Saturday, February 24, 2007

Puding Marmer

Puding Marmer

Puding











Bahan:

6 butir telur ayam
300 gr gula pasir
1/4 sdt vanila
80 gr tepung terigu
50 gr margarin leleh
300 ml air
250 ml susu kental manis
2 bungkus agar agar warna putih
50 gr choklat bubuk, larutkan dengan sedikit air panas


Cara Membuat:

  • Siapkan loyang basahi dengan air
  • Campur susu kental manis, air, agar agar, aduk rata, lalu masak di atas api kecil hingga mendidih,sisihkan.
  • Kocok telur, gula, vanila hingga mengembang dan kental, masukan tepung terigu sedikit demi sedikit bergantian dengan margarin cair, aduk rata.
  • Tuang agar panas kedalam adonan telur, aduk hingga tercampur rata.
  • Bagi adonan menjadi 2 bagian, sebagian campur dengan choklat, aduk rata yang sebagian lagi biarkan berwarna kuning.
  • Tuang sedikit adonan kuning ke bagian loyang, tuangkan kembali sedikit adonan choklat diatas adonan kuning, lakukan terus secara bergantian hingga kedua adonan habis.
  • Dinginkan hingga puding beku.

Thursday, February 22, 2007

Resep kue lapis Pepe


Bahan:
250 gr Tepung sagu
100 gr Tepung beras
300 gr Gula pasir
1/2 sdt Vanili
800 cc santan
2 lembar daun pandan
Pewarna makanan


Cara Membuat:
  • Rebus santan, daun pandan dan garam, aduk terus sampai mendidih, diamkan sampai hangat.
  • Campur tepung beras, gula, tepung sagu, vanili aduk rata.
  • Setelah santan hangat, tuangi sedikit demi sedikit kedalam tepung yang sudah tercampur tadi, sambil terus diaduk, hingga tidak ada gumpalan2. kalo perlu di saring.
  • Siapkan Loyang/pyrek 20x20 yang sudah di olesi minyak.
  • Adonan di bagi dua, beri warna merah dan satu biarkan putih.
  • Siapkan kukusan yang sudah di beri minyak, masukan loyangnya, panaskan sampai beruap.
  • Tuang lapisan awal 2-3 sendok sayur, kukus selama 5 menit, dan tuang kembali warna kedua kukus selama 5 menit lakukan bergantian, sampai adonan habis, terahir kukus lagi selama 30 menit.
  • Angkat dan dinginkan, setelah dingin potong dengan pisau yang di bungkus plastik, supaya kue tidak melekat ke pisau dengan hasil yang bagus

Complejo Minahasa

Dalam bahasa Indonesia Complejo Minahasa maksudnya adalah Kompleks rumah Minahasa. Kompleks ini di bangun oleh Miguel Nogues dan Maria Sol Durini de Nogues dan dijadikan Villa, tempat peristirahatan yang disewa kepada publik. Mereka sebelumnya bertugas sebagai diplomat di Kedutaan Besar Argentina Jakarta tahun 1994-1998. Pasangan ini sangat menyukai orang-orang Indonesia dan budayanya. Lebih jauh mereka tertarik untuk membawa kenang-kenangan dari Indonesia. Ternyata pilihan jatuh pada Rumah Minahasa yang dianggap kokoh dan terbukti sampai sekarang kayunya tidak ada yang keropos serta cocok dengan suasana Delta Tigre yang mirip dengan kepulauan di Indonesia.

Disekeliling kompleks rumah Minahasa banyak pohon ilalang yang dibiarkan tumbuh meninggi menurut alamnya, menambah suasana seperti di pedesaan. Bayangkan saja kita dapat mendengar hembusan angin dari gesekan ilalang, hal ini menambah suasana alam yang dibiarkan apa adanya sehingga suasana yang terasa seperti di pedesaan yang luas.

Kembali ke soal bangunan rumah Minahasa, mereka memilih beberapa variasi kayu untuk mewakili variasi kayu yang ada di tempat asalnya. Diantaranya ada kayu yang baunya wangi dan ada juga kayu kelapa yang dipotong setelah usianya mencapai seratus tahun. Mereka berkenalan dengan pemilik perusahaan dan keluarga yang membangun rumah Minahasa di sebuah pameran di Jakarta yang mengajak mereka datang langsung ke Minahasa. Agar supaya mereka bisa membangunnya di Argentina, maka akhirnya diajak enam orang tukang kayu Minahasa ke Argentina. Proses pembangunan keseluruhannya juga dibantu oleh tukang setempat dan dilakukan modifikasi untuk kepraktisan misalnya mengenai ketinggian rumah.

“Complejo Minahasa” memiliki 4 buah rumah Minahasa yang cukup besar ukurannya, dengan jarak yang saling berjauhan dengan bentuk yang berbeda beda. Arti Minahasa sendiri menurut yang disampaikan pembuat rumah kepada Maria Sol Durini dan Miguel Nogues adalah “perjalanan ke langit”. Oleh karena itu tiap rumah yang dibangunnya di Tigre di beri nama: Bulan, Bintang, Matahari dan Nusantara. Diantara keempat Rumah ini, yang paling besar adalah Matahari bisa ditempati sekitar 8 orang, yang kedua Nusantara untuk 7 orang dan Bulan, Bintang masing-masing untuk 6 orang.

Jangan lupa, perjalanan ke rumah Minahasa adalah dengan perahu sekitar tiga puluh menit dari Puerto de Frutos dan untuk bisa tiba di tujuan, kita masih harus kompromi dengan alam, soalnya, kalau debit air sungai sepanjang Arroyo Esperita turun, maka perahu tidak bisa lewat. Namun justeru disinilah uniknya, kita berhadapan dengan alam sesuatu yang tidak bisa dipastikan tetapi sebaliknya kalau ada desempatan berkunjunglah kesana karena suasana alam yang kental belum tentu bisa ditemukan ditempat lain.




Sunday, February 18, 2007

Sekali jalan, dua tiga pulau terlampaui

Rumah Minahasa...Delta del Tigre…Pemeliharaan lingkungan?

Rencana yang sudah di susun oleh ibu-ibu DWP KBRI Buenos Aires untuk mengajak “jalan-jalan” anak-anak akhirnya bisa juga kesampaian, meskipun cuaca pagi itu sangat menggelisahkan, karena adanya semburan angin dingin dari kutub selatan yang membuat udara menjadi dingin dengan temperatur 16º C, turun sekitar 10-15 derajad dari normalnya di musim panas. Namun demikian dalam hati berdo'a agar, cuaca tidak terus-terusan mendung.


