Perpisahan dalam keluarga besar KBRI Buenos Aires
Bapak Minto Hardjono dan Bapak Waridin menjadi bagian dari Keluarga Besar KBRI Buenos Aires tidak genap satu tahun, tepatnya 9 bulan sesuai tugas yang diberikan Diknas untuk mengajar Bahasa Indonesia di Universitas di Buenos Aires, sebagai realisasi hubungan kerja sama antara Indonesia dan Argentina dalam bidang pendidikan.
Dikenal sebagai "Pahlawan tanpa tanda jasa" demikian profesi yang ditekuni oleh mereka, maka dalam waktu dekat beliau berdua kembali berkarya mengajar bahasa Indonesia ditempat yang selama ini sudah sangat dicintainya.
Drs. Minto Hardjono MM., demikian nama lengkapnya, akan kembali menjadi Guru Bahasa Indonesia di SMAN I Cisauk, Tangerang. Sedangkan Bapak Waridin, S.Pd. M.Hum kembali menjadi pengajar bahasa Indonesia di SMAN 81 DKI Jakarta.
Lain dari biasanya, acara perpisahan di Aula KBRI lantai 3, diadakan pada siang hari, Kamis tanggal 21 Januari 2010. Acara yang dirancang sederhana dan khidmat ini penuh dengan canda dan tawa karena ternyata Bapak Waridin punya selera humor yang sangat tinggi. Ucapan perpisahan yang biasanya bisa memancing suasana haru, berubah menjadi menggembirakan mendengar 'pantun-pantun' hasil karya spontanitas yang menunjukkan suasana batin beliau.
Demikian juga Bapak Minto Hardjono, yang dikenal punya hobby melanglang buana, menjelajah wilayah di sekitar Argentina, sampai ke Bolivia, Peru, Colombia dan berbagai kota kecil di sekitar Amerika Latin. Sungguh pengalaman yang sangat berharga untuk beliau yang akan menambah rasa cinta kepada alam. Tidak cukup waktu untuk mendengarkan uraian berbagai cerita menarik yang dijumpainya dalam berbagai kesempatan, tetapi satu hal yang pasti adalah rasa puas dan sangat menghargai kesempatan bisa berkarya di antara orang-orang Argentina untuk belajar bahasa Indonesia.
Untuk Bapak Minto Hardjono dan Bapak Waridin, pengalaman mengajar Bahasa Indonesia di Universidad Catolica Argentina (UCA) dan juga di Escuela Primaria Basica No 146 Republica de Indonesia di Ciudad Evita, Propinsi Buenios Aires akan menjadi kenangan yang tidak terlupakan.
Sekolah Indonesia di Buenos Aires, yang dibentuk setelah kunjungan Presiden Indonesia yang pertama yaitu Presiden Sukarno ke Argentina, tergolong salah satu Sekolah yang cukup bagus kualitasnya, dan disini Bapak Minto beserta Bapak Waridin mendapat kesempatan mengajar Bahasa Indonesia kepada murid-murid kelas V dan VI. Sebagai Sekolah Negeri yang menyandang Nama Indonesia dan punya hubungan historis yang sangat kental dengan Indonesia, maka di sekolah ini segala pengetahuan yang berhubungan dengan Indonesia selalu menjadi perhatian utama. Para guru dan murid-murid yang banyak berhubungan dengan Bapak Minto dan Bapak Waridin dalam kurun waktu tersebut sangat kehilangan dan berharap akan ada kesempatan untuk berjumpa lagi, kelak mungkin di Indonesia, demikian harapan mereka.
Orang ketiga yang juga diperpisahkan adalah Sdri. Eva Nur Desianti. Cuma berada 3 (tiga) bulan di lingkungan KBRI Buenos Aires, dalam kapasitasnya sebagai Diplomat muda yang menjalankan tugas magang, melengkapi program yang dijalankan Kemlu untuk menjadikannya seorang Diplomat yang andal.
Masih muda dan sangat energik, Sdri. Eva sangat beruntung mendapat kesempatan bergabung dalam ISEN (Instituto Servicio Exterior de la Nation), yaitu jenjang Pendidikan calon Diplomat yang diselenggarakan oleh Kemlu Argentina. Semua program dalam bahasa Spanyol yang secara tidak langsung memacu Sdri. Eva untuk menjadi lebih aktif dan terlibat langsung dalam semua pengetahuan mengenai Amerika latin. Tentu pengalaman bergaul secara langsung dengan calon diplomat orang-orang Argentina dan belajar tentang budaya Amerika Latin di negeri asalnya merupakan suatu pengalaman sangat berharga untuk Sdri. Eva. Semua ini dituangkannya dalam kata-kata perpisahan yang akan lama dikenang.
Sebagai penutup, Dubes RI di Argentina Bapak SZ Manurung menyampaikan ucapan terima kasih serta penghargaan atas semua karya yang sudah dipersembahkan oleh para guru dan juga diplomat muda yang mengaplikasikan kemampuannya di bidang masing-masing. Semua yang dilakukan untuk menambah keharuman nama dan bangsa Indonesia di mana pun kita berkarya. Tidak lupa disertai harapan akan memperoleh sukses lebih besar lagi di masa mendatang serta melupakan dan memaafkan bilamana ada kekhilafan yang tidak disengaja tentunya.
Menjadi lebih lengkap lagi acara perpisahan ini, dengan menyampaikan hadiah, cendera mata, apapun namanya, yang intinya adalah suatu kenangan yang akan dibawa pulang ke Indonesia, tanah air tercinta disertai doa akan segera berjumpa lagi.
