dan positif akan membuat selamat. Kemarahan, tidak memaafkan dan kepahitan menempatkan tubuh ke dalam keadaan penuh stress. Belajarlah mempunyai semangat mencintai dan memaafkan. Belajarlah santai dan menikmati hidup.

16. Kanker sel tidak dapat tumbuh dengan subur dalam lingkungan beroksigen. Berolahraga setiap hari, dan bernapas dengan dalam membantu mendapatkan oksigen lebih banyak. Terapi oksigen adalah cara lain untuk menghancurkan sel kanker.

SEL KANKER HIDUP DENGAN:

a. Gula adalah umpan kanker. Dengan mengurangi gula, berarti juga mengurangi suplai makanan penting bagi sel kanker. Pengganti gula seperti NutraSweet, Equal, Spoonful, dll dibuat dengan aspartam dan itu berbahaya. Pengganti alami yang lebih baik dapat berupa madu atau tetes tebu tetapi dalam jumlah yang amat sedikit. Garam meja mempunyai tambahan kimia untuk membuat warnanya putih. Alternatif yang lebih baik adalah dengan garam laut.

b. Susu membuat tubuh memproduksi mucus, terutama di organ bagian dalam. Kanker diumpan oleh mucus. Dengan mengurangi susu dan menggantikan dengan susu kedelai tawar sel kanker akan kelaparan.

c. Sel kanker tumbuh dengan subur di lingkungan asam. Diet anti daging adalah bersifat asam, yang terbaik adalah memakan ikan dan ayam daripada daging sapi atau babi. Daging juga mengandung antibiotik ternak yang menumbuhkan hormon dan parasit yang berbahaya, terutama bagi penderita kanker.

d. Diet dengan 80% sayur dan buah segar, biji-bijian dan kacang-kacangan membantu tubuh dalam lingkungan alkalin. 20%nya bisa diperoleh dari makanan matang termasuk kacang. Sayur segar menyediakan enzim hidup yang mudah diserap dalam 15 menit untuk memelihara dan meningkatkan pertumbuhan sel sehat. Untuk memperoleh enzim hidup untuk membangun sel sehat, cobalah minum jus sayur segar (semua sayuran termasuk kacang2an) dan makan sayuran mentah 2 atau 3 kali sehari. Enzim rusak pada temperature 104 derajat Farenheit atau 40 derajat Celcius.

e. Hindari kopi, teh, dan coklat yang mempunyai kafein tinggi. Teh hijau adalah alternative terbaik yang mempunyai sel penumpas kanker. Yang terbaik meminum air bersih atau air yang telah disaring untuk menghindari racun dan logam berat dalam air ledeng.


sumber Warkatintha mailing list

Saturday, June 09, 2007

Pentas Budaya di Argentina












Dalam rangka mempromosikan kebudayaan Indonesia di Argentina, KBRI Buenos Aires bekerja sama dengan Pemerintah Daerah Nangroe Aceh Darussalam, akan menyelenggarakan Pentas Budaya Indonesia "Unidad en la Diversidad" (Berbeda-beda tetapi tetap satu) yang akan diselenggarkan pada:

I . Selasa 3 Juli 2007 Pkl. 19.30
di Teatro Argentino de la Plata, Salon Astor Piazzola
Avenida 51 entre 9 y 10 - La Plata


II . Kamis 5 Juli 2007 Pkl. 19.30
di Auditorio de Belgrano
Virrey Lorreto 2348 Capital Federal.


Undangan gratis dapat diambil di KBRI Buenos Aires
Jl. Mariscal Ramon Castilla 2901
Capital Federal 1425 Buenos Aires.
setiap hari Pkl. 9.00 - 17.00 atau hubungi Sdri. Erna Herlina dan Rudi Henryadi
telpon. 4807-2211

Undangan gratis dapat juga diambil di
Auditorio de Belgrano.
Virrey Lorreto 2348
pada hari Senin - Jumat pkl. 10.00 - 13.00 dan pkl. 14.00 - 18.00


Kami mengundang dan menghimbau kepada seluruh warga negara Indonesia dan koleganya yang berada di Argentina untuk dapat hadir dan berpartisipasi dan menyaksikan acara tersebut.