Pada tanggal 17 Pebruari 2007, sekitar jam 10 pagi kita janjian untuk kumpul di KBRI dan nampaknya kekhawatiran dengan cuaca pelan-pelan berubah karena udara sedikit cerah, dan tentunya anak-anak sudah tak sabar ingin cepat berangkat. Ketika semua sudah kumpul, dengan jumlah 24 orang, orang-tua 10 orang, remaja 9 orang dan anak-anak 5 orang maka perjalanan hari itu jadi juga dilakukan. ..Vamos chicos!!......ayo ´nak kita berangkat….

Para ibu DWP Buenos Aires mengajak putra-putrinya untuk meninjau daerah Delta Tigre yang terletak di sebelah utara Capital Federal Buenos Aires. Apa yang istimewa disana sehingga menjadi tujuan kita bersama?

Delta del Tigre

Delta di Tigre dilalui sungai Paraña dari utara, dan berjarak sekitar tigapuluh dua kilometer dari pusat kota Buenos Aires atau sekitar 40 menit dengan kendaraan. Menurut sejarahnya sampai dengan akhir abad ke sembilan belas, di daerah ini banyak harimau (yang dalam bahasa Spanyol: Tigre). Binatang buas itu menyerang penduduk setempat, dan juga di buru sampai akhirnya punah. Sejak itu daerah ini dikenal dengan nama Tigre. Sementara itu, Presiden Argentina pada waktu itu, Sarmiento, mulai mempopulerkan keindahan alam daerah Delta disitu dan oleh karenanya sampai sekarang terrenal dengan debutan ´Delta del Tigre´ .

Daerah Delta Tigre terdiri dari daratan dan pulau-pulau yang dikelilingi cabang sungai-sungai besar dan kecil, ditumbuhi tanam-tanaman yang lebat merupakan hasil evolusi alam yang sangat panjang dan pelestariannya oleh campur tangan manusia pululan tahun. Apabila kita menelusuri sungai menjorok ke dalam, maka kita akan melewati beberapa lapis kawasan, mulanya tatanan rapih model perkotaan, kemudian semak-semak, lalu tanah gundukan yang alamiah akhirnya rawa-rawa.

Oleh karena situasi kawasan yang bervariasi, maka binatang yang hidup di daerah itu juga macam-macam, menurut data diketahui ada lebih dari 200 macam burung, macam-macam binatang melata seperti kodok, kura-kura, keong, berbagai ikan sungai dan bahkan kijang.

Pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan penghuni maupun pengelola swasta mempunyai kesadaran untuk memelihara lingkungan Delta dengan membiarkan ilalang dan pepohonan tumbuh rimbun di seluruh kawasan itu, kecuali tentunya ditengah sungai untuk lewat perahu. Sementara itu di daratan mereka sangat menjaga kebersihan dan kenyamanan.

Pusat penjualan barang kerajinan yang ramai dikunjungi masyarakat adalah ´Puerto de Frutos´ Sedangkan sebagai pelengkap bagi daerah tempat hiburan kemudian dilengkapi dengan tempat bermain “Parque de la Costa serta kereta api wisata dari daerah Capital Federal “Tren de la Costa.

Di salah satu sudut Delta del Tigre itulah rombongan DWP tanya-tanya ke tukang perahu di pangkalan “lancha taxi” (perahu taksi) yang lagi mangkal apakah tahu jalan ke ´Complejo Minahasa´ dan berapa ongkosnya. Ternyata si tukang perahu ingat Minahasa …Indonesia ….dan dengan semangat dia bilang …”oooh Rumah Indonesia”… .Oleh karena itu setelah tawar menawar harga sebentar dan ongkos lancha taxi OK, maka rombongan pun masuk ke perahu, yang cukup lumayan besar dengan jumlah kapasitas sekitar 50 orang.

Kebetulan sekali perahu bisa di charter sehingga anak-anak dan remaja menikmati pemandangan dalam perjalanan menuju Arroyo Esperita, alamat rumah Minahasa. Pada saat itu suasana sungai bervariasi, sungai utama lumayan meninggi airnya karena dari sehari sebelumnya sudah hujan terus dari pagi sampai sore tidak berhenti.

Seperti layaknya di daratan, suasana di pinggiran sungaipun bisa kita lihat sejauh mata memandang, seperti Supermarket yang terapung di perahu, Pom Bensin terapung, Restoran terapung, perahu kecil yang didayung, dan dalam perjalanan kita juga berpapasan dengan seorang bapak yang mata kailnya berhasil mendapatkan ikan besar.

Tidak terasa ahirnya kita sampai di tujuan, padahal pas dilihat jaraknya lumayan jauh juga memakan waktu kurang lebih 30 menit. Lokasi Rumah Minahasa ternyata jalannya sedikit menyempit, bahkan tidak bisa dilewati perahu besar kalau ketinggian airnya kurang bila bertiup angin utara sampai menurunkan ketinggian air sungai kecil. Jadi Rombongan DWP beruntung datang sebelum air menyusut.

¨”Complejo Minahasa”

Di “Complejo Minahasa” Rombongan DWP sudah ditunggu oleh Señor Santiago dan asisten yang kemudian menerangkan pada kita mengenai Kompleks Rumah Minahasa tersebut. Pembawanya ke Argentina adalah Miguel Nogues dan Maria Sol Durini de Nogues yang sebelumnya bertugas sebagai diplomat di Kedutaan Besar Argentina Jakarta tahun 1994-1998. Pasangan ini sangat menyukai orang-orang Indonesia dan budayanya. Lebih jauh mereka tertarik untuk membawa kenang-kenangan dari Indonesia. Ternyata pilihan jatuh pada Rumah Minahasa yang dianggap kokoh dan terbukti sampai sekarang kayunya tidak ada yang keropos serta cocok dengan suasana Delta Tigre yang mirip dengan kepulauan di Indonesia. Ada empat rumah Minahasa disana tetapi pada saat itu semua Villa itu sudah disewa.

Disekeliling kompleks rumah Minahasa banyak pohon ilalang yang dibiarkan tumbuh meninggi menurut alamnya, menambah suasana seperti di pedesaan. Bayangkan saja kita dapat mendengar hembusan angin dari gesekan ilalang, hal ini menambah suasana alam yang dibiarkan apa adanya sehingga suasana yang terasa seperti di pedesaan yang luas.

