Wednesday, October 28, 2009

Bulan Nopember yang Istimewa

Yth. Bpk. Duta Besar Sunten Z.Manurung,

Kami Pengurus dan Anggota Dharma Wanita Persatuan KBRI Buenos Aires, mengucapkan
"Selamat Ulang Tahun, 1 Nopember 2009, Semoga selalu diberi kesehatan, kebahagian dan kesuksesan dalam lindungan Tuhan Yang Maha Esa, amin..."

Juga kepada yang berulang tahun di bulan Nopember ini,
  • Ibu Joevi Roedyati (1 Nopember)
  • Bpk. Joko Waluyo (28 Nopember)
  • Bpk. Antonius Sinaga (30 Nopember)
"Selamat Ulang Tahun, semoga selalu diberikan kesehatan, kesuksesan dan kebahagiaan bersama keluarga, dalam lindungan Tuhan YME, amiiiin"



Tuesday, October 20, 2009

CIENCIA, TECNOLOGIA Y FE

Judul diatas diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia berarti Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Iman. Ini menjadi tema utama Kongres Persatuan Para Dokter Katolik se-Amerika Latin di Buenos Aires pada tanggal 16-18 Oktober yang lalu. Yang mengikuti kongres dalam bahasa Spanyol ini adalah para dokter dari berbagai macam spesialisasi dari sekeliling Argentina, yaitu dari Chili, Colombia, Puerto Rico, Peru, Brazil, Paraguay, Mexico, bahkan ada juga yang datang dari Eropa/Spanyol.

EL CONSORCIO DE MEDICOS CATOLICOS, sebuah organisasi para dokter didirikan pada tahun 1929 dibawah naungan Gereja Katolik, dengan tegas mengaplikasikan Ilmu Pengetahuan (khususnya sebagai dokter katolik) sejalan dengan peraturan-peraturan atau hukum yang sudah digariskan. Kongres ini diselenggarakan setiap 3 tahun secara bergiliran di antara anggotanya di belahan Amerika Selatan, dan tahun ini Argentina sebagai tuan rumah.

Sebagai negara yang mayoritas penduduknya beragama Katolik, yang menjadi tema utama adalah selalu mengingatkan pada IMAN Katolik yang sudah menjadi pegangan para dokter untuk menjalankan profesinya. Disadari bahwa Ilmu Pengetahuan tanpa Iman bisa berubah menjadi suatu kejahatan atau bahkan pembunuhan, sehingga dapat menghancurkan kehidupan manusia secara keseluruhan. Iman yang harus tumbuh kuat dalam diri pribadi seorang dokter, saat ini menghadapi berbagai macam cobaan/tantangan. Sulit dibayangkan kalau ada dokter yang tidak punya Iman, bagaimana sikapnya menghadapi orang yang seharusnya mendapat pertolongan, bagaimana sang dokter mengaplikasikan pengetahuan berdasarkan "sumpah"-nya.

Makna untuk "mencintai sesama manusia seperti dirimu sendiri" sering dianggap kurang relevan pada masa kini. Untuk itu Iman memang harus dipelihara dan ditumbuhsuburkan oleh situasi di sekelilingnya. Iman harus dipegang teguh, tidak boleh goyah menghadapi berbagai godaan duniawi.

Profesi seorang dokter yang selalu dihubungkan dengan "kemapanan" secara ekonomi dapat menjadi sumber atau penyebab dari lunturnya Iman yang tidak dipelihara dengan benar. Iman yang kuat yang menjadi dasar perbuatan pengabdian seorang dokter, hendaknya mendatangkan kebahagiaan batin yang tidak bisa diukur dengan materi.

Sesuai dengan bidangnya masing-masing, para dokter yang menjadi pembicara, memberikan banyak contoh dari berbagai kasus yang dihadapinya sehari-hari. Dan saat ini yang menjadi topik yang paling hangat dan ada di seluruh dunia adalah tentang Aborsi, Narkoba, AIDS/HIV, dan penyakit-penyakit epidemi seperti Swine Flu, Bird Flu dll. Potensi untuk saling menular dari berbagai macam penyakit tersebut semakin mudah, karena jarak dari satu negara ke negara yang lain sangat mudah dijangkau akibat kemajuan transportasi dan teknologi.