Friday, June 08, 2007

Pertemuan dan Perpisahan juni 2007

Foto bersama Masyarakat Indonesia dan Staff KBRI











Suasana Pertemuan bulanan dan sekaligus Perpisahan dengan Ibu Ida Sjaiful, Bpk Hery, Ibu Maudy, Tiopan Manurung dan Dinda Sjaiful yang akan kembali ke Indonesia.

Thursday, June 07, 2007

Menjelajahi Noroeste Argentino kilometer demi kilometer

Liburan kami kali ini merupakan perjalanan yang terunik yang belum pernah kami lakukan sebelumnya. Kami memutuskan untuk melalukan eskpedisi keluarga dengan menyetir mobil pribadi menjelajahi daratan utara bagian barat Argentina (Noroeste Argentino) sepanjang total hampir 5.000 km selama 2 minggu.

Noroeste Argentina terdiri dari 5 propinsi (provincia), yaitu Santiago del Estero, Catamarca, Tucumàn, Salta dan Jujuy. Daerah ini sangat terkenal dalam dunia pariwisata Argentina bagi turis2 internasional akan keotentikan alam, sejarah dan budayanya.

Setelah persiapan yang memadai (kami mempunyai seorang anak perempuan berumur 2,5 tahun sehingga faktor keamanan dan kenyamanan menjadi prioritas utama kami), perjalanan kami dimulai dari Buenos Aires (Bs. As.), disebut juga Capital Argentina, propinsi dimana kami tinggal.

Setelah melewati Rosario (ibukota propinsi Santa Fe, 300 km dari Bs. As.) dan Cordoba (ibukota propinsi Cordoba, 710 km dari Bs. As. ), akhirnya kami tiba di San Miguel de Tucumàn (ibukota propinsi Tucumàn, 1.250 km dari Bs. As.). Kota ini mempunyai peranan yang sangat penting dalam sejarah nasional Argentina karena disinilah penandatanganan kemerdekaan nasional dilakukan pada tanggal 9 Juli 1816 (el Dia de la Independencia). Sejak tahun 1941, tempat bersejarah ini direkonstruksikan menjadi Museo Casa Historica de la Independencia. Sebelumnya di Cordoba, kami pun sempat mengunjungi La Catedral, yang termasuk salah satu gereja katolik tertua (dibangun sejak abad ke-16) dan termegah di Argentina.

Kilometer berikutnya (sekitar 150 km dari Tucumàn) menyuguhkan pemandangan yang sangat indah dan berbeda dari sebelumnya karena kami mulai memasuki daerah Pegunungan Los Andes (merupakan yang tertinggi di seluruh Amerika Selatan dengan puncaknya hampir mencapai 7.000 m di atas permukaan air laut). Kami melalui Tafì del Valle, kota kecil yang ideal untuk beristirahat di antara alam pegunungan (yang tak jarang membeku dan dihujani salju akibat ketinggiannya) sambil menikmati makanan khas daerah, diantaranya locro (sup kare yang terdiri dari jagung, labu, kacang polong dan potongan daging) dan queso de cabra (keju dari susu kambing).

Setelah itu, giliran berhektar-hektar ladang anggur yang menjadi santapan mata yang menyejukan di hawa dingin sejak kami turun dari Tafì del Valle. Viñas de Cafayate Wine Resort menjadi pilihan kami untuk sekedar melepas lelah dan berjalan-jalan di antara kebun anggur sambil mencicipi anggur lokal yang bercita rasa tinggi. Dari tempat ini, kami bergerak menuju Cachi melalui Ruta 40 (jalan nasional sepanjang 5.200 km, yang dimulai dari daerah Patagonia hingga perbatasan utara Argentina dengan Bolivia). Kali ini, perjalanan kami agak tersendat-sendat dikarenakan kondisi jalan yang berlubang dan tidak ber-asphal kurang lebih sepanjang 40 km (yang tentunya bakal terasa lebih nyaman dan aman dengan kendaraan tipe Land Rover). Meskipun demikian, perasaan khawatir akan pecahnya ban mobil tertutup oleh pemandangan yang menakjubkan. Rasanya kami seperti terdampar seorang diri di daerah Far/Wild West dalam cerita film cowboy. Gurun dan lembah pasir terbentang luas dihiasi oleh ribuan tanaman kaktus raksasa (los cardone). Jenis tanaman ini dilindungi oleh Pemerintah Argentina dari kepunahannya, dengan diresmikannya Parque Nacional de Los Cardones (seluas 65.000 ha) yang bisa dilintasi publik secara gratis via Ruta 33.