Sewaktu kami berkunjung sepertinya orang-orang yang menyewa Villa Minahasa ini, masih terlelap tidur, dan sayang nya kita tidak bisa masuk ke dalam Rumah itu karena semua sudah terisi. Tapi semangat menjelajah seluruh daerah kompleks perumahan Minahasa tidak berkurang …ibu-ibu, remaja, anak-anak …mencari sendiri sudut- sudut keindahan dan kenyamanan sekeliling kompleks dan semua itu tidak dilewatkan untuk berfoto-foto.

Tiba-tiba terdengar klakson perahu berbunyi, ……….dari jauh kedengarannya seperti suara klakson kapal besar…….Itu tandanya waktu kita sudah habis dan harus kembali ke perahu mengingat adanya kekuatiran air di sungai kecil ini akan lebih menyusut lagi karena tiupan angin utara dan itu akan membuat perahu kita tidak bisa lewat. Kita harus puas dengan melihat-lihat sekitarnya kurang dari satu jam. Namun, namanya orang Indonesia, filsafahnya adalah ´untung´….jadi…masih untung kita kebagian air belum terlalu turun….kalau tidak, belum tentu bisa sampai ke Rumah Minahasa.

Dalam perjalanan pulang tukang perahu, Carlos, berbaik hati untuk menerangkan obyek wisata lain disungai besar diantaranya “Gereja tua”, “Bekas Rumah Presiden Sarmiento”, dan “Sekolah Menengah Publik”. Semua tampak bersih tidak ada sampah bertumpuk di sekeliling obyek wisata itu.

Pas sampai di daratan dan tanpa menunggu komando lagi semua masuk ke mobil untuk mencari makan siang, ternyata memang semua rombongan sudah lapar. Akhirnya kita makan dulu dengan menu Parilla/ a la Campo Argentina.

Pasar Tradisional ´Puerto de Frutos´

Obyek terakhir yang di incar adalah melihat-lihat Pasar Tradisional yang menjual aneka kerajinan/Handycraft. Pasar itu lumayan besar sehingga tidak mungkin untuk jalan bareng-bareng, ahirnya kita semua berpencar dengan perjanjian untuk kumpul lagi di tempat dan jam yang telah di tentukan.

Diantara barang kerajinan setempat, banyak juga barang-barang dari Indonesia dijual disana seperti berbagai bentuk kerajinan kayu, keramik, anyaman bambu, rotan, dengan model tradisional sampai yang pop art dalam kain pantai, topeng kayu, binatang, furniture dan asesoris. Kita bangga dan terharu ternyata produk kerajinan Indonesia semakin berkembang di pasaran Argentina, terutama Buenos Aires. Barang-barang tersebut menjadi mode bagi warga setempat.

… Yuk nyoba yuk….

Jajan pasar a la Argentina juga menjadi obyek untuk dicoba. Rata-rata bilangnya …”pengen nyoba kaya apa sih rasanya, maklum lihat orang-orang yang antri pada beli jadi penasaran pengen nyobain, ya dari pada nyesel kita cobain aja”…. Kalau di Indonesia itu makanan khas dari Jawa, karena rasanya manis-manis. Di Arena pasar tersebut ada juga ´Carrousel´ permainan untuk anak-anak kecil, jadi orang tua yang bawa anak kecil terpaksa ikut antri untuk menyenangkan anaknya, sedangkan anak-anak remaja sudah pada ngilang nyari kebutuhan masing-masing.

Akhirnya tepat waktu yang telah di tentukan tanpa di komando lagi semua sudah pada kumpul, dengan membawa tentengan masing-masing di tangan, ada yang beli kerajinan, ada yang beli sayuran dan buah, ada juga yang cuma gendong anaknya dengan senyum lega karena anaknya sudah puas bermain.

…Ternyata ilalang yang liar itu cantik dan perlu dilestarikan……

Sedangkan bagi orangtua, terutama ibu-ibu DWP, lega karena sasaran melihat Rumah Minahasa kesampaian, dan sasaran memperkenalkan pemeliharaan lingkungan juga sudah tercapai. Bagi anak-anak Indonesia yang sedang menetap di Buenos Aires mereka beruntung mempunyai kesempatan untuk dapat mengenal arti hidup berdampingan antara lingkungan alam dan pembangunan oleh manusia. Hal ini bukan saja mereka pelajari di pelajaran sekolah karena tertuang dalam Konstitusi Argentina 1994 bab 41 yang antara lain mengarahkan perlunya lingkungan hidup yang sehat dan seimbang untuk kelangsungan hidup manusia, alam, flora dan fauna, namun juga dapat melihat contohnya secara nyata di Delta Tigre.

Selama perjalanan tidak diketemukan limbah kotoran ataupun sampah yang dibuang sembarangan yang semuanya berdampak negatif. Itu suatu bukti bahwa kita perlu mencontoh seperti itu. Dalam hati kami juga berdoa semoga kelak di negeri kita tercinta , dapat dibudayakan untuk tidak membuang sampah sembarangan dan dapat dilestarikan hidup ilalang dan semua pepohonan yang diperlukan bagi kelestarian lingkungan sepanjang masa.

Wednesday, February 14, 2007

Foto kegiatan bulan Pebruari 2007

Foto-foto kegiatan yang sempat diabadikan pada bulan Pebruari 2007

(Klik photo untu memperbesar)










Acara Rutin Bowling yang selalu hadir setiap bulannya










Berkunjung ke cafe Tortoni salah satu cafe tertua di Buenos Aires











Berdarma Wisata Ke Rumah Minahasa di Tigre










Menerima kedatangan Rombongan Komisi Pemilihan Umum (KPU)


Monday, February 12, 2007

Lumpia Semarang

2_4












Bahan:

20 lembar kulit Lumpia siap beli
300 gram daging ayam rebus dan cincang
200 gram Rebung
200 gram Wortel
2 tangkai daun bawang
2 sdm kecap manis
garam dan merica secukupnya
Minyak goreng

Bumbu Halus:
4 siung bawang putih
2 sdm ebi
2 butir bawang merah
Garam dan merica secukupnya

Cara Membuat:

  • Tumis bumbu halus sampai harum, masukan ayam aduk, lalu tambahkan wortel, rebung, daun bawang, kecap, garam, lada aduk aduk sampai bahan matang angkat dan dinginkan.
  • Ambil selembar kulit lumpia, isi dengan adonan isi, gulung, lalu rekatkan dengan menggunakan putih telur.
  • Lakukan hal yang sama pada bahan yang lainnya, sampai habis.
  • Goreng dalam minyak goreng sampai matang dan sajikan dengan saos sambel.

