Sunday, November 30, 2008

ASEAN FAMILY DAY

Asean oh Asean
Our voices rise as one
From land to land from sea to sea
Reach out to everyone
Asean oh Asean
Let's link our arms and stand
Behold the sun has risen to
The level of our eyes
Behold the sun has risen to
The level of our eyes...

Lagu Himne ASEAN berkumandang di Buenos Aires, Argentina dinyanyikan bersama membuka acara ASEAN Family Day yang diadakan setiap tahun oleh lima negara yang bergabung, yaitu Indonesia, Malaysia, Philipina, Thailand, Vietnam. Lagu yang dikarang oleh Nicanor G. Tiongson dan diaransir oleh Ryan Cayabyar, musikus terkenal dari Philipina menumbuhkan semangat persatuan diantara sesama ASEAN yang bertugas di selatan Amerika.

Dengan selalu mengingat spirit yang dikobarkan untuk tetap saling menghormati, duduk sama rendah dan berdiri sama tinggi, maka tercipta suasana kekeluargaan yang sangat akrab dalam situasi piknik ini.

Meski udara mendung dan diselingi sedikit rintik-rintik hujan tanda musim semi sudah tiba, Sabtu 8 November 2008 semua tetap bersemangat berangkat pagi-pagi menuju tempat yang sudah ditentukan. Setiap negara berpartisipasi untuk mengisi acara-acara yang sudah disusun oleh panitia penyelenggara.

Malaysia sebagai tuan rumah, membuat gebrakan dengan menyanyikan lagu P. Ramlee, seorang penyanyi terkenal lagu-lagu pop di negerinya, tampil khas dengan mengenakan kaca mata hitam, seluruh anggota group dengan seronok bergaya mengikuti irama musik dan berdansa twist. Duta Besar Malaysia yang baru saja tiba satu bulan yang lalu, Datu Zulkifli sangat menikmati dan tidak ragu untuk mengajak hadirin turut berjoged, sungguh mencerminkan suatu kegembiraan yang sangat terbuka. Diselingi dengan pembagian hadiah para pemenang sejumlah pertandingan yang sudah dilakukan pada bulan September dan Oktober yang lalu.

Di arena yang luas, sebuah resort indah, sekitar setengah jam ke arah timur dari international airport Ezeiza, tempat yang disebut Caning sangat ideal untuk dijadikan arena piknik oleh sekitar 300 orang yang hadir. Selain taman indah untuk menyelenggarakan pertemuan, banyak terdapat permainan untuk anak-anak, arena kolam renang, sarana untuk main volley, main bola dan lain-lain.

Indonesia kali ini tampil membawakan tari poco-poco, tari yang pernah sangat populer beberapa tahun yang lalu di tanah air, sangat memukau hadirin. Musik yang sangat expresif dan hentakan nada yang mengundang orang bergoyang memang cermin dari mereka yang mencintai kegembiraan. Sungguh sudah selayaknya kita bersama mengadakan rekreasi untuk sejenak melupakan rutinitas. Gaya poco-poco yang sangat mengutamakan kekompakan terlihat manis dan tidak sia-sia latihan yang sudah diselenggarakan beberapa kali.

Philipina, Thailand dan Vietnam, masing-masing mengisi acara dengan bernyanyi bersama. Masing-masing negara berusaha menampilkan lagu-lagu terbaik yang pernah populer di negerinya sebagai cara untuk lebih memperkenalkan dalam ajang sesama negara ASEAN.

Yang juga sangat dibanggakan adalah tampilnya kelompok pemusik anak-anak muda dari KBRI, dipimpin Martinus Manurung, bersama dengan Billy, Rully, Faisal dan Bpk. Johny, lagu "Madu dan Racun" dibawakan oleh kelompok ini dengan iringan guitar dan gendang yang sangat dinamis.

Setelah setiap negara menampilkan satu atraksi andalan, maka tiba waktunya untuk santap siang bersama. Sebagaimana menjadi tradisi bahwa setiap negara membawa 3 macam lauk utama dan 2 macam hidangan penutup, maka bisa dibayangkan begitu banyak jenis makanan yang ada di meja makan yang semuanya tentu sangat istimewa. Acara makan siang sangat relaks, sambil bersenda gurau dan saling mencicipi hidangan dari berbagai negara sahabat.

Selesai makan, acara permainan dilangsungkan. Setiap negara menyajikan dua macam jenis permainan. Sungguh meletihkan tapi sekaligus menggembirakan. Setiap jenis permainan diselingi dengan acara penarikan lotere. Sejumlah hadiah-hadiah menarik dari sponsor, terutama perusahaan-perusahaan yang melakukan transaksi dagang dengan negara-negara ASEAN banyak menyumbang hadiah-hadiah yang menarik.

Sebagai puncak acara, merupakan penutup, Indonesia terpilih sebagai negara yang paling banyak ikut berpartisipasi dalam semua pertandingan yang diselenggarakan dan paling banyak juga memperoleh piala kemenangan. Maka kepada Duta Besar Indonesia Sunten Z. Manurung diserahkan Piala Bergilir sebagai Juara Umum.