Tujuan kami selanjutnya adalah Salta (ibukota propinsi Salta, 1.590 km dari Bs. As.). Kota yang terkenal kecantikannya (Salta, la linda), mulai dari alamnya yang di antara lembah pegunungan, bangunan-bangunan tua seperti gereja katedral dan cabildo (rumah pemerintahan), monumen-monumen penting seperti patung General Güemes (tokoh nasional) yang replikanya terdapat juga di Capital sampai dengan museum berstandar internasional (MAAM, Museo de Arqueologia de Alta Montaña), yang menyimpan 3 mumi suku Inca dari abad ke-15, hasil penemuan terpenting ekspedisi arkeologi tahun 1999 di pegunungan Los Andes yang disponsori oleh National Geographic. Selain itu, Salta juga terkenal akan empanadas, sejenis pastel dengan isi beragam: daging sapi, ayam, keju atau sayuran, yang dimakan dengan saus pedas (salsa picant) plus alfajores, sejenis biscuit berlapis gula yang diisi dengan sari susu (dulce de leche).

Dari Salta, kami bergerak ke Purmamarca (pueblo rojo/red town), Tilcara (capital arqueologica de Jujuy) dan Humahuaca, desa-desa tipikal Noroeste Argentino dimana alamnya berada di bawah perlindungan UNESCO sebagai warisan dunia (World Heritage) sejak tahun 2003, berkat sejarah dan struktur arkeologinya, keragaman warna dan bentuk formasi pasir bebatuan dan lembah pegunungannya. Oleh karena itu, bangunan-bangunan di desa-desa ini, termasuk jalan dan rumah, memiliki aneka warna (dengan warna utama merah) sesuai dengan pasir/tanah sebagai material konstruksi primer. Penduduk daerah ini merupakan keturunan suku asli (los indìgenas) sehingga mempunyai raut, perawakan dan budaya yang khas. Mereka pun terkenal akan produk-produk kerajinan tangan (artesanias) seperti keramik tradisional, bahan rajutan (tejidos) dari bulu llama, vicuña dan alpaca (jenis2 hewan dari daerah Los Andes), alat-alat dapur/dekorasi rumah dari kayu atau campuran perak dan nikel, dsb. Tidak lupa, kami mengunjungi reruntuhan (las ruinas) suku Inca di Tilcara dan suku Quilmes di propinsi Tucuman yang kami lalui sebelumnya. Keduanya yang merupakan bukti bersejarah eksistensi suku-suku asli Amerika Latin.

Alam spektakular yang terakhir kami kunjungi sebelum melakukan perjalanan pulang adalah Las Salinas Grandes (1.750 km dari Bs. As.) dengan ketinggian 3.500 m di atas permukaan air laut. Diduga aslinya adalah danau natural, yang menjelma menjadi gurun garam seluas kira2 (40x35) km2 akibat proses tranformasi alam selama jutaan tahun. Sungguh perasaan yang aneh merasuki kami ketika berjalan di antara miliaran butir garam dimana hanya pegunungan tinggi dan langit biru yang menjadi batasnya. Untuk mencapai tempat ini, kami harus melewati jalan dengan ketinggian lebih dari 4.000 m di atas permukaan air laut, yang memberikan pemandangan tidak kalah istimewanya.