Friday, February 09, 2007

Upaya Pelestarian Gamelan di Argentina


Dalam beberapa bulan terakhir ini Dharma Wanita Persatuan KBRI Buenos Aires diberi kesempatan oleh Ibu Kuasa USaha Ad Interim lewat bidang Pensosbud untuk memainkan alat musik tradisional Jawa yang bernama Gamelan. Persoalannya ialah karena tidak ada pelatih Indonesia yang menguasai seluruh alat musik tersebut, mengingat guru gamelan sebelumnya Bapak Sukipno telah pensiun dan kembali ke Indonesia serta Bapak Udjo Nan Bahagia, yang juga ahli dalam permainan musik angklung telah wafat. Di luar dugaan ada seorang warga negara Argentina, Ana Maria Locatelli yang menguasai musik gamelan dan bersedia membantu secara sukarela. Beliau mempunyai pengalaman sebagai dosen musik dari Universidad Catolica de Argentina (UCA).

Atas upaya para pimpinan sebelum ini, KBRI Buenos Aires memiliki dua perangkat gamelan dari Yogyakarta. Pada masa Duta Besar Ahmad Suryadi (1999-2002) seperangkat gamelan ditaruh di KBRI dan seperangkat lainnya dipinjamkan kepada UCA. Walaupun pesertanya sedikit gamelan secara perlan-lahan dikenal di Buenos Aires. Setiap tahun diadakan pagelaran seni musik Gamelan di UCA yang menampilkan dua kelompok. Pertama kelompok yang terdiri dari para mahasiswa UCA dan kedua kelompok dari KBRI yang terdiri dari ibu-ibu Dharma Wanita serta masyarakat yang berminat untuk berpartisipasi. Para penonton yang sebagian besar masyarakat setempat kagum dengan suara gending yang dapat memiliki gaung dalam ruang teater tertutup. Ternyata mahasiswa yang menekuni musik gamelan tidak menentu dan sementara ini karena dosen musik gamelan sudah memasuki usia pensiun, maka UCA mengembalikan gamelan tersebut ke KBRI agar tetap terawat.

Selama periode Duta Besar Max Pangemanan (Nopember 2002- Desember 2005) Dharma Wanita Persatuan (terdiri dari Mufti Abdul Latif, Rochati Soejitno, Katrin Jatmiko dan Dewi Daryana) tampil bersama KBRI dibawah koordinasi Bapak Yohannes Jatmiko (Sekretaris II fungsi Pensosbud) berikut Sdr. Daryana serta Sdri. Nurhayati Sukipno (pegawai setempat). Berbagai pengalaman telah dicapai selain tampil di universitas, kelompok ini sempat tampil di beberapa propinsi dan televisi setempat.

Dengan adanya Promosi Terpadu yang dijadwalkan tanggal 27 – 31 Juli 2006 maka para ibu DWP dan KBRI di tantang untuk tampil memperkenalkan Gamelan kepada pengunjung. Sejak bulan April dan seterusnya setiap hari Kamis sore secara teratur diadakan latihan dibawah bimbingan Sra. Ana Maria Locatelli, mantan dosen dari UCA . Para pemain gamelan sekarang terdiri dari Erna Herlina, Sekretaris III fungsi Pensosbud KBRI dan Rudy Henryadi, pegawai setempat bidang Pensosbud, ibu-ibu anggota DWP yaitu Wati F. Yudi, Ida Syaiful, Desih Krisnamurti, Parti, Nindarsari Utomo dan simpatisan KBRI Monica Carlos serta para mahasiswa. Diantara mahasiswa terdapat mahasiswi Indonesia, Adinda Indriaputri, yang sedang cuti karena menengok orangtuanya di Buenos Aires; Amy Alexander, mahasiswi Amerika Serikat yang sedang mempelajari bahasa dan budaya Argentina namun mencintai gamelan Jawa karena didikan orangtuanya di Amerika Serikat, dan Sherlya Diego Yofte, warga negara Indonesia yang menikah dengan seorang insinyur Argentina. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pelestarian gamelan dapat terwujud kalau diantara orang Indonesia dan orang setempat dapat saling menunjang.

Tuesday, February 06, 2007

Batik Merupakan Bahasa yang Universal

Dengan tenang tetapi mantap, Nora Agres menorehkan mata canting di atas kain katun yang disiapkan di hadapan para peminat seni batik di Argentina. Kegiatan membatik di hadapan pengunjung, sudah berkali-kali dilakukan pembatik asal Argentina ini, yang mulai menekuni batik sekitar tiga puluh lima tahun yang lalu, dengan bantuan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Buenos Aires. Diawali dengan belajar seni lukis di Instituto Superior de Arte, Argentina lima tahun sebelumnya, dilanjutkan dengan bantuan karier sebagai dosen dengan cara membandingkan berbagai teknik lukis, sampai dia menemukan seni lukis dari Indonesia.

Baginya, dibanding dengan teknik lukis lainnya, batik mempunyai banyak kelebihan, karena adanya proses "cuci" kain yang telah di lukis dengan lilin akan mentransformasikan warna awal menjadi warna baru. Di samping itu, penggunaan canting untuk menorehkan lilin, menghasilkan bentuk maupun baris yang tak terhingga variasinya. Sejak itu, dalam perjalanan waktu, Nora Agres mempromosikan batik pada khalayak di ibukota Buenos Aires, maupun berbagai propinsi di Argentina. Ia telah meyakinkan para pemerhati batik, bahwa kegiatan tersebut tidak memerlukan ruang khusus, karena di dapur rumah sendiri pun kita dapat mengerjakannya. Yang penting, adalah mencintai seni membatik, kemudian kreativitas akan berkembang dengan sendirinya. Misalnya, ia sendiri lebih mengarahkan seni batiknya pada gaya lukis kontemporer.

Dengan kecintaan pada seni batik, Nora Agres telah melakukan berbagai pameran dan mengajarkan batik seperti di Spanyol, Prancis tahun 1978 dan Uruguay, tahun 1980.
Pada waktu ke Spanyol, ia mengajar di Instituto de Cultura Hispanico, Madrid selama dua minggu, pada bulan januari. Kemudian melanjutkan perjalanan ke Barcelona, Soria dan Kepulauan Canari. Kesan mendalam yang lain adalah dari kunjungan ke Spanyol, karena walaupun ia sebagai guru dari Argentina dan para muridnya dari Spanyol, mereka mempelajari budaya dari negara lain yang bukan milik mereka, tetapi bisa merasa satu, karena seni batik.