Dan tahun depan adalah giliran Indonesia menjadi tuan rumah penyelenggara, maka Duta Besar Malaysia Datu Zulkifli menyerahkan Bendera ASEAN kepada Duta Besar Indonesia Sunten Z. Manurung sebagai simbol kepemimpinan ASEAN satu tahun ke depan.

Semoga semua yang sudah diselenggarakan dengan baik, dapat dilanjutkan di masa mendatang dengan selalu mengingat semangat ASEAN yang menjadi ciri kekuatan bersama.















Tuesday, November 18, 2008

Akademi Tari Nigelia Sonria

Belum banyak yang tahu bahwa di propinsi Santa Fe, sekitar 300 km ke utara dari Buenos Aires, di kota Rosario ada sekolah tari yang khusus mengajarkan berbagai macam tarian daerah dari Indonesia. Pendirinya Senora Daniela Azar, pernah mendapat beasiswa Dharmasiswa dari Diknas RI pada tahun 1994 untuk belajar tari-tarian Indonesia di ISI Surakarta.

Kecintaan pada dunia seni tari diwujudkan melalui Akademi Seni Tari Nigelia Sonria. Sekitar 20 orang gadis-gadis cantik Argentina menjadi murid di sekolah ini, dengan tekun dan penuh perasaan mampu menghayati peran dan gerak yang lemah gemulai layaknya tarian dari daerah Jawa Tengah. Mereka juga diperkenalkan dengan berbagai macam tarian dari pulau Sumatra.



Setiap tahun Senora Daniela Azar mempunyai prakarsa mengadakan pagelaran yang tujuannya supaya masyarakat luas di sekitar kota Rosario tertarik untuk mengetahui seni tari dari Indonesia, karena memang kenyataannya masih banyak yang belum pernah mendengar atau mengenal Indonesia.

Bekerja sama dengan Asociacion Rosarina de Afasia (Asosiasi penderita Afasia Rosario), hari Rabu tanggal 5 Nopember 2008 murid-murid sekolah tari pimpinan Senora Daniela Azar ini tampil memukau di Teater JM de Lavarden. Bangunan Teater yang antik dan cantik semakin menambah indahnya seluruh tampilan tarian yang dibawakan, antara lain Tari Pendet, Tari Merak, Tari Yapong, Jaipong dan masih banyak lagi, semuanya disuguhkan dengan kostum tari yang menawan. Alunan musik tradisional mengiringi setiap tarian yang dibawakan menimbulkan sensasi ingin melihat tempat dari mana asalnya tari-tarian tersebut.

Para penari yang umumnya masih belia mempunyai harapan ingin memperdalam dan melanjutkan belajar berbagai macam tarian di Indonesia kelak. Mereka bahkan ingin meniru jejak pendiri akademi seni tari ini, Senora Daniela Azar yang selalu menceritakan pengalaman indah yang tak terlupakan selama berada di Indonesia. Untuk itu tanpa pamrih ia selalu bersedia membantu KBRI melalui kegiatan mempromosikan kesenian Indonesia. Ini merupakan suatu bukti nyata betapa eratnya hubungan yang sudah ada di antara masyarakat Indonesia dan Argentina.


Saturday, November 08, 2008

Pertemuan Anggota dan Arisan Nopember 2008

Dharma Wanita Persatuan
KBRI Buenos Aires - Argentina
UNDANGAN
Nomor : UND. 11/DWP KBRI BS AS/11/2008


Dengan ini kami mengundang Bapak/Ibu/Saudara/Saudari untuk menghadiri Pertemuan Anggota dan Arisan yang akan diselenggarakan pada:

Hari:Senin, 10 Nopember 2008
Tempat:Ruang Serba Guna KBRI Buenos Aires Lt. III
Jl. Mariscal Ramon Castilla 2901, Buenos Aires
Waktu:Jam 13.00 Bs.As, - selesai
Hari:- Pertemuan Bulanan
- Arisan



Catatan:Untuk yang ikut Arisan diharapkan tidak lupa membawa uang Arisan dan jika berhalangan hadir mohon uang Arisan tersebut agar dapat dititipkan.

Atas perhatian Bapak / Ibu / Saudara / Saudari kami mengucapkan terima kasih.


Buenos Aires, 8 Nopember 2008


Ny. Herawaty S. Manurung
Ketua

Sosialisasi Amandemen UUD 1945 dan Keputusan MPR 2008

KBRI Buenos Aires mendapat tamu istimewa DR. BRA. Mooryati Soedibyo selaku Wakil Ketua MPR RI bersama rombongan yang berkunjung untuk mengadakan acara Sosialisasi Amandemen UUD 1945 dan Keputusan MPR 2008. Acara yang digelar pada hari Selasa tanggal 4 November 2008 pukul 18.00 itu mendapat perhatian dari seluruh Masyarakat Indonesia dan Keluarga Besar KBRI Buenos Aires. Bapak Duta Besar Sunten Z. Manurung berkenan membuka acara secara resmi, memperkenalkan satu per satu para pembicara yang akan ikut ambil bagian dalam pertemuan sore hari itu.