Dikenal sebagai "Pahlawan tanpa tanda jasa" demikian profesi yang ditekuni oleh mereka, maka dalam waktu dekat beliau berdua kembali berkarya mengajar bahasa Indonesia ditempat yang selama ini sudah sangat dicintainya.
Drs. Minto Hardjono MM., demikian nama lengkapnya, akan kembali menjadi Guru Bahasa Indonesia di SMAN I Cisauk, Tangerang. Sedangkan Bapak Waridin, S.Pd. M.Hum kembali menjadi pengajar bahasa Indonesia di SMAN 81 DKI Jakarta.
Lain dari biasanya, acara perpisahan di Aula KBRI lantai 3, diadakan pada siang hari, Kamis tanggal 21 Januari 2010. Acara yang dirancang sederhana dan khidmat ini penuh dengan canda dan tawa karena ternyata Bapak Waridin punya selera humor yang sangat tinggi. Ucapan perpisahan yang biasanya bisa memancing suasana haru, berubah menjadi menggembirakan mendengar 'pantun-pantun' hasil karya spontanitas yang menunjukkan suasana batin beliau.
Demikian juga Bapak Minto Hardjono, yang dikenal punya hobby melanglang buana, menjelajah wilayah di sekitar Argentina, sampai ke Bolivia, Peru, Colombia dan berbagai kota kecil di sekitar Amerika Latin. Sungguh pengalaman yang sangat berharga untuk beliau yang akan menambah rasa cinta kepada alam. Tidak cukup waktu untuk mendengarkan uraian berbagai cerita menarik yang dijumpainya dalam berbagai kesempatan, tetapi satu hal yang pasti adalah rasa puas dan sangat menghargai kesempatan bisa berkarya di antara orang-orang Argentina untuk belajar bahasa Indonesia.
Untuk Bapak Minto Hardjono dan Bapak Waridin, pengalaman mengajar Bahasa Indonesia di Universidad Catolica Argentina (UCA) dan juga di Escuela Primaria Basica No 146 Republica de Indonesia di Ciudad Evita, Propinsi Buenios Aires akan menjadi kenangan yang tidak terlupakan.
Sekolah Indonesia di Buenos Aires, yang dibentuk setelah kunjungan Presiden Indonesia yang pertama yaitu Presiden Sukarno ke Argentina, tergolong salah satu Sekolah yang cukup bagus kualitasnya, dan disini Bapak Minto beserta Bapak Waridin mendapat kesempatan mengajar Bahasa Indonesia kepada murid-murid kelas V dan VI. Sebagai Sekolah Negeri yang menyandang Nama Indonesia dan punya hubungan historis yang sangat kental dengan Indonesia, maka di sekolah ini segala pengetahuan yang berhubungan dengan Indonesia selalu menjadi perhatian utama. Para guru dan murid-murid yang banyak berhubungan dengan Bapak Minto dan Bapak Waridin dalam kurun waktu tersebut sangat kehilangan dan berharap akan ada kesempatan untuk berjumpa lagi, kelak mungkin di Indonesia, demikian harapan mereka.
Orang ketiga yang juga diperpisahkan adalah Sdri. Eva Nur Desianti. Cuma berada 3 (tiga) bulan di lingkungan KBRI Buenos Aires, dalam kapasitasnya sebagai Diplomat muda yang menjalankan tugas magang, melengkapi program yang dijalankan Kemlu untuk menjadikannya seorang Diplomat yang andal.
Masih muda dan sangat energik, Sdri. Eva sangat beruntung mendapat kesempatan bergabung dalam ISEN (Instituto Servicio Exterior de la Nation), yaitu jenjang Pendidikan calon Diplomat yang diselenggarakan oleh Kemlu Argentina. Semua program dalam bahasa Spanyol yang secara tidak langsung memacu Sdri. Eva untuk menjadi lebih aktif dan terlibat langsung dalam semua pengetahuan mengenai Amerika latin. Tentu pengalaman bergaul secara langsung dengan calon diplomat orang-orang Argentina dan belajar tentang budaya Amerika Latin di negeri asalnya merupakan suatu pengalaman sangat berharga untuk Sdri. Eva. Semua ini dituangkannya dalam kata-kata perpisahan yang akan lama dikenang.
Sebagai penutup, Dubes RI di Argentina Bapak SZ Manurung menyampaikan ucapan terima kasih serta penghargaan atas semua karya yang sudah dipersembahkan oleh para guru dan juga diplomat muda yang mengaplikasikan kemampuannya di bidang masing-masing. Semua yang dilakukan untuk menambah keharuman nama dan bangsa Indonesia di mana pun kita berkarya. Tidak lupa disertai harapan akan memperoleh sukses lebih besar lagi di masa mendatang serta melupakan dan memaafkan bilamana ada kekhilafan yang tidak disengaja tentunya.
Menjadi lebih lengkap lagi acara perpisahan ini, dengan menyampaikan hadiah, cendera mata, apapun namanya, yang intinya adalah suatu kenangan yang akan dibawa pulang ke Indonesia, tanah air tercinta disertai doa akan segera berjumpa lagi.
3 Comments:
qzz0608
ferragamo outlet
spurs jerseys
michael kors outlet
canada goose outlet
coach outlet
uggs outlet
longchamp bags
denver broncos jerseys
nike pegasus
links of london
yeezys
balenciaga speed
yeezy boost
tory burch
asics shoes
gucci belts
nike air max
yeezy
coach outlet
adidas yeezy
chrome hearts online
michael kors outlet
golden goose sneakers
ferragamo belts
nba jerseys
nike roshe
fila
kd 10
yeezy 500
michael kors handbags
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home