Dari pengalaman tersebut Nora berkeyakinan bahwa seni batik merupakan"bahasa universal". Setelah itu juga melanjutkan pameran di Paris dimana dalam kesempatan tersebut ia terus menambah pengetahuan dengan membaca buku-buku mengenai batik, yang di temukan dari perpustakaan setempat. Ia bertambah yakin bahwa batik memang berasal dari Indonesia, bukan dari negara lain.

Tahun 1980, ia mendapat penghargaan " Premio Adquisicion Fondo Nacional de las Artes " dari centro Argentina de Artesano.
Penghargaan tersebut menjadi pendorong baginya, untuk terus menekuni dan mengajarkan seni batik. Oleh sebab itu, ia juga mempunyai sanggar di daerah Belgrano, salah satu pemukiman kelas menengah, yang di buka setiap hari, diikuti oleh anak-anak dan remaja. Dalam hubungan kerja sama dengan KBRI beberapa tahun terakhir, dapat dicatat, ia turut berpartisipasi dalam pagelaran seni budaya pada tahun 2003 selama lima hari di UNICENTER, salah satu pusat perbelanjaan terbesar di Argentina.

Menjelang Promosi Terpadu yang diselenggarakan oleh KBRI Buenos Aires, tgl 28-31 Juli 2006, ia juga di beri tawaran untuk berperanserta memamerkan teknik membatik, bersama seorang pengusaha dan pembatik asal Indonesia, Ny. Rosida Sianturi, dari perusahaan "Penguin Handicraft". Semula, Nora Agrest agak ragu, karena ia akhir-akhir ini merasa kurang banyak menghasilkan. Keragu-raguan tersebut mungkin dilatarbelakangi oleh kurang yakinnya bisa berdampingan dengan pembatik asli Indonesia.

Sebaliknya, Ibu-ibu Dharma Wanita Persatuan meyakinkannya bahwa dengan modal bahasa Spanyol, ia lebih mudah menjelaskan secara mendetil langkah-langkah yang harus dilakukan dalam membuat batik; dan membatik seperti yang ia yakini merupakan ekspresi pribadi masing-masing sehingga akhirnya ia bersedia tampil.

Demo membatik selama satu setengah jam setiap hari ternyata cukup berhasil menarik perhatian Masyarakat Argentina. Pada waktu Nora dan Ny. Sianturi sedang medemonstrasikan cara membatik, banyak pengunjung ingin berada sedekat mungkin, sehingga Nora Agres dan Ny. Sianturi tertutup oleh lingkaran penonton. Mereka merasa lega bahwa demo membatik mendapat respon yang sangat baik. Sebagai pembatik dan pengusaha batik, Ny. Sianturi menyampaikan pendapatnya, bahwa ia sangat terkesan oleh respon dari orang-orang Argentina. Ia tidak menyangka, ketika pengunjung membeli semua cantingnya, sampai-sampai yang sudah di pakai demo juga di beli. Nora Agres dan Ny. Sianturi, yang baru berkenalan, sudah bertekad untuk melanjutkan pengembangan batik di Argentina, tempat dimana seni membatik sudah di kenal dan mempunyai daya tarik tersendiri. Tidak heran apabila batik seolah sebuah bahasa komunikasi, oleh karena itu tidak membatasi suatu bangsa dengan bangsa lain. Semua menyukai dan ingin memilikinya.

(Nindarsari Utomo)

Monday, February 05, 2007

10 Taktik Cara Berkomunikasi Dengan Anak


Berikut 10 cara sederhana yang dapat Anda terapkan untuk memulai obrolan, membuat anak mau mendengar perkataan Anda, dan menceritakan pengalamannya.



1. Jadi pendengar yang baik

Bila anak ingin menceritakan sesuatu hal, hentikan kegiatan yang sedang Anda lakukan saat itu. Jika tidak, anak akan merasa tak dipedulikan dan mengangggap Anda tak punya waktu untuknya. Hindari pula memotong pembicaraannya. Biarkan anak mengungkapkan perasaan marah, ketakutan, kegembiraannya, atau sekadar berkomentar. Di lain waktu, giliran anak yang mendengarkan perkataan Anda dan tidak ada salahnya Anda curhat tentang topik yang sesuai untuk usianya. Menjadi pendengar yang baik serta perhatian yang Anda berikan merupakan pemberian yang terbaik bagi anak-anak.

Berikut ini contoh kata-kata yang memperlihatkan pad anak betapa Anda serius mendengarkan apa yang dikatakan atau diceritakannya:
* Oya, lalu?
* Mama mengerti.
* Wow!
* Wah, hebat sekali!
* Ya, Mama mengerti perasaan kamu.
* Teruskan uneg-uneg kamu, keluarkan apa yang kamu pendam.

2. Dua arah
Bila berbicara pada anak, beri mereka pilihan, bila memungkinkan. Biarkan mereka merasa sedang mengobrol dengan Anda, bukan sedang diatur. Ciptakan komunikasi dua arah, bukan komunikasi satu arah, dan bukan sikap mendikte.

3. Tenang, jujur
Hindari mengucapkan kata-kata yang tidak pantas sebagai ungkapan rasa marah dan frustrasi. Anak akan belajar menjadi pendengar yang baik dan percaya pada apa yang Anda katakan bila Anda berbicara dengan benar, jujur, dan tenang. Rasa percaya dan menghormati datang dari kejujuran dan ketulusan. Bila Anda tidak bersungguh-sungguh, jangan katakan hal yang tidak perlu Anda katakan.

4. Beri dukungan
Bila anak mempercayakan ceritanya pada Anda, mereka harus merasa lega, terinspirasi, merasakan dukungan Anda, dan bersemangat. Jangan buat mereka merasa bersalah atau kecewa. Bila anak datang kepada Anda dan menceritakan masalah yang dihadapinya, dengarkan dengan penuh perhatian dan beri dukungan melalui kata-kata semisal:
* Mama yakin kamu dapat mengatasinya.
* Setiap masalah pasti ada jalan keluarnya, termasuk masalah yang kamu hadapi.
* Pikirkan lagi matang-matang. Kamu harus betul-betul memahaminya.
* Mama ada di sini untuk membantumu.
* Mama pun dulu pernah mengalaminya waktu Mama seusia kamu.

5. Tempatkan diri
Usahakan untuk melepaskan atribut sebagai orangtua saat mendengarkan curhat anak dan cobalah menempatkan diri pada posisi anak. Pikir dan rasakan betapa sulitnya bagi anak untuk mengutarakan masalah yang dihadapinya dan pikirkan matang-matang sebelum memberi reaksi atau komentar.