Sungguh seluruh perjalanan ini sangat berkesan bagi kami dan mengingatkan kami akan kebesaran alam Sang Pencipta. Tentunya kami bersyukur sekali dapat kembali ke rumah dengan utuh dan selamat, membawa segala kenangan indah yang tak terlupakan.

Martinez, 7 Juni 2007

Femina Affandi-Baudot


Monday, June 04, 2007

Kegiatan Juni 2007

Photo- photo yang sempat diabadikan pada bulan Juni 2007

Arisan dan Perpisahan Ibu Ida Sjaiful, Bpk Hery dan istri, Tiopan Manurung dan Dinda Sjaiful






















Menjenguk Gina putri dari Bpk Yudi T. Mulya yang sedang sakit










Mengantar Ibu Ida, Dinda dan Tiopan yang pulang ke Indonesia










Membagi-bagikan Pamplate/brosur dalam rangka Pentas Budaya di Argentina










Menerima kunjungan Bpk Nana beserta istri dari Perwakilan BI di New York









Petualangan yang berkesan

Panorama dan keindahan alam yang diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa sungguh sangat menakjubkan, itulah yang selalu tergambar dan ucapan kekaguman yang terlontar pada saat ibu-ibu DWP dan anak-anak remaja KBRI Buenos Aires pergi berdarma wisata (petualangan) selama empat hari tiga malam, diantaranya ke air terjun Iguazu, bendungan Itaipu, Parque das Aves (Taman burung) dan pertambangan batu (Minera Wanda).


IGUAZU adalah air terjun terbesar ketiga setelah Niagara di Canada dan Victoria di Zimbabwe, namun dari ketiga diantaranya Iguazu mempunyai taman alami nasional dan masuk dalam daftar peninggalan cagar alam yang harus dilindungi dan dilestarikan oleh UNESCO pada tahun 1986.

Iguazu diambil dari bahasa Guarani (Paraguay) yang artinya Air Yang Besar, dan mempunyai air terjun yang berjumlah 275 jeram yang membentang sepanjang 2,5 kilometer dan terletak diantara perbatasan selatan Brasil, perbatasan timur Paraguay dan dari Propinsi Misiones Argentina yang terkenal dengan sebutan Tiga Perbatasan atau TRES FRONTEIRAS

Disamping itu kita berkesempatkan untuk melihat bendungan terbesar di dunia, yang bernama ITAIPU , yang dimanfaatkan sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Air (hydroelectric power plan) yang merupakan bendungan milik bersama antara Brazil dan Paraguay.

Hari terahir pagi-pagi setelah sarapan anak-anak pergi ke PARQUE DAS AVES (taman burung), aneka jenis burung yang hidup di taman yang indah dibelantara Brasil yang bernuansa tropical dengan alam yang luas sekitar 5 hektar menyatu dengan hutan lindung dan memberi kesempatan pada turis, fotografer, ekologis, Ornithologis untuk menjelajahi hutan yang berketinggian 8 meter dan melihat burung-burung dalam kehidupan bebas tanpa pagar pembatas atau kandang. Sayangnya pagi itu cuaca sangat dingin sekitar 1° C. Terlihat burung-burung yang kedinginan, terbang ke atas awan untuk mencari cahaya (kehangatan) matahari dan disisi lain terlihat kasihan kupu-kupu banyak yang tergeletak mati, menahan dinginnya alam saat itu. Namun anak-anak tetap terlihat ceria, pantang menyerah dan seakan tengah menikmati petualangannya.

Sebelum pulang dan mumpung masih ada waktu kita sempatkan untuk melihat pertambangan batu yang bernama MINERA WANDA yang terletak di Propinsi Misiones Argentina. Dengan bantuan seorang guide kita bisa melihat dari dekat proses terjadinya batu-batuan yang mengendap bertahun-tahun lamanya sehingga menghasilkan batu-batuan yang cantik diantaranya berjenis agate, quartz, amethyst, topaz, cristal dan lain-lain .

Ahirnya tak terasa sudah pukul 3 sore, waktunya untuk kembali ke Buenos Aires, tentunya petualngan yang sangat menyenangkan dan membawa kesan yang paling dalam.

Hasta Luego.