Sebagai dokter yang harus menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, berbagai macam cobaan saat ini semakin terasa sangat berat. Bagaimana memberi pendidikan sex kepada remaja, bagaimana mencegah pemikiran untuk hidup bebas, bagaimana untuk berperan sebagai orang tua, bukan sebagai "single parent" akibat tidak ada tali perkawinan yang sah menurut gereja, bagaimana melatih untuk mendengar hati nurani yang harus menjadi dasar adanya Iman. Dan masih banyak lagi tugas-tugas tambahan seorang dokter di luar bidang yang ditekuninya.

Dalam Kongres ini tampil juga berbagai pembicara dari berbagai disiplin ilmu lain untuk menunjang keberhasilan pengabdian seorang dokter, misalnya ilmu Sosiologi, Psikologi dan Antropologi, yang semuanya saling berhubungan karena membicarakan tentang kehidupan manusia sehari-hari.

Salah seorang Kordinator Penyelenggara Kongres ini adalah Prof. Maria Teres Narvaez Delmas yang mempunyai hubungan kerja sudah terjalin cukup lama dengan KBRI Buenos Aires. Ketika menceritakan maksud dan tujuan diadakan Kongres ini, dan mengetahui bahwa Ibu Herawaty Manurung adalah seorang Psikolog, maka diminta untuk mengisi satu sesi untuk menyampaikan sebuah makalah mengenai "Peranan Ilmu Psikologi di Indonesia" .

Tawaran ini merupakan suatu kesempatan untuk bisa membawa nama Indonesia semakin dikenal sebagai negara yang cukup maju dalam berbagai disiplin ilmu. Meski Ilmu Psikologi di Indonesia mempunyai akar dari Eropa, tetapi dalam perkembangannya Ilmu Psikologi diterapkan sesuai dengan situasi dan kondisi sosial budaya di Indonesia yang membedakannya dari negara lain, demikian antara lain diutarakan berdasarkan fakta dan penelitian yang dilakukan di Indonesia. Berbagai teori Ilmu Psikologi dari Barat, ada yang tidak bisa diterima seutuhnya, perlu diadaptasi dan diselaraskan dengan berbagai macam latar belakang kebudayaan di Indonesia.

Dan untuk menunjukkan bahwa negara Indonesia memang memiliki budaya beraneka ragam, maka putra/i dari KBRI juga tampil mengisi Acara pada Hari Sabtu siang di Aula Jerome Le Jeune disaksikan lebih dari 300 orang yang memberi tepuk tangan meriah menyaksikan penampilan tari-tarian yang sangat indah.

Bapak Sudiharto tampil memukau dengan "Tari Topeng", kemudian "Tari Rantak" oleh Martinus Manurung, Astrid, Cynthia, Sophia, Billy dan Rully. Dilengkapi dengan Santiago dan Ratna, maka lengkap lah rasa kagum dan tepuk tangan berkepanjangan melihat "Tari Saman" yang sungguh mempesona, karena gerakan tangan, pundak dan kepala yang sangat kompak mengikuti suara alunan para penari yang orisinal, tanpa iringan musik. Untuk sebagian besar masyarakat Argentina, khususnya para cendekiawan yang dalam kesehariannya bekerja di lingkungan Rumah Sakit, menyaksikan penampilan tari-tarian ini membawa suatu kesegaran, dan itu datangnya dari sekelompok masyarakat Indonesia yang tetap menjunjung budayanya meski berada jauh dari tanah air tercinta Indonesia.




Friday, October 16, 2009

46 Fiesta Nacional de la Flor 2009

Setiap tahun di kota Escobar, kota yang dikenal sebagai Capital Nacional de la Flor, diselenggarakan Festival Bunga pada musim semi. Tahun ini merupakan tahun ke-46 dan dibuka untuk umum mulai tanggal 26 September sampai tanggal 12 Oktober 2009.

Kota Escobar masih dalam area Propinsi Buenos Aires, letaknya sekitar 1 jam naik mobil ke arah utara, kurang lebih 60 km dari Capital. Di kota yang dikenal sebagai Kota Pembibitan, dimana hampir semua bibit bunga dikembangkan di kota ini, terdapat berbagai macam usaha/perusahaan yang berhubungan dengan tanam-tanaman. Udara musim semi yang agak sejuk dan bermandi matahari, membuat kota kecil ini menjadi lebih ramai pada hari-hari ketika Festival Bunga berlangsung.