6. Hindari hujanan pertanyaan
Usahakan agar tidak menguasai pembicaraan. Bila anak curhat dan merasa Anda terlalu cerewet atau kecewa dengan ceritanya, kemungkinan di lain waktu bila dia memiliki masalah, anak kapok menceritakannya ke Anda. Sebagai orangtua, tentu ada saatnya di mana harus membahas permasalahan yang dihadapi anak. Pastikan Anda membahas masalahnya dan tidak kmelenceng dari itu.

7. Tindaklanjuti
Usai ia curhat, tindaklanjuti. Hal ini akan membuat anak yakin, Anda peduli akan kesulitannya, mau membantu, sekaligus memberi kesempatan pada Anda untuk masuk ke dalam dunianya.

8. Luangkan waktu
Orangtua yang sibuk tidak selalu merupakan orangtua yang buruk. Lakukan segala sesuatu secara spontan, seperti pergi menonton bioskop ataupun berolahraga bersama. Tetap luangkan waktu, sedikit apa pun, untuk buah hati tercinta.

9. Minta maaf bila salah
Bila Anda mengatakan atau melakukan sesuatu yang mungkin tidak seharusnya dikatakan/dilakukan, jangan ragu atau malu meminta maaf pada anak. Akui bahwa Anda pun hanya manusia biasa yang bisa melakukan kesalahan.

10. Cintai buah hati
Katakan pada anak (tanpa pernah merasa bosan), betapa Anda mencintainya dan tunjukkan lewat perlakuan yang penuh kasih. Beri ia perhatian, persis seperti saat ia masih bayi yang belum bisa apa-apa. Perlihatkan padanya, bagi Anda tidak ada yang lebih penting selain berada bersamanya.


Sumber Tabloid Nova

Sunday, February 04, 2007

Penyerahan Credential

Foto foto pada saat Penyerahan Credential dan Vin d' Honor
pada tgl 19 Januari 2007












Bapak Dubes dengan wakil Presiden Republik Argentina (kiri).

Peletakan Karangan bunga di Monumen Pahlawan San Martin (kanan).











Bpk Duta besar Memberikan kata sambutan kepada para Undangan (kiri).
Bpk Dubes dan Sdr Martinus berbincang dengan Duta Besar Thailand (kanan).










Ibu ibu DWP bersama Ibu Herawaty S. Manurung (kiri).
Bapak dan Ibu Dubes bersama Home Staf dan Istri (kanan).










Bapak dan Ibu Dubes foto bersama Staff Local(kiri).
Ibu Herawaty bersama Duta Besar Asean (kanan).

Friday, February 02, 2007

Sistim Pendidikan di Argentina

MEDIA KOMUNIKASI BAGI KOMUNITAS INDONESIA

Sarana positif untuk berkomunikasi ialah dalam pertemuan anggota setiap bulan oleh DWP yang melibatkan semua masyarakat Indonesia, perayaan hari nasional oleh KBRI, maupun undangan individu diantara masyarakat Indonesia. Disamping itu DWP mempunyai pusat informasi yang dapat di buka dalam dunia maya dengan alamat: http://dwpbuenosaires.blogspot.com

Organisasi DWP KBRI Buenos Aires pada saat ini diketuai oleh Ibu Herawaty S. Manurung, dengan susunan kepengurusan: Sekretaris ialah Ny. Wati F Yudi, Bendahara ialah Ny. Wati F. Yudi, Ketua Bidang Sosial Budaya ialah Ny. Renda Tomodok dan Ketua Bidang Pendidikan merangkap Ketua Bidang EKonomi ialah Ny. Ida Murni Syaiful.

Untuk mencari informasi yang berkaitan dengan lapor diri, perpanjangan paspor, dan pengurusan kekonsuleran di KBRI dengan alamat:

Embajada de Indonesia,

Calle Mariscal Ramon Castilla 2901,

1425 Capital Federal, Buenos Aires, ARGENTINA

Telefono (00-54-11) 4807 2211 / 4807 2956

Facsímile (00-54-11) 4802 4448

PENDIDIKAN

Sistim pendidikan

Di Indonesia pendidikan dasar sepanjang 12 tahun, terbagi atas S.D. 6 tahun, SLTP 3 tahun dan SLTA 3 tahun. Sehingga seorang murid akan mendapatkan 3 Ijazah dari S.D., SLTP dan SLTA sebelum melanjutkan ke tingkat yang lebih tinggi.

Sistim pendidikan di Argentina agak berbeda dengan Indonesia yaitu menganut klasifikasi pendidikan dasar (primaria) dari kelas 1 sampai kelas 7 dan dilanjutkan dengan pendidikan lanjutan (secundaria/high school) selama 5 tahun. Seluruh pendidikan dasar adalah 12 tahun, dengan dua kali mendapatkan sertifikat/Tanda Lulus yaitu pada tingkat Primaria dan Secundaria. Setelah pendidikan dasar tersebut adalah pendidikan tingkat universitas.

Bagi murid Indonesia yang pada tingkatan tertentu tidak mendapatkan tanda lulus misalnya setara SLTP dari sekolahnya disini, dapat mengurusnya sekembali di Indonesia pada instansi terkait dengan menujukkan Rapor dari kelas yang sejajar ketika di Argentina. Janganlupa bahwa semua sertifikat tanda lulus harus di beri legalisasi di KBRI dan selanjutnya Deplu Yakarta sehingga instansi terkait di Indonesia tidak mempertanyakan lagi.

Perbedaan Tahun Ajaran Sekolah dan tantangannya.

Berbeda dengan Indonesia, yang mana tahun ajaran sekolah berjalan dari bulan Agustus sampai dengan bulan Juni, tahun ajaran di Argentina berjalan dari bulan Maret sampai dengan bulan Nopember, dengan liburan musim panas selama tiga bulan yaitu bulan Desember sampai dengan bulan Februari, liburan musim dingin dua minggu, yang biasanya pada pertengahan bulan Juli, dan liburan musim semi selama satu minggu di bulan September, tergantung sekolah masing-masing. Praktis masa belajar hanya berlangsung selama delapan bulan. Adanya perbedaan dimulainya tahun ajaran baru selama 6 bulan dan pendeknya jangka waktu belajar akan dapat berakibat pada situasi yang tanggung dan menyulitkan yang dihadapi anak sekolah dari Indonesia, sbb.:

Kemungkinan pertama, anak ingin berada di kelas yang selanjutnya dari kelas yang sudah diraih di indonesia:

Anak kita datang di Argentina bulan Juli (karena menunggu ujian akhir atau ujian kenaikan kelas di Indonesia bulan Juni). Tiba di Argentina, sekolah sedang menjalani pertengahan cawu 2 atau sudah memasuki libur musim dingin. Ketika sekolah mulai masuk di awal Agustus murid-murid lokal tinggal melanjutkan materi pelajaran (misal: tingkat SLTA lima belas mata pelajaran) untuk kemudian menghadapi ujian akhir yang berupa ulangan harian. Paling sedikit dalam setiap cawu diadakan 2 ulangan harian yang jadwalnya ditentukan oleh masing-masing guru, tugas dan nilai partisipasi di kelas. Apabila nilai total dari ketiga aspek di bawah angka enam, maka murid diharuskan untuk memperbaiki nilai yang gagal setelah tahun ajaran selesai.