Sebagai pimpinan rombongan, Ibu DR. BRA. Mooryati Soedibyo menyampaikan secara garis besar maksud dan tujuan diadakannya acara sosialisasi ke Argentina. Sebagai negara tujuan yang jarak tempuhnya membutuhkan hampir tiga puluh jam terbang, mendapat sambutan yang antusias ternyata merupakan obat mujarab yang mampu menghilangkan rasa penat. Dengan suara lemah lembut, penuh rasa keibuan, hadirin terpukau mendengarkan uraian yang disampaikan beliau. Tampak jelas bahwa penguasaan materi sekaligus rasa percaya diri yang kuat tercermin dari sikap dan cara mengutarakan gagasan-gagasannya.

Pembicara yang berikutnya adalah Bpk. Lukman Hakim Saifuddin, Ketua Fraksi PPP DPR RI. Dalam uraian singkat disampaikan pada era reformasi tahun 1998, ada tuntutan dari masyarakat bahwa harus ada perubahan UUD 1945 karena terdapat beberapa pasal yang sudah tidak sesuai dengan zaman. Dengan penuh rasa hormat kepada para pendiri bangsa yang mencetuskan UUD 1945, tidak dapat dipungkiri bahwa memang situasi dan kondisi negara kita sudah berubah. Dibutuhkan hampir tiga tahun untuk bisa menghasilkan berbagai perubahan yang bisa diterima oleh semua pihak.

Sebagai pembicara menyambung apa yang diutarakan Bpk. Lukman Halim Saifuddin, secara tegas dan bersemangat Bpk. Dr. H. Idham SH M Kn menekankan bahwa negara kita adalah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Diuraikan juga bahwa dalam upaya untuk menjadi negara yang menjunjung tinggi supremasi hukum, terjadi beberapa perubahan seperti misalnya sekarang kita memiliki Mahkamah Konstitusi yang punya hak untuk melihat segala sesuatunya berdasarkan hukum yang berlaku. Azas bahwa setiap individu adalah sama di depan hukum harus benar-benar dapat ditegakkan. Meski tidak dapat dipungkiri bahwa Aceh memang istimewa, seperti misalnya punya partai lokal di luar partai yang dikenal secara nasional, tapi semua itu masih berada dalam rambu-rambu yang sudah digariskan oleh Pemerintah. Tidak perlu ada rasa kuatir karena semua berada di bawah naungan NKRI.

Bapak Fajar Fairy Rusni SH sebagai pembicara ke 4 atau terakhir menguraikan apa yang disebut DPD atau Dewan Perwakilan Daerah. Beliau mewakili propinsi Bangka Belitung, dan mendapat kepercayaan dari propinsi yang memilihnya untuk duduk menjadi anggota MPR sungguh merupakan suatu perjuangan yang tidak ringan. Banyak yang belum memahami maksud dan tujuan menjadi anggota DPD, bahkan tidak sedikit yang punya prasangka bahwa lahirnya DPD merupakan cikal bakal munculnya fanatisme kedaerahan yang bisa menimbulkan perpecahan dalam suatu negara kesatuan. Dengan tenang dan disertai contoh-contoh konkrit, penjelasan-penjelasan yang disampaikan menjadi lebih mudah dimengerti.

Semua uraian dari 4 orang pembicara mendapat perhatian penuh, dan tidak kalah seru adalah sesi tanya jawab. Bapak Dubes Sunten Z. Manurung yang berperan sebagai moderator dengan tangkas menguraikan inti permasalahan atau pertanyaan yang diajukan, dan mengimbangi jawaban-jawaban yang diberikan penceramah. Tak bisa dipungkiri latar belakang Hukum Tata Negara beliau tercermin dalam penguasaan materi yang diuraikan.

Untuk sebagian orang awam, secara jujur tidak mudah untuk menyerap apa yang disebut UUD 1945. Seperti diutarakan seorang peserta, mewakili mahasiswa, Martinus Manurung menyatakan bahwa meski pada setiap upacara nasional ada acara Pembacaan Pembukaan UUD 1945, sungguh tidak mudah untuk bisa memahaminya, dan dirasakan perlu untuk mengadakan sosialisasi di kalangan remaja.

Mengingat keterbatasan waktu, pukul 21.00 acara secara resmi ditutup, diakhiri dengan acara Makan Malam Bersama dengan seluruh hadirin. Sekitar 80 orang yang hadir masih bisa melanjutkan pembicaraan dengan lebih santai. Yang sangat menarik perhatian para ibu adalah Ibu Mooryati Soedibyo sebagai seorang pengusaha wanita yang sukses. Siapa yang tidak mengenal Mustika Ratu, produk kebanggaan Indonesia. Sayang sekali kehadiran beliau sangat singkat, semoga masih ada kesempatan di masa mendatang.