Pada acara Festival Bunga tahun ini, hampir dari semua propinsi mengirimkan berbagai macam bunga yang menjadi ciri khas dari tempatnya masing-masing, seperti Bunga Ros yang besar-besar dan berwarna cerah datang dari Propinsi Santa Fe, demikian juga Bunga Gladiol dengan berbagai warna menarik didatangkan dari La Rioja. Ternyata aneka bunga anggrek juga dibudidayakan di Escobar, dan disana terdapat sekelompok masyarakat Jepang pecinta anggrek yang khusus mempelajari berbagai jenis bunga anggrek dan selalu berpartisipasi dalam Festival Bunga setiap tahun.

Argentina tidak diragukan dalam bidang pertanian, tanahnya yang sangat luas dan sangat subur, menyebabkan negeri ini menjadi penghasil berbagai jenis tanaman yang menjadi sumber devisa, antara lain kacang kedelai, jagung, gandum, dll. Tetapi tidak kalah pentingnya ternyata yang dibanggakan adalah berbagai jenis bunga yang sangat cantik, sehingga di kawasan Amerika Selatan Festival Bunga ini menjadi tujuan para turis yang datang dari negara-negara di sekeliling Argentina.

Wanita dan Bunga

Apakah ada seorang wanita yang tidak suka bunga? Atau adakah bunga yang cantik tidak menarik perhatian wanita?

Wanita sering diibaratkan bunga, artinya ada waktu mekar berseri dan kelak tiba waktunya menjadi layu dan diabaikan. Dan sewaktu bunga mekar berseri banyak kumbang-kembang mengelilingi dan ingin memetik.

Para Ibu yang bergabung dalam DWP KBRI Buenos Aires juga tertarik untuk berkunjung ke Escobar. Melihat secara langsung Festival Bunga bisa membuat umur bertambah panjang, demikian komentar Ibu Hety Marbun. Maka Hari Jumat tanggal 2 Oktober 2009, Ibu Herawaty Manurung penuh antusias mengajak Ibu Dewi Jhoni, Ibu Dewi Dharyana dan Ibu Sri Lestari menikmati indahnya pemandangan taman bunga yang seperti tidak berbatas. Sejauh jauh mata memandang, hamparan bunga indah dengan berbagai warna cantik menyebabkan para Ibu menahan nafas tertegun dan berbisik "Sungguh mempesona ciptaan Sang Khalik... Dan alangkah tergodanya hati untuk memetik.."

Tidak terasa satu hari berlalu di taman bunga, dan tidak ada rasa bosan mengelilingi, mengagumi dan ingin membawanya pulang.





ASEAN FAMILY DAY

Hari Minggu tanggal 11 Oktober 2009, Indonesia menjadi tuan rumah penyelenggara acara ASEAN FAMILY DAY, suatu acara yang dikemas untuk dinikmati bersama seluruh keluarga besar ASEAN yang berada di Buenos Aires, Argentina.

Para Duta Besar dari lima negara bergabung, Indonesia, Malaysia, Philipina, Thailand dan Vietnam, membawa rombongan masing-masing untuk berpartisipasi mengisi acara untuk memeriahkan dan mensukseskan acara yang bersifat kekeluargaan ini.

Dubes RI Bapak S.Z. Manurung dalam kata sambutannya menguraikan maksud acara Family Day ini dan juga menceritakan kegiatan-kegiatan yang sudah dilakukan dalam kurun waktu satu tahun yang sudah dilalui. Tak lupa beliau berterima kasih atas seluruh kerjasama anggota dan bantuan moril maupun materil dari para sponsor dan berharap di masa mendatang tradisi mengadakan acara ini dapat tetap dipertahankan untuk tetap menumbuhkan semangat ASEAN.

Sebagai tanda dibuka secara resmi, lagu ASEAN Song of Unity yang diaransir oleh Ryan Cayabyab dan liriknya ditulis oleh Nicanor G. Tiongson berkumandang dengan megah di udara Buenos Aires yang cerah.

Setiap negara menyajikan atraksi hiburan dan juga permainan yang sangat menarik. Serangkaian pertandingan-pertandingan olahraga sudah diselenggarakan sejak bulan Juli yang lalu, yaitu Bowling, Tennis, Tennis Meja, Bandminton dan Golf diumumkan para pemenangnya dalam acara ini. Diiringi tepuk tangan meriah dari setiap negara yang diwakili, para pemenang tersenyum bangga mendapat medali penghargaan.