Disamping materi yang sudah berjalan, masalah lain adalah bahasa pengantar di kelas. Walaupun sekolah bilingual memakai bahasa Spanyol di pagi hari dan Inggris di siang hari, materi yang diberikan di pagi hari tidak dapat dimengertinya sama sekali. Materi yang diberi di pagi hari merupakan materi-materi dasar seperti Bahasa Spanyol, Matemátika, Sejarah, Biologi, dll.; sedangkan materi di siang hari ditujukan untuk praktek berbahasa Inggris seperti grammar, writing, diction, dll. Setelah sekolah selesai pada sore hari, maka anak kita harus mengejar materi-materi dasar yang dia tidak mengerti di pagi hari dan disamping itu dia juga harus mencicil belajar berbahasa Spanyol.

Ada anak yang bisa mengejar ketinggalan mereka, namun kita bisa membayangkan betapa banyaknya kerja keras yang mereka dedikasikan dalam waktu yang tinggal separuh tahun ajaran. Belum lagi faktor penyesuaian diri dan pergaulan baru yang menyangkut perbedaan kebudayaan / ‘cultural clash’, karena murid-murid bersifat individualis, sebagaimana pembawaan masyarakat.

Kemungkinan kedua, anak lebih memilih untuk mengikuti kembali kelas yang telah dia raih di Indonesia:

Dalam keadaan seperti ini, anak kita tidak akan mengalami kesulitan sebesar yang dialami anak yang memilih ikut kelas yang lebih tinggi. Kelebihannya adalah anak kita akan dapat lebih berkonsentrasi belajar bahasa Spanyol. Namun ia akan ketinggalan dari teman-teman seangkatannya di Indonesia. Tidak semua anak bersedia mengambil pilihan ini, karena dengan begitu ia kehilangan makna kenaikan kelas yang diraihnya di Indonesia dan di kala anak harus kembali ke Indonesia dia akan harus mengejar ketinggalannya dengan teman-teman satu angkatannya dulu. Perlu kita ingat bahwa semakin tinggi tingkat sekolah semakin bertambah muatan pelajaran yang harus dikuasai, dalam kata lain semakin susah untuk mengejar ketinggalan.

Catatan:

Sebelum menghadapi keberangkatan ke Argentina maka anak - anak kita harus diberi persiapan mental untuk menjalani pilihan pendidikannya dengan penuh kesadaran akan risiko masing-masing. Pilihan pertama atau pilihan kedua. Kita sebagai orangtua harus banyak memberikan perhatian dan dukungan dana untuk membantu keberhasilan mereka. Sangat disarankan sejak di Indonesia mulai mencicil belajar bahasa Spanyol, walaupun hanya beberapa bulan. Apabila tidak mendapatkan tempat kursus bahasa Spanyol, masih mungkin mencari keluarga yang pernah ditempatkan di negara berbahasa Spanyol, kiranya ada yang berkenan meluangkan waktu memberi pelajaran.

Para diplomat negara lain cenderung memasukkan anak-anaknya ke sekolah Lincoln, The American International School of Buenos Aires yang mengikuti sistim pendidikan Amerika Serikat dan memakai bahasa Inggris. Namun biaya sekolah disini amat sangat mahal, sehingga bagi mereka yang kurang mampu, terpaksa memilih ke sekolah bilingual swasta setempat dan belajar bahasa Spanyol dengan cepat walaupun mulai dari nol.



Jenis sekolah

Dari kepemilikan dan pengaturannya, sekolah terdiri dari Sekolah Publik/Escuela Publica (negeri) dan Sekolah Swasta. Sekolah Publik tidak memungut bayaran. Dalam satu hari pada satu gedung sekolah Publik/negeri diadakan dua kali sekolah Publik, yaitu sekolah pagi (sejak pagi sampai siang hari) atau sekolah siang (sejak siang sampai sore hari). Pelayanan pendidikan melalui sekolah Publik di Argentina pada umumnya mengikuti kurikulum standar pemerintah (tidak begitu diperhatikan pelajaran bahasa Inggris). Namun di beberapa tempat ada jug yang menerapkan kurikulum lebih.

Sekolah swasta banyak tersebar di Buenos Aires dan terbagi atas sekolah swasta, escuela privada bilingual berarti dua bahasa (dengan bahasa Spanyol pada pagi hari dan bahasa Inggris pada siang hari) dan sekolah swasta bukan bilingual berarti hanya memakai bahasa Spanyol. Sekolah swasta lokal dan asing memiliki jam belajar dari pagi hingga sore hari (doble turno) karena mempunyai berbagai kurikulum tambahan. Di beberapa sekolah pelajaran bahasa asing ditambah lagi dengan bahasa Perancis atau Itali atau Jerman. Disamping itu untuk tingkat Secundaria, mulai diberikan bahasa Inggris yang dikhususkan untuk persiapan masuk universitas. Pada beberapa sekolah swasta lokal disamping mengikuti ujian akhir mengikuti sistim Argentina, ada yang menawarkan untuk murid dapat mengikuti juga ujian Bachilerato Internasional (dengan bahasa pengantar Spanyol) yang mensejajarkan mutu pelajaran dengan standar Eropa, dan untuk sertifikat kemampuan bahasa Inggris mensejajarkan dengan standar dari Universitas Cambridge.

Pendaftaran sekolah

Tingkat Kindergarten dan Elementary School

Pendaftaran sekolah bagi keluarga diplomat bisa dilakukan setiap saat, tergantung kesempatan yang masih ada di sekolah yang dituju. Persyaratannya pada umumnya adalah:

Mengisi formulir pendaftaran. Disertai Kartu Identitas/Paspor ybs., surat keterangan dokter dan vaksinasi (dapat dilakukan di rumah sakit setempat ). Memberikan beberapa buah foto ukuran 4 x 4 cm. Memberikan keterangan rapor dari sekolah terdahulu yang telah mendapat legalisasi dari Dep. Kehakiman, Deplu dan Kedubes Argentina di Jakarta dalam bentuk yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Spanyol. Kedubes Argentina di Jakarta akan menunjuk penerjemah yang diakui oleh mereka.

