Monday, March 15, 2010

Aconcagua

Gunung Aconcagua adalah gunung tertinggi di benua Amerika yaitu 6.962 meter dari permukaan laut, terletak bersebelahan dengan pegunungan Andes, di propinsi Mendoza, Argentina. Letak persisnya sekitar 15 km dari perbatasan dengan Chile atau sekitar 75 km arah timur laut dari Santiago, ibukota Chile. Di sekeliling gunung ini terdapat "Aconcagua Provincial Park" dan di puncak gunung terdapat salju abadi yang sangat luas terbentang sekitar 10 km.

Bagi para pendaki, jalan paling mudah untuk ditempuh adalah dari bagian utara melalui jalan yang normal. Pilihan yang kedua adalah jalan yang dikenal dengan sebutan "Falso de los Polacos". Tetapi banyak juga para pendaki memilih jalan yang paling populer adalah melalui Polish Glacier itu sendiri.

Tertarik mendengar nama Gunung Aconcagua yang terkenal dan menjadi idaman para pendaki gunung untuk mengunjunginya, Dubes RI untuk Argentina SZ Manurung beserta Ibu Herawaty Manurung tergoda untuk melihat dari dekat gunung ini. Sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui, demikian kata pepatah. Karena mendapat undangan dari Gubernur Mendoza untuk menghadiri Festival Anggur, maka kunjungan ke Mendoza dipakai juga untuk mendaki gunung Aconcagua.

Bersama dengan Dubes Libanon Senor Hamdan dan Senora Hafaf, Dubes RI SZ Manurung beserta Ibu Herawaty ikut tour dengan rombongan sekitar 17 orang untuk mendaki gunung Aconcagua. Perjalanan dengan mobil sekitar 4 jam dari kota Mendoza untuk sampai pada ketinggian sekitar 4.000 meter dan sekitar 1.000 meter jaraknya dari salju abadi. Udara dingin menggigit , badan terasa agak melayang pada ketinggian itu.

Menurut pemandu wisata hari itu, Senora Gasela, tempat ini adalah tempat yang paling tinggi yang diizinkan untuk dikunjungi turis. Bilamana ingin mendaki ke tempat yang lebih tinggi lagi, harus mendapat izin terutama sehubungan dengan kondisi kesehatan, karena semakin tinggi maka akan semakin tipis pula udara dan akan mengganggu proses pernafasan. Pada ketinggian 4.000 meter ini pun, dianjurkan untuk berjalan dengan tenang, tidak terburu-buru yang bisa menyebabkan gerakan jantung berpacu lebih cepat dan membahayakan. Sungguh suatu pengalaman yang indah, mengagumi salju abadi yang putih bersih di bawah langit yang biru.

Dalam perjalanan pulang, turun dari gunung, rombongan berhenti pada ketinggian 2.740 meter di sebuah kampung kecil di pinggir jalan utama, dikenal sebagai "Puente del Inca" dimana terdapat area tempat berlibur, hotel-hotel dan restoran serta kerajinan penduduk asli di sekitarnya, umumnya terbuat dari batu yang berasal dari gunung. Puente del Inca memiliki nilai historis bagi rakyat di sekitarnya, tempat ini dianggap salah satu keajaiban yang diciptakan alam, merupakan sumber air belerang yang panas yang pada zaman dahulu banyak dikunjungi oleh orang-orang untuk mencari kesembuhan karena menderita sakit.

Sekitar tahun 1925 daerah ini menjadi tujuan para turis di Argentina, terdapat hotel yang mewah untuk ukuran saat itu dan mengambil air dari sumber air panas mengandung belerang yang dianggap sangat mujarab. Tetapi tahun 1965, hotel tersebut runtuh dan sekarang hanya terlihat sisa-sisa reruntuhan dan daerah tersebut ditutup untuk umum, para turis hanya bisa menyaksikan dari kejauhan saja, dilarang mendekat karena dianggap berbahaya. Banyak cerita-cerita yang berkembang karena daerah tersebut memang masih asli, dan tetap memberikan nilai sejarah yang tinggi bagi masyarakat di sekitarnya.

Batu-batu berwarna kuning yang sangat kuat karena pengaruh air belerang dan bau yang menyengat serta perpaduan dengan udara yang dingin menimbulkan kesan tersendiri bagi para pengunjung. Di sekitar tempat itu, terdapat pusat kerajinan/artesania dari orang-orang Inca yang masih memelihara tradisi dan kebudayaan yang merupakan ciri khas suku Inca.

Ternyata jarak tempuh sekitar 175 km dari pusat kota dianggap cukup dekat sehingga tidak putus-putusnya orang-orang datang berkunjung ke Puente del Inca bilamana mengunjungi kota Mendoza. Perjalanan dari jam 08.00 pagi sampai matahari terbenam sungguh tidak terlupakan. Gunung Aconcagua terlihat samar-samar semakin jauh, dan salju abadi di puncaknya terlihat berkilau ditempa matahari sore yang hampir terbenam di belakangnya.