Indonesia menampilkan dua atraksi hiburan, yang pertama adalah penampilan Band anak muda kebanggaan KBRI pimpinan Martinus Manurung, tampil penuh percaya diri. Hentakan drum yang dimainkan Rully dan suara bas yang berdentam oleh Billy mendapat sambutan hangat dari hadirin ketika membawakan lagu-lagu Beatles, yang dinyanyikan penuh semangat dan mampu membuat penonton ikut bergoyang mengikuti irama yang memang sudah sangat populer. Yang kedua, Dubes RI Bapak SZ Manurung beserta kelompoknya menyanyikan lagu-lagu secara medley, yaitu lagu Dago Inang Sarge, Maragam-maragam, dan O Ina ni keke diiringi pemain organ yang sudah sangat populer, Bapak Jhoni Kabul.

Thailand dan Vietnam juga mengisi acara hiburan dengan lagu-lagu yang populer di negerinya. Philipina dengan bangga menampilkan sebuah Band yang terlihat profesional, dimainkan oleh sekelompok orang Argentina, karena salah seorang pemain band adalah suami dari warga negara Philipina.

Setiap pergantian acara diselingi dengan Raffles Ticket yang sebelumnya sudah dipasarkan oleh Bapak Sudiharto. Dengan membeli selembar tiket seharga 5 peso, tersedia berbagai macam hadiah menarik. Banyak yang beruntung kali ini, termasuk Ibu Dewi Dharyana yang mendapat tiket berlibur ke Colonia, bermalam di hotel untuk dua orang.

Acara makan siang tidak kalah serunya, berbagai hidangan khas setiap negara sangat menggoda untuk dicoba. Dalam kesempatan ini memang dianjurkan untuk saling mencicipi hidangan negara lain, untuk mencerminkan kesatuan dan persahabatan. Banyak hidangan "serupa tapi tak sama| justru menimbulkan rasa ingin tahu dan tergerak untuk mencoba.

Selesai makan siang, masih dilanjutkan dengan sejumlah permainan, melibatkan anak-anak dan remaja, di taman yang luas dan berumput hijau asri yang memang sangat ideal untuk melakukan berbagai aktifitas fisik.

Secara keseluruhan Indonesia ditetapkan sebagai Juara Umum, artinya sebagai negara yang paling banyak mendapat medali kemenangan atau paling banyak merebut kejuaraan hampir pada semua jenis olahraga. Maka Piala Juara Umum diserahkan oleh Ketua ASEAN tahun ini, Dubes SZ Manurung kepada Bapak Bindu Marbun sebagai pimpinan Tim Indonesia.

Rangkaian seluruh acara hari itu ditutup dan sebagai puncak acara Dubes SZ Manurung dengan tersenyum hangat penuh persahabatan menyerahkan Bendera ASEAN kepada Dubes Philipina, Rey A. Carandang sebagai lambang untuk menjadi Ketua ASEAN dalam satu tahun kedepan. Dilampirkan juga sebuah album berisi berbagai kegiatan-kegiatan selama satu tahun dalam periode kepemimpinan Indonesia.

Sekitar jam 17.00, meski udara masih sejuk dalam cahaya matahari musim semi, semua bersemangat mengatur posisi untuk berfoto bersama. Angin dari selatan yang berhembus kencang, kadang mengganggu tetapi itu semua diterima sebagai bagian dari hari yang padat dan indah.

Berakhirlah acara yang sudah dimulai sejak berkumpul di KBRI jam 08.00 pagi, dengan penuh kenangan meninggalkan "Kyowaen Club Japones", sebuah area piknik yang berada sekitar 20 km kearah utara Kota Buenos Aires, milik Perkumpulan Masyarakat Jepang - Argentina.

Semua anggota panitia yang sudah bekerja keras tersenyum lega, MC andalan KBR Buenos Aires, Bapak Alamsyah yang berpasangan dengan Ibu Dewi Lestari menunjukkan hasil kerja yang gemilang dari awal sampai penutup.

Sekali lagi, Dubes RI Bapak SZ Manurung menyampaikan rasa terima kasih kepada semua yang membantu terlaksananya acara hari ini.