Tingkat High School

Mempunyai persyaratan yang sama dengan prosedur untuk masuk sekolah dasar, ditambah dengan ujian saringan untuk beberapa sekolah negeri dan seluruh sekolah swasta. Untuk masuk sekolah negeri diharuskan mencari sekolah yang satu wilayah, dan apabila sudah penuh akan harus minta petunjuk kepada kantor wilayah Departemen Pendidikan di Capital Federal, yang akan mencarikan sekolah mana yang masih ada tempat.

Tingkat Universitas

Untuk Universitas negeri terdapat Universidad de Buenos Aires (UBA) yang masuk 10 terbaik di benua Amerika. Sedangkan Universitas swasta yang tergolong baik adalah: Universidad Catolica de Argentina (UCA), Universidad Argentina de la Empresa (UADE), Universidad de Belgrano (UB) Universidad El Salvador, Univeristy Kennedy (tergolong baru), Universidad Palermo. Khusus untuk bidang teknik industri terdapat Universidad Tecnica Nacional (UTN) dan Intstitut de Tecnica Buenos Aires (ITBA), dimana lulusan mereka banyak dicari di tingkat kawasan Amerika Latin. Semua universitas dengan bahasa pengantar bahasa Spanyol.

Ujian masuk :

Ada dua tahap, pertama mulai awal bulan Nopember dan kedua awal bulan Maret. Sebelum itu, dapat mengikuti kursus untuk memahami materi ujian masuk yang bervariasi jangka waktunya tergantung kebutuhan calon mahasiswa.

Biaya sekolah resmi.

Taman kanak-kanak : usia 2 – 5 tahun $ 283 dolar A.S. / bulan, untuk kelas pagi saja atau kelas siang saja. Dan dua kali lipat untuk kelas pagi sampai sore. Untuk satu tahun membayar 11 (sebelas) kali uang bulanan, terdiri atas uang sekolah 10 bulan dan uang pendaftaran kembali /uang bangku satu bulan uang sekolah, seluruhnya $ 1035,00 dólar A.S.

Primaria: di sekolah swasta berbahasa Spanyol $ 5.100, 00 dólar A.S. per tahun, sedangkan di sekolah swasta bilingual (bahasa Spanyol dan Inggris) $ 6350,00 dólar A.S. per tahun.

Secundaria: di sekolah swasta bilingual $ 8.200,00 dólar A.S. per tahun.

Universitas: di universitas swasta setempat $ 10.000 dólar A.S: per tahun.

Catatan:

Komponen biaya di Sekolah-sekolah tersebut di atas, hanya sebagian kecil contoh mengingat banyak sekali sekolah swasta. Namun pada umumnya biaya di sekolah swasta setempat jauh lebih ekonomis daripada sekolah Lincoln, the American Internacional School of Buenos Aires.

Biaya kursus tambahan pelajaran dan kursus bahasa Spanyol.

Untuk kursus materi tambahan pelajaran bahasa Spanyol dan materi pelajaran sekolah privat, per kali belajar dua jam $ 15.00 – $ 30.00 dólar A.S: per orang.

Walaupun untuk kursus prinsipnya tergantung permintaan atau keinginan, namun berdasarkan pengalaman, untuk anak didik yang masuk ke sekolah di Argentina, apalagi untuk permulaan, setidaknya kursus privat sangat di butuhkan (pengalaman menunjukkan seminggu 5 kali kursus/tiap hari, kecuali Sabtu dan Minggu).

Dengan demikian satu tahun pertama praktis biaya untuk kursus mencapai dua puluh kali per bulan, atau mencapai $ 600,00 (enam ratus ) dólar A.S. Untuk satu tahun dengan waktu belajar sepuluh bulan, maka biaya yang keluar sebesar sepuluh kali satu bulan $ 600.00 dólar A.S. menjadi sebesar $ 6000,00 (enam ribu) dólar A.S. per anak.

Untuk pelajar atau pribadi yang dapat pergi untuk kursus di tempat kursus, misalnya di Universidad de Buenos Aires (UBA) maka biayanya lebih ekonomis, $ 250.00 dólar A.S. / 64 jam pelajaran, karena belajar bersama dalam satu kelas yang terdiri dari rata-rata 15 orang murid. Sayangnya kelas di tempat seperti ini membuka kelas di pagi dan siang hari sehingga sehingga anak-anak yang masih sekolah di sekolah tingkat primaria dan secundaria harus mencari guru privat untuk belajar di rumah, setelah jam sekolah selesai.

Pendidikan luar sekolah (kursus)

Terdapat berbagai macam kursus di berbagai bidang kegiatan. Mengenai kursus bahasa Spanyol adalah sbb.:

UBA – mengeluarkan sertifikat resmi yang diakui di seluruh dunia (semacam TOEFL untuk bahasa Inggris) untuk tingkat intermediate dan advance. Namun untuk dapat mengikuti ujian tingkat intermediate saja, penguasaan bahasa Spanyol minimal setara dengan lulusan tingkat kelas ke 8 (dari sembilan tingkat yang ada), dari Kursus di Facultad de Filosofia y Letras UBA.

Disamping itu berbagai tempat kursus bahasa Spanyol tersebar di seluruh Buenos Aires, diantaranya terdapat di : Facultad de Ingenieria UBA, Universidad de Catolica (UCA), Lenguas Vivas, Berlitz yang masing-masing mengeluarkan sertifkat per tingkat sebagai tanda lulus.

Untuk keluarga masyarakat Indonesia ada beberapa orang guru yang sudah pernah dipakai oleh anak – anak keluarga besar KBRI dan dapat dihubungi kembali bila diperlukan.

Kursus bahasa asing lainnya yang tersedia di berbagai pusat bahasa antara lain adalah Inggris, Perancis, Jerman, Italia, Jepang, China.

Kursus ketrampilan bervariasi: Kerajinan tangan (a.l. melukis, merajut); kesenian tari (tarian daerah, tarian klasik, tango, folklore); musik klasik (a.l.: piano, gitar, drum, harpa, terompet), musik modern (a.l. organ, tari kontemporer), olahraga (a.l. berkuda, sepakbola, hokey, tennis, berenang, macam-macam beladiri, gymnasium, ski di musim dingin dan daaerah salju, dan bahkan Yoga).